"Gue gak mau lihat Rahiel kenapa-kenapa karena ulah lo lagi! Kalau sampai lo berani macem-macem sama dia lagi, gue gak akan segan buat laporin lo ke polisi. Lo akan bertanggung jawab sama perbuatan lo, dan gue gak main-main!"
----------------------------------------
Semenjak kejadian di Festival Budaya dan Olahraga, hubungan Rahiel dan Rivzy memang sudah berubah; bukan gosip atau hubungan gelap belaka. Mereka mempublikasikan pertemanannya.
Ada beberapa alasan kenapa dahulu mereka merahasiakannya. Tapi pasti alasan itu tidak akan masuk akal; Dimas, dan para fans Rivzy sendiri.
Dan semenjak kejadian di Festival Budaya dan Olahraga juga, hubungan Aidan dan Rahiel jadi agak canggung. Aidan masih baik, cuma gelagatnya aneh menurut Rahiel. Dan pandangan gadis itu sendiri berubah ketika Aidan dipeluk atau memeluk--tidak tahu yang benar yang mana-- Nabila.
Rahiel tidak mengira Aidan suka padanya, tapi semua orang termasuk sahabat-sahabatnya yang lain berbicara demikian, sependapat, kompak.
"Ngelamun apa sih, Yell! Jorok ya?" ledek Anya. "Kenapa?"
Rahiel otomatis menggeleng. "Gak apa-apa," balasnya sambil tersenyum, walaupun setengah hati. "Gue balik ke kelas dulu ya?"
Ke-lima temannya mengangguk. Tidak bertanya lebih jauh ataupun lebih mendetail. Jadi Rahiel langsung kembali ke kelasnya.
Disana, di kelasnya, ada Aidan. duduk di bangku miliknya. Aidan sedang belajar. Rahiel memang tak berniat menganggu, jadi Rahiel masuk saja ke kelas dengan santainya.. Tapi nyatanya konsentrasi Aidan langsung buyar, pikiran Aidan kemana-mana dan ia paham betul Rahiel marah.
Aidan tahu kok, kemarin Rahiel tidak masuk karena bolos berdua dengan Rivzy, cuma tidak tahu apa alasan jelasnya.
Aidan menoleh begitu mendengar hand phone-nya berbunyi. Notifikasi chat baru. Cowok itu langsung membuka dan membacanya.
Nabila : Gue telat ngabarin ya? Kasian deh yang di tinggal Rahiel sehari.
Nabila : Gue bakal ngelakuin lebih dari ini, Aidan.Dahi Aidan mengerut. Karena cowok itu bingung dengan maksud pesan dari Nabila. Namun tidak ia hiraukan. Membiarkannya saja seperti koran lama.
Dan setelah Rivzy datang, ia main menggebrak meja Aidan, membuat Aidan maupun Rahiel kaget. Reflek cewek itu langsung menghampiri keduanya.
"Brengsek lo!" damprat Rivzy tiba-tiba. Ia hendak menampar Aidan namun tangannya ditahan oleh Rahiel.
"Rivzy," tegur Rahiel dengan nada tegas dan dingin. Rivzy tak berkutik. Ia menurunkan tangannya. "Breathe. Lo baru dateng, udah ribut aja. Ada apa?"
"Dia yang brengsek, Iyell! Maksud dia apa biarin lo pergi gitu aja? Dia gak tahu gimana paniknya gue pas lo pingsan gara-gara ketemu rampok?!" Rivzy membantah. Rahiel hanya diam.
"Tapi membentak bukan cara yang bagus, menurut gue." Rahiel menyibakkan rambutnya ke belakang dengan tenang. "Gue juga udah gak apa-apa, Rivzy."
Aidan melongo. Pingsan karena bertemu rampok? Rahiel di ujung tanduk sekali kalau begitu!
Tapi Aidan tidak tahu apa-apa, kemarin emosinya naik sekali. Dan Rahiel juga tidak cerita apa-apa. Aidan tahu kalau dirinya salah, tapi saat ingin meminta maaf, tulisan yang sudah ia ketik terhapus lagi. Aidan ragu.
Ragu kalau Rahiel akan memaafkannya. Bahkan ragu dengan perasaan Rahiel sendiri.
"Yell.. lo.." Aidan masih melongo dengan tatapan kaget.
KAMU SEDANG MEMBACA
[RGS 1] To, Aidan.
Teen Fiction[JUDUL SEBELUMNYA ; NERD] Ini kisah tentang Rahiel. Rahiel dilanda dilema. Antara menerima kenyataan, atau mempertahankan harapan? Belum sempat dia memilih, muncul Aidan. Rahiel makin bingung. Ini juga kisah tentang Aidan. Aidan menyimpan semua mem...