Jangan lupa vote dulu, baru baca..
Selamat Membaca ... 😊
BUGH!! BUGH!!Tinjuanku mendarat tepat diwajah mulus deren, dan terakhir diperutnya. Hingga ia terkapar di tanah. Deren terus mengiris kesakitan sambil memegang perutnya. Aku masih belum puas, tangaku sudah mengepal dan hendak meninju wajahnya lagi. tapi dari belakangku tiba-tiba ...
BRUKK!!
Entah tas siapa yang mendarat tepat dipunggungku. Aku langsung menoleh ke belakang sambil memegangi punggungku yang kesakitan.
“Apa kabar sindy?” Ucap marko basa-basi. Lalu ia tertawa pelan dan semua teman-temannya ikut menertawakanku.
“Deren! Jadi dari tadi loe disini? Rencana loe bagus juga ya..” Ucap salah satu temannya marko.
“Rencana? Rencana apaan?” Deren mengerutakn dahi bingung. Ia masih berusaha berdiri menahan rasa sakitnya karena ulahku.
“Jadi ini rencana loe?!” Tanyaku seperti tuduhan ke deren.
“Sin, aku nggak tau apa-apa ..” Ucap deren meyakinkanku. Tetap saja aku nggak bakal percaya sama cowok pengecut yang ada disampingku saat ini.
“Selain pengecut loe juga munafik! Muka dua!!” Ucapku melirik tajam ke deren.
Sarah, neta dan vivi mendekat ke arahku. Dan sekali dorongan dari mereka tubuhku terjatuh begitu saja, mengingat punggungku masih sakit karena dilempar tas oleh sarah. Aku tersungkur dan isi tasku udah ngacir kemana-mana. Terlihat buku catatan, buku paket, pencil, pulpen dan lainnya tergeletak ditanah.
Sarah dan teman-temannya tersenyum kemenangan melihatku terjatuh kesakitan karena ulahnya. Ketika sarah hendak memukulku, suara marko menghentikan tindakannya.
“Cukup! Biarkan dia lolos dari bullyan kita. Kita akan menghabisinya malam nanti” ucap marko dengan senyum liciknya. Sarah, neta dan vivi menurut lalu mereka ikut tersenyum penuh rencana busuk diotaknya.
Sial, apa yang iblis ini rencanakan?!
“Maksud loe apa?!” Sahutku mencoba meredakan emosiku. Kalau tidak, aku bisa mati dikroyok belasan orang yang ada didepanku.
“Kita melakukan perjanjian” jawab marko santai. Aku tertawa ringan setelah mendengar kalimat marko yang terdengar lucu dikupingku.
“Orang kaya loe mau ngadain perjanjian? Loe itu pantesnya ngadein pengajian!” Sahutku mengejek marko lalu aku tertawa lepas. Sarah hendak memukulku tapi tangannya segera ditahan oleh marko. Aku hanya tersenyum miring melihat drama kampungan dihadapanku saat ini.
“Tahan sarah!” Suara marko sedikit membentak. Sarah melepas tangannya dari genggaman marko dengan kasar. Ia sangat emosi. Dan aku sangat suka melihatnya.
“Terserah apa kata loe! Tapi gua yakin loe nggak bakal nolak perjanjian ini, apa lagi ini menyangkut sepupu loe yang lembek itu. Gua yakin loe bakal setuju!” Sahut marko dengan percaya diri, ia melihatkan senyum liciknya. Lalu ia menenteng tas biru yang tadi dilempar ke aku. Dan aku baru sadar itu tasnya alvina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menunggu Senja (Selesai)
Teen Fiction"Aku jatuh cinta sama kamu sejak pertama kita bertemu" ucap kevin secepat kilat. Aku kaget untuk kedua kalinya. "Kev, gua .." "Aku nggak butuh jawabanmu!" Samber kevin memotong kalimatku. Wajahnya sangat serius dan mat...