Kalau aku denger ucapan sindy yang pedas dan menyakitkan seperti itu sudah biasa. Tapi aku cuma nggak tega aja sindy bicara blak-blakan ke kevin tanpa mikir dulu kalau ngomong. Apa lagi kevin dari tadi hanya diam, dia dengan tenangnya mendengar ucapan sindy yang mungkin menyakitkan hatinya.“Sindy .. Pulang yuk ..” Ajakku sambil menarik tangan sindy. Tidak ada penolakan sindy hanya pasrah. Dia hanya butuh diam untuk menurunkan emosinya.
Aku menoleh ke belakang lalu menatap kevin “Aku.pulang.dulu”, kemudian aku dan kevin saling memberi senyuman.
----------------------------------------------------
Pagi ini moodku sangat buruk. Bukan hanya aku tapi juga sindy, ibu dan ayahku. Sebelum berangkat sekolah tadi sempat cekcok di ruang makan.
Kejadian sindy berantem di kantin kemarin sudah diketahui orang tuaku. Iya, orang tuaku dipanggil ke sekolah untuk menghadap guru BK dan tentunya bersama sindy.
Mulai pelajaran pertama sampai mau bel pulang, aku gagal fukus. Gimana tidak? Sindy dan ibuku sudah satu jam yang lalu masuk ke ruang bp, entah sekarang sudah selesai tau belum aku tak tau. Yang jelas aku kawatir sama sindy.
Bukan hanya itu, mungkin sekarang nama sindy sedikit ternodai. Sekedar info, sindy itu terkenal pintar di IPS. Sudah dua kali sindy mendapat juara satu dikelasnya, apa lagi kelasnya yang IPS 1 terkenal unggul dalam prestasinya. Kalaupun nggak dapat juara satu, dia selalu ada ditiga besar. Dan itu yang buat aku takut, Jangan sampai masalah yang dibuat genk daredevil mencabut beasiswanya sindy. Jangan sampai!
“Kenapa kamu harus berantem sama brandalan yang nggak punya hati itu!!” Suara wanita itu berasal dari tempat parkir yang sepi. Iya, aku berhasil keluar kelas dengan alasan ijin ke kamar mandi.
“Tante .. Sindy hanya membela anak baru yang dikroyok, bahkan sindy tidak memukul duluan. Tapi mereka seenaknya menonjok sindy lalu sindy juga dikroyok .. Sindy benar-benar nggak niat berantem ..” Jelas cewek tomboy yang wajahnya ada bekas tonjokan. Nggak salah lagi itu sindy, dan wanita yang bersama sindy pasti ibuku.
Aku lebih tertarik mendengarkan diam-diam alias sembunyi. Terserah sebut aku penguping ataupun tidak sopan. Aku hanya tidak mau menghampiri sindy dan ibuku, itu hanya memperkeruh suasana.
Sindy dan ibuku berdebat tidak berniat untuk mengakhirinya. Lalu keluarlah kalimat dari mulut ibuku yang sangat menusuk ke hati sindy.
“Kalau kamu kaya gini, aku pastikan orang tua kamu akan kecewa disana! Dia akan sedih melihat anaknya sendiri persis preman kaya gini!!” Suara ibuku menggema ditelinga sindy dan terus memutar diotaknya. Seolah-olah kalimat ibuku barusan lagu yang diulang-ulang, sehingga mau tak mau sindy menerka-nerka kalimat itu.
Aku yang mendengarnya kaget bukan main. Bagaimana tidak, untung saja ibu tidak menjelaskan tentang orang tua sindy yang sebenarnya.
Kalau sampai keceplosan, nggak tau lagi sindy bakal marah, sedih, kecewa atau yang lebih para lagi sindy ikut bersama orang tuanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Menunggu Senja (Selesai)
Teen Fiction"Aku jatuh cinta sama kamu sejak pertama kita bertemu" ucap kevin secepat kilat. Aku kaget untuk kedua kalinya. "Kev, gua .." "Aku nggak butuh jawabanmu!" Samber kevin memotong kalimatku. Wajahnya sangat serius dan mat...