Twenty fifth.

1.5K 105 20
                                    

Claire melihat sosok pria yang di kenalnya sedang bersama dengan wanita yang sepertinya ia kenal. Ia menyuruh supirnya segera menuju ke tempat cowok dan cewek itu berada. Saat ia sampai di cafe, ia melihat Stanley sedang memeluk Kathlyn dan sesekali mengusap puncak kepala Kathlyn.

Air mata Claire sudah tidak bisa terbendung sejak ia melihat Stanley bersama cewek lain. Stanley lagi-lagi menghancurkan kepercayaan nya yang ia sudah berikan kepada Stanley. Lagi-lagi ia di kecewakan oleh Stanley, menyia-nyiakan Kendric yang sudah sangat baik padanya.

Claire sekarang memberanikan diri untuk mendatangi meja Stanley dan Kathlyn.

"Gue udah tau Stan, lo udah gue kasih kesempatan kedua. Lo nyia-nyiain ini semua. Gue benci sama lo." Kata Claire sambil berusaha mengatur emosi nya.

"Claire dengerin gue dulu." Ucapnya terhenti saat Claire langsung lari meninggalkan Stanley dan segera masuk ke mobil nya.

Claire sudah malas untuk pergi ke dokter. Ia butuh tempat untuk bersandar sekarang. Ia terus berusaha mengontrol emosinya agar tidak memikirkan masalah nya dengan Stanley. Mobilnya melaju ke arah rumah Ray.

"Ray." Panggil Claire sambil menangis tersedu-sedu.

Ray tidak membalas panggilan Claire yang di tujukan untuk dirinya. Ray segera menarik Claire ke dalam dekapan nya. Ray tau kalau Claire seorang anak yang kuat, ia tidak akan menangis apabila ia tidak dilanda masalah yang berat.

Claire hanya diam menerima perlakuan Ray. Ia menangis untuk meluapkan semua emosi nya yang sudah ia tahan sejak tadi. Claire anak yang mudah tenang apabila terkena masalah, buktinya tidak butuh waktu lama untuk Claire bisa cukup tenang sekarang.

"Sekarang lo cerita sama gue kenapa lo nangis kayak gini." Ujar mantan kekasih Claire.

"Gue liat tadi Stanley sama Kathlyn lagi pelukan."

"Sabar Claire." Hanya dua kata yang di ucapkan Ray, tetapi bisa membuat pemikiran Claire tentang Ray berubah.

Ray tau kalau ia harus bersikap tenang di hadapan Claire. Ray sebenarnya sudah menahan emosi sejak melihat Claire menangis di hadapannya dan sekarang cewek itu bercerita tentang cowok yang paling di benci nya.

Ray mengantar Claire sampai tiba di rumah nya.

"Jangan nangis lagi anak kecil." Ucap Ray sambil memasang muka imut dan mengacak rambut Claire.

"Iya bawel."

---

Di sisi lain, ayah Kendric yang juga dokter Claire sekarang sedang mencemaskan kondisi Claire. Ia tahu betul bahwa Claire sosok anak yang lemah, tanpa transfusi darah ia akan sering pingsan. Ayah Kendric mencoba menelepon anaknya dan memberitahu kondisi Claire sekarang.

"Stan, lo cepetan datang ke rumah sakit bokap gue. Donorin darah lo buat Claire, hari ini sebenarnya jadwal Claire untuk transfusi darah tapi Claire belum datang." Ucap Kendric yang sedang panik.

Stanley segera menuju rumah sakit dan mendonorkan darahnya untuk Claire. Setelah itu Stanley menjelaskan kejadian yang menimpa Claire tadi pagi. Kendric segera menuju ke rumah Claire dan tidak ada satu orang pun yang membuka kan pintu untuknya lalu ia mendobrak pintu itu.

Haloo Readersss 🙌
Vote n comment yaa buat chapter inii ❤

Kira-kira Claire kenapaa yaa~

14 Juli 2017

We Are Twins [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang