Jangan lupa klik 🌟🌟🌟
Happy Reading“Itu.. Aku dapat kabar dari rumah sakit.. Kevin kecelakan!” Jawaban alvina membuat yang mendengar diruangan ini shock.
“Ha? Apa!” Aku sangat shock.
“Kok bisa, Kenapa? Kecelakaannya dimana? Sekarang kevin dimana? Terus dia--”
BRUKK!!
Majalah yang ada diatas meja berhasil mendarat tepat diwajah enggar. Yup! bukan aku, alvina yang melempar.
“Aduh!” Keluh enggar kesakitan.
“Banyak bacot loe!” Kesal deren ikut geregetan.
“Ya udah, Kita cepetan kesana!” Sahutku panik sambil bergegas.
“Tunggu!” Enggar membuat semua tertuju kepadanya.
“Kita mau ke rumah sakit? Kita nggak--”
“ENGGAR!!” teriak deren dan alvina kompak. Aku hanya bisa menahan amarah yang ku pendam didada.
“Udah ah! Ayo cepetan donk!” Teriakku yang sudah siap menaiki motor.
------------------------------------------------------
[AUTOR POV]
Semua orang yang berada diluar ruang ISU panik luar biasa. Mereka tidak lain dan tidak bukan keluarga dari kevin. Lalu tak lama datanglah sindy, alvina, deren dan enggar. Mereka berhenti sambil mengatur nafasnya yang ngosngosan. Wajah mereka bingung dan panik semua terutama sindy.
“Tante, kevin baik baik saja kan?” Tanya sindy dengan nafas putus putus.
“Kevin nggak parah kan?” Sahut alvina juga panik.
Ibunya kevin hanya menggeleng pelan dengan raut wajah yang sulit diartikan. Air matanya sudah membasahi wajahnya.
“Tante.. Kevin nggak pa-pa kan? Dia akan baik baik saja kan tante?” Tanya sindy makin ditekan. Lagi-lagi ibunya kevin bungkam dan malah menangis menjadi.
“Tante kenapa menangis?” Air mata sindy lolos dengan sendirinya.
“Sin.. Udah sin.. Sabar. Kevin akan baik-baik saja” deren mencoba tegar dihadapan sindy meskipun hatinya berkata lain. Ia hanya tak ingin sindy semakin kacau.
“Aku cuma takut kalau kevin--”
“Sin! Benar apa kata deren, kevin akan baik baik saja. Kamu jangan negatif tingking dulu,” enggar ikut menyahut walau ekspresi wajahnya juga tak kalah panik.
Sindy duduk disebelah ibunya kevin sambil mencoba tenang dan menghapus air matanya. Bahkan sesekali ia bersandar dipundak ibunya kevin.
Suara pintu ruang rawat kevin terbuka. Ia, dokter dan perawat lain keluar dari ruang tersebut.
“Gimana keadaan anak saya dok?” Tanya ibu kevin tidak sabar. Sedangkan yang lain juga ikut panik dan degdegan sendiri.
“Maaf buk, kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Tapi sepertinya usaha kami tidak membawa hasil. Nyawa anak ibu tidak tertolong lagi. Sekali lagi kami minta maaf sebanyak banyaknya” jelas dokter tersebut dengan wajah sedih dan merasa bersalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menunggu Senja (Selesai)
Teen Fiction"Aku jatuh cinta sama kamu sejak pertama kita bertemu" ucap kevin secepat kilat. Aku kaget untuk kedua kalinya. "Kev, gua .." "Aku nggak butuh jawabanmu!" Samber kevin memotong kalimatku. Wajahnya sangat serius dan mat...