enam belas

96 29 16
                                    

"Makan sama gue yuk? G-gue mau ajak lo ke tempat langganan mie ayam gue. Enak banget, deh. Lo pasti doyan,"  .... 

--------------------

AIDAN masih sibuk membereskan semua perlengkapan booth fotografi. Festival Budaya memang sudah selesai, tapi semua booth masih akan ada sampai besok, Festival Olahraga. Menurut Aidan, booth mereka sudah lumayan sukses.

Dari kejauhan, ia melihat Rahiel. Cewek itu menenteng kardus (lagi) namun terlihat lebih besar dari sebelumnya. Sepertinya kardus tersebut berisi alat-alat panggung yang ringan. Berhubung Aidan tidak mendapat bagian untuk mengerjainya, cowok itu berniat menyapa Rahiel yang pasti akan lewat ke arahnya.

"Butuh bantuan?" Aidan menyapa Rahiel ragu. Hari ini cewek itu sibuk sekali, sih.

Dibalas dengan cengiran manis khas Rahiel. "Ah, nggak usah. Gak berat-berat amat, 'kok. Tapi ... makasih," Ia mengganti posisinya. "Eh iya, lo gak pulang? Atau mau bareng sama temen?"

"Enggak, Yell. Gue bawa mobil. Sebentar lagi pulang, kok. ini masih beres-beres aja," Aidan membenarkan posisi kacamata miliknya.

"Gue duluan ya?" Rahiel pamit. Mungkin dia keberatan dengan barang bawaannya.

Aidan mengangguk. Sebenarnya, ada rasa kecewa karena ia pikir Rahiel tidak sesibuk ini, jadi mereka bisa keliling bersama. 

Rahiel sibuk sana-sini. Urusan ini-itu. Pekerjaan satu dan yang lainnya. Hal itulah yang Aidan sukai darinya. Pekerja keras.

Sayangnya, belum ada lima langkah cewek itu berjalan, Rahiel tiba-tiba ambruk, jatuh kebawah. Aidan langsung berlari menghampirinya. Ia tidak mau kepala cewek itu membentur aspal.

Gotcha, Aidan membatin, lalu menghela nafas lega. Untungnya, Aidan bisa menangkap Rahiel. Rahiel jatuh pas sekali di tangkapan cowok itu.

Rahiel pingsan, Cowok itu menarik nafasnya lalu menatap wajah Rahiel. Pipi Rahiel merah, seperti orang demam. Cewek itu masih tampak manis walaupun keringatan. Aidan tersenyum samar. 

"Uh, lo capek banget ya?" Ia tersenyum muram. Kasihan melihat Rahiel yang seperti ini. Aidan menaruh bawaam Rahiel ke meja booth miliknya. Lalu menggendong cewek itu sampai UKS.


---


MC : Rahiel's Bday Party.

Aidan : Halo?
Anya : Kenapa, Dan?
Aidan : Kalian udah pulang ya?
Aidan : Rahiel pingsan. Kayaknya dia kecapekkan. 
Tasya : Anjir.
Tasya : Seriusan? Terus dia gimana?
Fina : Ada apaan nih?
Caca : Ada apaan nih? (2)
Aidan : Beneran. Dia belum sadar. Guru-guru sama anak-anak yang lain udah pada pulang
Caca : Kalau gitu ...
Caca : Aidan, jangan pulang dulu. Misalnya dia masih belum bangun anterin ke rumahnya aja. Udah mau jam delapan, ini. OSIS udah selesai rapat, kan?
Aidan : Enggak kok. Iya gua pasti anterin dia pulang.
Fina : Makasih ya, Dan.
Aidan : Ya, sama-sama.


---


"Dimana nih?" Rahiel berucap lirih. Dirinya masih pusing.

Ini bukan dirumahnya, dikamarnya, ataupun di sekolahannya. Padahal, seingat Rahiel, ia jadi panitia di acara Festival Budaya dan Olahraga. Sadar dirinya sedang berada di mobil seseorang, cewek itu langsung bangkit dari posisi tidurnya.

[RGS 1] To, Aidan.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang