“Eh, udah! Ni markonya kemana? Kok nggak muncul-muncul sih?” Keluh sindy sekaligus menghentikan aksi deren dan enggar sebelum berdebat panjang.“Iya, kemana tuh anak? Ini rumahnya sepi lagi, kaya nggak ada tanda-tanda kehidupan!” Alvina mulai bersuara kesal.
“Masa tu anak pergi sih?” Guman enggar bertanya-tanya sendiri.
“Tu anak pergi, apa pindah? Kok sepi kaya kuburan gini rumahnya?!” Deren celingak-celinguk melihat disekitar rumah marko.
Mereka baru sadar kalau rumahnya marko sudah tertutup rapi pintu dan jendelanya. Apa lagi pintunya sudah digembok. Lalu ibu-ibu datang menemui mereka, iya ibu-ibu itu tetangganya marko.
“Orangnya tak ada! Barusan pergi, pindah rumah mereka!” Teriak ibu tersebut dengan logat bataknya. Semua melongo dan kaget kompak.
“Halah .. Nggak mungkin? Masa marko pindah nggak bilang-bilang dulu, setidaknya pamit kek?” Kilah enggar tidak percaya.
“Macem mana pula kau itu .. Kau kan temannya, masa kau tak tau?!” Sahut ibu tersebut dengan suara yang meninggi.
“Emang pindah kemana bu?” Tanya deren.
“Mereka semua pindah ke singapure! Alamak .. Itu aja nggak tau!” Senis ibu tersebut mulai kesal.
“Hah, singapure?!” Mereka serentak kaget.
“Fix! Ibu-ibu ini hanya ngarang cerita! Udahlah .. Jangan dengarkan gosip murahan! Nggak baik buat kesehatan!” Celetuk enggar dengan tanpang tidak berdosa.
“Woy! Cakap apa kau barusan?!” Sentak ibu tersebut menunjuk-nunjuk enggar. Sedangkan enggar takut dan bersembunyi dibelakang deren.
“Eng-enggak kok bu .. Anu .. Saya mau tanya, kira-kira marko udah pergi berapa lama ya?” Tanya sindy dengan perasaan campur aduk.
“Barusan kok, kalau nggak salah .. Dua jam yang lalu,” ucap ibu tersebut sambil berfikir keras.
“Lah, gimana sih?! Itu mah bukan barusan! Dua jam itu lama loh! Sinting ni ibu ini ..” Celetuk enggar tidak ada sopan-sopannya.
“Woy cungkring! Cakap apa kau barusan! Awas kau ya!!” Sahut ibu tersebut sambil berlari hendak menuju mereka.
“Waduh orangnya ngamuk lagi!” Deren mulai panik.
“Loe sih, ngar!” Kesal alvina.
“Udah! Udah! Buruan masuk mobil!” Seru enggar panik dengan buru-buru.
“Terimakasih infonya bu .. Assalamu’alaikum!!!” Teriak sindy setelah semuanya masuk mobil.
Lalu detik berikutnya mobil melesat menuju bandara. Deren yang menyetir dengan kecepatan tak seperti biasanya, ia begitu cepat dan gesit. Bahkan ia tidak memikirkan apa-apa lagi, ia hanya fokus ingin cepat sampai ke bandara. Mobil tersebut membelah keramaian kota jakarta.
-----------------------------------------------
“MARKO!! MARKO!!” Teriak deren setelah sampai di bandara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menunggu Senja (Selesai)
Roman pour Adolescents"Aku jatuh cinta sama kamu sejak pertama kita bertemu" ucap kevin secepat kilat. Aku kaget untuk kedua kalinya. "Kev, gua .." "Aku nggak butuh jawabanmu!" Samber kevin memotong kalimatku. Wajahnya sangat serius dan mat...