Jangan lupa klik 🌟🌟🌟
Happy Reading“Kamu sudah mandi?” Tanya kevin tiba-tiba mengganti topik dengan pertanyaan yang sedikit menyinggungku.
Aku terlihat belum mandi apa!
“Udah, kenapa?!” Sontak aku mendongak menatapnya dengan menjawab ketus.
“Ikut aku sekarang!” Sahut kevin datar, merasa barusan tidak ada pertengkaran diantara kami. Gila!
“Ha? Apa?!” Ucapku kaget.
“Ikut aku sekarang sindy!” Kevin mengulangi dengan ucapannya yang ditekan, seakan ia memaksa.
“Kamu gila ya?”
“Aku sehat! Aku nggak gila!” Ucapnya simple.
“Kita nggak pernah ketemu berbulan-bulan, nggak nyapa, nggak komunikasi lagi. Lalu kamu dateng entah dari mana dan mengatakan kamu bakal berangkat ke australia. Barusan kita bertengkar, debat dan kamu--”
“STOP!” Sentak kevin sekaligus menghentikan celotehanku yang belum selesai.
“Apa!” Sengitku sambil berdecak pinggang.
“IKUT AKU!” Ucap kevin sambil menarik tanganku paksa.
“Kev! Pamit ke tante yuli dulu!” Aku memberontak.
“Udah!” Ucapnya cuek.
“Ha? Kapan?! Ijin dulu kev!”
“Kalau bilang udah ya udah, sindy!!” Tegasnya sambil meberikan tatapan tajam padaku. Dan itu sukses membuatku mati kutu.
Gila ini cowok!
“Apa perlu aku teriak ke tante yuli, ha?” Ucapan kevin malah menambah kekesalanku.
“Tapi aku nggak--”
“Iya!” Sahutnya maksa.
“Iya apa?!”
“Pokoknya iya!”
“Iya apaan sih!” Kesalku sudah berada dipuncak ubun-ubun.
“Tinggal bilang ya!” Ketusnya lagi sambil mernarikku membawa ke motornya.
“Buruan naik!” Pintah kevin secara paksa. Tapi aku masih berdiri menatapnya bingung, sebenarnya apa yang ada diotak cowok jangkun ini. Aku tidak bisa menebaknya.
“Woy! Sindy!” Sentaknya membuyarkan lamunanku.
“Ha? Iy-iyya!” Sahutku gelagapan setengah kaget.
“Buruan naik! Mau sampai kapan berdiri disitu? Atau mau aku gendong?”
Nah kan! Reseknya keluar!
“Iya-iya! Bawel lu!” Ucapku sambil naik dibelakang kevin dengan hati-hati.
“Siap?” Tanya kevin lebih seperti menantang.
“Kita mau kemana sih?”
“Memutar masa lalu, lebih tepatnya 7 bulan yang lalu!” Ucap kevin, setelah itu dia mengegas motornya dan melaju membelah kota jakarta.
---------------------------------------------------
Selama diperjalanan aku dan kevin diam seribu bahasa, tidak ada satu katapun yang terucap dari mulut kami. Cangngung, iya, itu yang aku rasakan saat diperjalanan. Apa lagi detak jantungku terus berdetak tak menentu hingga membuatku memilih diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menunggu Senja (Selesai)
Novela Juvenil"Aku jatuh cinta sama kamu sejak pertama kita bertemu" ucap kevin secepat kilat. Aku kaget untuk kedua kalinya. "Kev, gua .." "Aku nggak butuh jawabanmu!" Samber kevin memotong kalimatku. Wajahnya sangat serius dan mat...