“Tadi gua lihat alvina sama deren udah masuk sekolah. Sekarang mereka ada di kantin, di--” Aku langsung menyambar memotong kalimatnya.
“Di kantin? Mereka laperlah.. Butuh makan,” Ucapku lesu dengan suara sekecil mungkin. Karena aku nggak mau sampai teman-teman sekelasku lihat kalau aku bicara sandirian. Aku belum siap di juluki orang gila. Ralat! Aku nggak siap.
“Bukan itu.. Mere--”
“Kenapa? Loe mau ikutan makan kaya mereka? Loe juga laper?”
“Sekali lagi loe motong pembicaraan gua, gua pastiin semenit lagi loe pingsan!” Ancam sindy dengan wajah devil-nya.
Wah .. Gila ni cewek, nggak ada kasihan-kasihannya apa sama aku?
“Hemmm.. Terus?” Sahutku menganggukkan kepala. Sindy tersenyum puas.
“Sarah and the genk masih gangguin alvina. Dan loe harus tau, deren bakal diam aja apa belahain alvina? Gua masih nggak percaya sama deren. Alvina itu gadis yang lemah dan gampang dibodohi! Gua kawatir sama alvina kalau di--”
“TERUS GUA HARUS GIMANA?!!” Teriakku bangkit dari tidurku dan memecahkan keheningan kelas.
Semua mata tertuju padaku. Ya meskipun cuma anak lima yang ada di kelas, tapi tetap aja mereka melihatku aneh teriak tanpa sebab gitu. Suasana kelas berubah senyap, hening. Aku langsung gelagapan dan segera mengambil Hp-ku yang ada dimeja.
“Gua.. Gua lagi nelfon mama. I-iiya..” Jawabku sekenaknya. Sial!
“Kok, loe teriak-teriak ke mama loe sandiri sih?” Tanya salah satu temanku. Sedangkan yang lainnya masih bingung sama teriakkanku barusan.
“Ya.. Anu, apa namanya.. Gua itu sama mama gua sandiri em-emang gini.. Suka becanda. Iya, suka becanda,” jawabku gugup sambil mencari alasan.
“Perasaan loe itu anaknya pandiam deh? Bisa becanda juga?” Kali ini temanku yang satunya bertanya dengan hati-hati.
Kesimpulannya cuma satu, mereka masih shock mandengar teriakkanku. Ya iyalah kaget, anak pandiam, nggak banyak bicara, jarang berinteraksi dengan orang lain, tiba-tiba teriak tidak ada angin, tidak ada hujan. Wajar kalau mereka shock.
“Gua laper,” ucapku ngasal.
“Lah terus?” Kata mereka kompak sambil melongo.
“Nasi goreng enak nih kayanya,” Ucapku sambil melangkah cepat meninggalkan kelas. Aku nggak tau lagi deh respon mereka kaya apa. Bodoh amat!
----------------------------------------------------
[AUTOR POV]
Suasana kantin berubah total yang tadinya ramai kini mandadak sunyi ketika genk Daredevil yang dikuasai sarah datang tiba-tiba. Ada yang aneh, mereka biasanya membuat ulah, membully, sok berkuasa, tapi kali ini mereka berjalan dengan damainya. Merasa tak berdosa!
Tiba-tiba mereka memilih duduk ditempat alvina dan deren tempati. Sontak semua penghuni kantin terkejut melihatnya, tak terkecuali si alvina dan deren.

KAMU SEDANG MEMBACA
Menunggu Senja (Selesai)
Teen Fiction"Aku jatuh cinta sama kamu sejak pertama kita bertemu" ucap kevin secepat kilat. Aku kaget untuk kedua kalinya. "Kev, gua .." "Aku nggak butuh jawabanmu!" Samber kevin memotong kalimatku. Wajahnya sangat serius dan mat...