Ini buat nemenin malam minggu kalian .. Heeeyyy!!
Happy Reading..
[ALVINA POV]
“Na, Alvina .. Kita balik aja yuk, aku anterin!” Ajak deren sambil berjalan berdampingan denganku.
Aku hanya diam tidak meresponnya, aku memilih terus jalan menuju lapangan belakang sekolah.
“Na, kita pulang ke rumah atau enggak .. Oh iya, kita ke rumah sakit aja! Siapa tau sindy sudah sadar. Iya kan?” Sudah lima menit deren terus mengoceh mengajakku pulang.
“Ha?! Kamu gila ya?” Sahutku kesal.
“Na, kita batalin duelnya ya? Atau enggak.. Biar aku aja yang bilang ke sarah, kalau kamu nggak bisa--”
“Apaan sih der?!” Bentakku memotong kalimat deren, sekaligus menghentikan langkahku. “Duel tetap lanjut!” Ucapku tegas.
“Na, kamu itu nggak tau sarah seperti apa? Dia itu genk daredevil, loh? Mereka yang selama ini ngebully kamu!!” tegas deren seketika menghentikan langkahnya.
“Aku tau der. Tapi hari ini aku bakal buktiin kalau aku bisa ngelawan dia! Dan sebentar lagi daredevil bakal bubar selamanya!” Ucapku yakin.
“Na, daredevil itu licik! Mereka bakal membalas kamu lebih parah lagi, aku yakin sarah sudah merencanakan agar kamu kalah dan tunduk pada--”
“Nggak bakal aku biarin! Sebisa mungkin aku berusaha untuk mengalahkan sarah,” ucapku memotong kalimat deren lagi.
“Tapi na, kalau nanti genk Daredevil mainnya keroyokan gimana?! Kamu harus tau sarah itu cuma buat kamu--”
“DEREN!” Potongku membentak deren. Kali ini aku dan deren saling menatap tajam. Aku mengatur nafasku sebelum melanjutkan ucapanku.
“Aku tau sarah begitu licik. Aku takut, tapi aku berfikir lagi .. Mau sampai kapan aku jadi penakut seperti ini. Selalu jadi bahan bullyan daredevil, tunduk, takut, lemah. Aku nggak mau! Dan aku yakin, kalau saja sindy saat ini ada disampingku, dia bakal percaya padaku dan mandukungku,” Jelasku dengan suara randah.
Sebenarnya aku juga takut sama apa yang direncanakan sarah and the genk. Aku takut kalau ucapan deren bakal terjadi. Gimana kalau darevil benar-benar akan mengeroyokku?
Aku melangkah lagi meninggalkan deren yang hanya diam mematung. Ia sepertinya meresapi ucapanku barusan. Baguslah kalau begitu. Biar deren mengerti kalau hari ini akhir genk Daredevil hidup.
“Alvina!” Panggil deren menghentikan langkahku. Terpaksa aku berbalik menghadapnya.
“Aku percaya kok sama kamu. Aku cuma kawatir sama kamu, aku takut kamu kenapa-napa,” Ucap deren begitu tulus dengan menatap mataku dalam-dalam. Ingin rasanya aku terbang saat ini.
“Aku akan baik-baik saja. Untuk kamu,” Ucapku lalu memberikan senyum manisku kepadanya. Dia ikut tersenyum lalu melangkah berdampingan denganku lagi menuju lapangan sekolah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Menunggu Senja (Selesai)
Jugendliteratur"Aku jatuh cinta sama kamu sejak pertama kita bertemu" ucap kevin secepat kilat. Aku kaget untuk kedua kalinya. "Kev, gua .." "Aku nggak butuh jawabanmu!" Samber kevin memotong kalimatku. Wajahnya sangat serius dan mat...