“Sindy!” Teriak marko membuyarkan lamunanku.
“Cepetan lari! Anak temen-temen gua ada yang ngelihat loe! Cepet lari sin!” Ucap marko kali ini dia panik begitu melihat segerombolan motor menuju ke arah ku.
Tanpa pamit lagi aku langsung lari menuju jalan raya yang masih ramai. Untung jarak anak genk Daredevil lumayan jauh, jadi aku bisa menghindar dari mereka.
---------------------------------------------------
[MARKO POV]
Sebut aku gila, sinting, nggak waras, bego, bloon, goblok dan semacamnya. Aku nggak peduli! Yang perlu aku peduliin saat ini hanya satu, sindy. Iya, dia salah satu cewek yang jadi target pembullyanku itu diam-diam masuk dalam hati dan pikiranku.
Rasanya aku tidak mempunyai harga diri, tidak mempunyai malu ataupun prinsip sebagai ketua genk Daredevil. Bisa-bisanya aku menyukai anak tengil, sok pahlawan, sok bijak, dan cewek jadi-jadian kaya sindy. Awalnya aku sempat ragu, tapi mau gimana lagi, emang sindy yang sekarang sudah berhasil membuatku jatuh cinta kepadanya.
Kejadin malam ini tak pernah aku duga sebelumnya. Aku merasa beban hidupku hilang seketika. Apa lagi melihat sindy sudah tau kalau aku mulai menyukainya. Ya, meskipun aku merasa telat membalas cinta sindy. Tapi aku yakin, sebenci-bencinya sindy ke aku, didalam hatinya yang paling dalam dia masih mencintaiku.
Baru beberapa menit yang lalu aku merasakan kebersamaan bersama sindy. Tiba-tiba aku harus rela melepaskan sindy disaat genk Daredevil mulai menemukan sindy. Aku harus melindungi cewek yang saat ini mengisi kekosongan hatiku.
Tapi aku harus membuat rencana agar teman-temanku tidak curiga kalau aku sudah menyukai sindy. Aku harus bisa membuat sindy sampai dirumahnya dengan selamat. Kalau bisa aku harus membatalkan perjanjian ini tanpa membuat teman-temanku curiga.
“Marko!” Suara cewek itu terdengar tidak asing lagi ditelingaku. Aku menoleh ke arahnya, seketika mata kita bertemu. Dia sarah dan belasan teman-temanku, daredevil.
“Loe ngapain disini?!” Tanya sarah terlihat mencurigaiku. Karena ekspresi wajahku yang tiba-tiba berubah menjadi terkejut dan panik. Lalu dengan cepat aku memasang wajah datarku yang terkesan dingin.
“Menurut loe ngapain?!” Ucapku ngasal. Ah, sial! Pasti mereka malah makin curiga ke aku. Bego lu marko!!
“Loe kenapa sewot gitu sih?” Heran enggar. Aku berusaha mengatur nada suaraku supaya mereka tidak berfikir aneh-aneh.
“Gua lagi ngejar sindy!” Ucapku dusta. Mereka langsung melotot kaget.
“Ha? Serius?!” Sahut enggar dan ardi kompak.
“Ya iyalah.. Nggak liat gua udah ngosngosan gini apa?!” Jawabku sinis. Mereka mengut-mangut mempercayaiku, beneran deh.
“Tuh kan, bener apa kata gua .. Kalau cewek yang tadi ada disini itu sindy!” Ucap neta kesal sambil ngotot.
“Ya mana kita tau ta!” Sahut vivi ikutan sewot.
“Justru itu makanya gua suruh cepet kemari, eh kalian semua malah masih ngeyel! Udah lemot lagi jalannya!!” Neta juga nggak kalah sewotnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Menunggu Senja (Selesai)
Jugendliteratur"Aku jatuh cinta sama kamu sejak pertama kita bertemu" ucap kevin secepat kilat. Aku kaget untuk kedua kalinya. "Kev, gua .." "Aku nggak butuh jawabanmu!" Samber kevin memotong kalimatku. Wajahnya sangat serius dan mat...