"Ya .. mau gak mau, lo nginep," ...
-----------------
BERITA putusnya Rahiel dengan Dimas sudah bukan rahasia lagi. Satu angkatan tahu. Ralat, tiga angkatan sudah tahu.
Rahiel mematung di bangku kantin. Namun, indera pendengaran gadis itu bekerja. Tajam. Gadis itu sedang mendengarkan, tepatnya menguping pembicaraan anak kelas sebelas di bangku sebelah.
"Kok bisa, sih? Kira-kira siapa yang mutusin ya?"
"Kayaknya, Dimas deh. Mungkin dia gatahan sama Ketua osis kita? Dia kan galak banget?"
"Tapi denger denger mereka udah jalan setahun—"
Mata Rahiel membesar.
"Dua tahun tepatnya." sahut Rahiel. Ketiga anak kelas sebelas itu membisu. Dua detik kemudian, ketiganya langsung pergi dari kantin. Rahiel menarik nafasnya.
"Sabar Yel," sahut Anya. Wajahnya tampak cemas melihat Rahiel.
"Gue gapapa. Sans aja kali, Nya," Rahiel menoleh. Lalu memperlihatkan senyuman mirisnya pada Anya.
"Eh gila, mata lo bengkak? Seriously? Rahiel bisa galau gara-gara seorang cowok?" ledek Lisa. Keempat temannya sontak melotot. "Lisa," seru keempatnya dingin.
"Iya-iya sorry."
"Yaudah, Yel, ke kelas aja yuk?" ajak Fina. Rahiel mengangguk.
"Yaudah guys, gue duluan ya! bye," Fina melambai. Tidak ada balasan dari keempat temannya itu.
---
"Waktu membaca selsai. Sekarang, bapak mau bertanya sama kalian."
Rahiel mendesah kesal. Lagi-lagi, lagi-lagi. Pandangan mata Cewek itu tertuju pada pohon jambu di sekolahnya. Pohon jambu tersebut tengah berbuah. Rahiel membayangkan betapa segarnya jambu tersebut. Jambu yang diambil langsung dari pohonnya.
"Rahiel Nathania, coba jelaskan pengertian notasi matriks!"
Rahiel masih dalam lamunannya.
"Rahiel?"
"Woi, Iyell, lo dipanggilin Pak Imam! Itu ditanya pengertian notasi matriks!" Fina berbisik. Rahiel terkejut. Gadis itu melihat pak Imam. Di dapatinya, pak Imam sedang melihat kearahnya.
"Maaf pak," Rahiel menunduk. Dua detik kemudian, kembali seperti biasa. "Notasi matriks adalah bilangan-bilangan yang diatur di dalam baris dan kolom persegi. Biasanya bilangan-bilangan ini dibatasi kurva atau kurung siku,"
"Betul sekali, Rahiel. Tolong jangan melamun selagi pelajaran. Kamu itu, 'kan ketua OSIS, berilah teman-teman kamu ini contoh yang baik," Ucap pak Imam. Rahiel mengangguk
"Biasa pak, anak muda. Rahiel lagi galau pak, abis diputusin sama Dimas," celetuk Fadhel iseng. Seisi kelas mendadak tertawa.
"Dimas? Dimas anak kelas dua belas tiga IPS? Kapten futsal?" Pak Imam mengelus kumisnya. Seisi kelas tertawa sambil menyahut, "Iya pak!"
"Aduh, kalian ini ada-ada aja. Yasudah jangan ribut. Kita balik lagi ke materi kita, jadi notasi matriks ini--"
Pak Imam melanjutkan penjelasannya tentang notasi matriks. Sementara Rahiel menggeram. Matanya menatap kearah Fadhel tajam. Fadhel hanya menahan tawa saat melihat Rahiel kesal karena ulahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[RGS 1] To, Aidan.
Novela Juvenil[JUDUL SEBELUMNYA ; NERD] Ini kisah tentang Rahiel. Rahiel dilanda dilema. Antara menerima kenyataan, atau mempertahankan harapan? Belum sempat dia memilih, muncul Aidan. Rahiel makin bingung. Ini juga kisah tentang Aidan. Aidan menyimpan semua mem...