“De .. Deren ..” Tubuh alvina bergetar, ia sangat kesakitan saat ini.
“Iya sayang ..” Kata terakhir deren memberi efek luar biasa bagi alvina. Alvina meneteskan air matanya lagi dan langsung memeluk deren eret, seakan-akan besok ia tidak bisa memeluk deren lagi.
“Tolong jangan tinggalkan aku lagi ..” Ucap alvina masih dalam tangisnya dan semakin memeluk deren lebih erat.
“Aku disini sayang .. Aku nggak bakal ninggalin kamu ..” Ucap deren tulus sambil mengusap punggung alvina menenangkannya agar tidak menangis lagi.
“Aku anterin kamu pulang ya?” Kata deren sambil beranjak keluar dari persembunyiannya.
“Jangan!” Ucap alvina menggeleng tegas. Ia juga melepaskan pelukan deren yang tadinya begitu erat dan lumayan lama.
“Tolong alvina .. Kali ini saja. Aku nggak mungkin biarin kamu pulang sendiri dalam keadaan seperti ini. Kamu kaya gini gara-gara aku, jadi biarkan aku yang mengantar kamu pulang. Aku nggak mau kamu kenapa-napa ..” Ucap deren lembut sambil tangannya membingkai diwajah cantik alvina.
“Tapi kalau sindy ..”
“Aku nggak peduli! Biar sindy marah, memukulku, bahkan kalau sindy mengcekikku aku tidak peduli! Ini salahku na, aku berhak mendapatkan balasan dari sindy separah mungkin. Ini salahku ..” Ucap deren penuh ketegasan.
“Cukup deren! Jangan salahkan dirimu sendiri .. Ini bukan sepenuhnya salahmu!” Alvina juga tidak kalah tegas.
“Kali ini biarkan aku mengantarmu sampai rumah ya?” Ucap deren menatap mata alvina dengan jarak dekat. Dan itu sukses membuat alvina gugup dan pipinya merah seketika.
Alvina terpaksa mengangguk mengiyakan permintaan deren. Tanpa permisi deren mengecup kening alvina sekilas. Dan itu membuat kegugupan alvina bertambah luar biasa, ia hanya bisa tersenyum kikuk.
Keduanya sama-sama membiarkan detak jantungnya terdengar satu sama lain.Deren berjalan menuju parkiran sambil memeluk bahu alvina dengan posesif. Yang dipeluk hanya menunduk malu. Ia tak bisa bayangkan kalau deren sampai melihat pipi alvina yang blusing, bakal malu setengah mati alvina.
----------------------------------------------------
Guru bk dan pak satpam kecewa saat mereka melihat tidak ada siapa-siapa ditaman belakang. Mereka langsung menatap tajam ke sindy dan kevin.
“Kalian berdua bohong ya! Katanya ada anak yang berantem? Mana?!” Bentak pak joni si guru kiler.
“Orang disini sepi-sepi aja. Kalian ngerjain kami?” Sahut guru bk lainnya.
“Enggak pak, bu .. Beneran tadi saya denger ada diribut-ribut gitu?” Ucap sindy memberi alasan yang tepat.
“Emang kamu lihat sendiri?!” Tanya pak satpam ikutan membuka mulut.
“Enggak juga si pak .. Tapi kan ..”
“Halah alasan aja kamu!” Sahut guru bk yang tak kalah galak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menunggu Senja (Selesai)
Dla nastolatków"Aku jatuh cinta sama kamu sejak pertama kita bertemu" ucap kevin secepat kilat. Aku kaget untuk kedua kalinya. "Kev, gua .." "Aku nggak butuh jawabanmu!" Samber kevin memotong kalimatku. Wajahnya sangat serius dan mat...