lima belas

97 24 8
                                    

  "Lo berdua sayang Iyell, 'kan?" 

--------------------------------------- 

"SUMPAH ya, Fin. Rencana kita ini bener-bener kayak bocah. Lo yakin bakalan berhasil?" tanya Caca ragu. Fina tertawa. 

"Semoga, Ca. Emang sih, hari h nya besok, tapi, kita jalanin dari hari ini. Supaya gak ketauan-ketauan amat."

"Ya lo tau 'kan, Iyell itu gimana orangnya," ceplos Lisa. Anya dan Tasya mengangguk-angguk. 

"Udah deh! Sekarang usaha aja dulu. Pokoknya, kalian gak boleh care sama Rahiel sampe besok! Awas aja lo semua!" ucap Fina serius. Ke-empatnya mengangguk setuju. "Semangat!"


---


"Pagi, Rahiel."

"Pagi juga."

Setibanya Rahiel di sekolah, beberapa murid langsung menyapanya dan Rahiel sendiri juga langsung membalas sapaan tersebut. Rahiel akan baik jika mendapat perilaku yang baik, hormat jika dirinya di hormati. 

Rasanya, itu kemauan semua manusia.

Cewek itu mengecek hp nya. Grup yang ia buat bersama kelima sahabatnya sepi. Hanya ada beberapa broadcast dan pesan singkat yang sebenarnya sangat malas ia hapus atau mungkin balas.

JJK 
Iyell : Hai, kalian udah pada sampe?

Setelah memastikan pesan tersebut terkirim, Rahiel mengunci layar hp-nya dan bergegas pergi ke kelas untuk menyiapkan semua kebutuhan festival hari ini. 

Dirinya harus berhasil.


---


"Gimana booth? Lancar gak?" Rahiel mengelap keringat yang mengalir di dahinya. Hari ini cuacanya sangat cerah, walaupun tidak terlalu panas, Rahiel kegerahan. Mungkin karena cewek itu sangat sibuk daritadi.

"Udah lumayan rame lah, Yell. Mungkin tadi itu karena masih terlalu pagi? Jadi masih sepi."

"Oke, Gua ke yang lain dulu ya, Semangat pokoknya!"

Ini adalah hari pertama Festival Budaya dan Olahraga di SMA Pancasila. Berarti, hari ini sampai besok adalah hari sibuknya Rahiel. Cewek itu bahkan belum makan dari pagi hari ini. Padahal ini sudah mendekati jam 1. 

Rahiel bertugas mengecek kelancaran acara. Dan membantu beberapa tugas lainnya. Dirinya memiliki dua jabatan, Ketua OSIS dan sekertaris panitia. Cewek itu berlari ke arah booth milik anak kelas 11.

"Halo, pengawas masih berkeliaran nih, penjaga booth minimal 3 orang ya, coba kamu cari teman yang bisa stay sama kamu di booth ini. Hubungi via telepon aja ya. Kalau pengawas lihat bisa kena tegur," Rahiel berucap. Anak kelas 11 itu mengangguk dan segera menuruti perintah Rahiel. 

Cewek itu beranjak dari sana. Masih banyak tugasnya yang lain. Mengecek dan mendata alat bantu di panggung, mendata guest star untuk laporan, mendata tamu, dan lain-lain. 

Inilah kesempatan terakhir bagi dirinya. 


---


"Makan dulu sana, Rah. Sumpah kalo lo pingsan tiba-tiba acaranya bisa berabe," ucap Felicia pelan. Ia menyerahkan semangkuk bubur ayam lengkap dengan topping-nya. "Nih."

[RGS 1] To, Aidan.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang