[MARKO POV]Aku mengatur nafasku yang terenggal-enggal, tubuhku sudah berhasil bersadar disofa apartemenku. Untung saja tadi si kevin ketinggalan jejakku, coba kalau enggak? Nggak bisa bayangin lagi aku.
Saat ini aku baru sadar kalau aku cowok paling bego, goblok, peak, totol dan Aggrrhhh!!
Bodoh, ah!! Yang penting aku bisa ketemu dan melihat kondisinya sindy dengan cara sembunyi-sembunyi. Meskipun sindy masih koma, aku nggak peduli! Yang penting aku udah nyanyiin lagu buat dia. Iya, tadi aku nyanyi di ruangan rawat sindy. Bego kan gua? Emang!
Suasana di kamar enggar sepi. Lah, tuh anak kemana? Aku menemukan surat yang ada dipintu kamar enggar. Ngapain pake surat-suratan segala sih?
Dear Alexander Marko.
Ketika loe udah baca surat ini gua udah pergi. Sorry gua nggak bisa nepatin janji gua ke loe, karena itu kesalahan loe sandiri. Loe udah ingkar janji duluan! Mana janji loe ke gua, ha! Gua baru sadar sekarang, didunia ni nggak ada yang namanya sahabat sejati. Semua sama saja. Munafik! Muka dua! Termasuk loe!
Gua nggak nyangka loe yang selama ini gua anggap sahabat, bisa hancurin hidup gua dengan cara loe bilang ke orang tua gua. Terimakasih marko, berkat loe ayah gua kena serangan jantung. Mungkin bentar lagi gua udah jadi yatim.
Nggak usah cari-cari gua. Sekarang saatnya gua berbakti kepada ayah gua, sebelum dia benar-benar ninggalin gua. Sekali lagi makasih udah ngebuat ayah gua kritis, marko. Loe tenang aja, gua bakal tetap tanggung jawab ke sindy. Secepat mungkin gua bakal serahin diri gua ke keluarganya sindy. Gua nggak peduli lagi kalau gua benaran di penjara. Hidup gua udah hancur karena loe!
Satu lagi, hari ini juga loe bukan sahabat gua!
Dari Mantan Sahabat loe, Enggar.
Apa-apaan ini?! Emang aku pernah bilang apa ke orang tuanya enggar? Sampai-sampai ayahnya enggar kena serangan jantung.
Fix! Ini salah paham, pasti ada yang fitnah aku. Bisa-bisa enggar nuduh aku tanpa bukti kaya gini. Udah gitu main pergi aja! Padahal bukan aku bilang, nggak mungkin aku ingkar janjiku sandiri.
Dan sekarang dimana tuh anak? Pasti dia lagi ngerawat ayahnya. Aku harus segera ngelurusin ini semua. Aagggrrhhh!! Kenapa muncul masalah lagi sih?
Aku janji bakal menemukan siapa orang dibalik semua ini!
-----------------------------------------------------
[AUTOR POV]
"Sindy udah melewati masa kritisnya?" Tanya seorang cowok dengan tampang baby face.
"Sudah, tapi dia masih koma. Kata dokter dia akan sadar dengan waktu yang cukup lama. Aku juga nggak tau seberapa lama?" Ucap gadis itu sambil melihat kondisi sindy melalui kaca ruang rawat sindy.
"Kamu yang sabar ya, sindy bakal sadar demi kamu. Demi sepupunya," cowok itu memberi kekuatan untuk kekasihnya agar tetap tegar. Gadis itu tersenyum.
"Kamu jangan pernah tinggalin aku ya. Karena aku sudah terbiasa bersamamu, deren" gadis itu menatap cowoknya dalam-dalam.
"Nggak akan pernah! Aku bayangin bakal pergi dari kamu aja nggak sanggup, apa lagi harus beneran pergi ninggalin kamu. Hatiku sudah diambil sama bidadari yang bernama, alvina winata"
"Deren! Kamu belajar gombal dari mana sih? Norak tau!" Kesal alvina karena wajahnya kini memerah. Deren hanya terkekeh pelan.
"Norak apa suka? Kok wajahnya malah merah kaya kepiting direbus gitu sih? Gemes ngelihatnya. Makin cantik dech," deren tak henti-hentinya menggoda alvina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menunggu Senja (Selesai)
Fiksi Remaja"Aku jatuh cinta sama kamu sejak pertama kita bertemu" ucap kevin secepat kilat. Aku kaget untuk kedua kalinya. "Kev, gua .." "Aku nggak butuh jawabanmu!" Samber kevin memotong kalimatku. Wajahnya sangat serius dan mat...