16. Zaynie's Plan

53 10 4
                                    

Chapter 16

----------

Sania's POV

Ber-duet bersama Zayn Malik. Hmm, moment itu selalu terpampang jelas di benakku. Itu adalah one of my best moment. Aku berharap lagu yang aku nyanyikan bersama Zayn itu akan jadi kenyataan. Semoga.

Dan oh ya, hari ini aku berencana untuk pergi ke apartemen Amora. Dia bilang, dia ingin menceritakan sesuatu.

*****

'Tiiinggg'

Aku sudah berada di depan pintu apartemen Amora dan aku sudah memencet belnya. Ku dengar teriakan Amora di dalam sana "Iya, tunggu sebentar!"

Tak lama, ia pun membukakan pintunya. Akupun segera dipersilahkan masuk, kemudian aku duduk di sofanya.

"So, what happened to you Mrs. Styles?" Tanyaku ketika dia sudah duduk di sampingku.

"Umm, sebaiknya aku ambil dulu minuman dan beberapa cemilan. Tunggu, ya!" Ujarnya seraya melenggang pergi menuju dapur.

*****

"Nah, ini dia." Ucapnya sembari meletakkan minuman kaleng bersoda dan beberapa cemilan di meja.

"OK, thanks! Dan sekarang, ceritakanlah apa yang terjadi padamu?" Tanyaku lagi.

"Umm, jadi begini-" Ucapannya tertahan, sepertinya dia ragu.

"Ada apa? Kau ceritakan saja padaku, Amora. Ingat, aku ini sahabatmu. Jika bisa, aku pasti membantumu." Ucapku meyakinkannya.

"Umm, ya jadi begini, San. Kau tahu kan Troy sudah seminggu ini tidak masuk kampus? Dan bukan hanya itu, San. Dia juga sama sekali tidak memberiku kabar. Sungguh aku khawatir padanya, tapi aku juga kesal. Maksudku, seharusnya dia tidak begini, menghilang tanpa kabar sedikitpun. Bahkan, Stephen saja tidak memberitahuku tentangnya." Jelas Amora. Hmm, tersirat kekecewaan dari sorot matanya.

"Iya, aku juga aneh sih dengan Troy. Dan oh yaampun, benarkah dia sama sekali tidak memberimu kabar? Ah, dia keterlaluan! Ini tidak bisa dibiarkan! Amora, kau harus bertindak!" Ucapku sembari menatap Amora yang kini terlihat gelisah.

"I-iya, San. Aku juga ingin bertindak, tapi aku harus apa, San? Harus apa?" Tanya Amora. Kini suaranya mulai terdengar parau.

"Menurutku kau harus segera mengambil keputusan yang benar. Putuskan hubunganmu dengannya!" Ucapku tegas.

Amora membelalakkan matanya. Dia terlihat terkejut dengan perintahku itu. Dia terdiam sejenak, mungkin dia sedang terbenam dalam pikirannya atau bahkan lamunannya.

"Amora?" Panggilku menyadarkannya.

"Umm, ya ta-tapi San, tidak semudah itu. A-aku masih mencintai Troy." Ucap Amora sembari menundukkan kepalanya.

"Tapi Amora, apa kau sangggup tidak diberi kepastian oleh Troy seperti ini?" Tanyaku sembari menepuk pundak sebelah kiri Amora.

Amora mendongakkan kepalanya, "aku akan bertahan hingga aku mengetahui sebuah alasan." Ucapnya sembari tersenyum kecut.

"Baiklah, jika itu pilihanmu. Semoga kau tidak salah dengan pilihanmu itu." Ucapku pasrah.

PERFECT TIMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang