PART 12. LEVEL 2

1.1K 90 0
                                    

Mereka terbangun di sebuah pondok yang sangat asing. Mereka saling menatap bingung dan penasaran bagaimana bisa sampai ke tempat itu padahal semalam mereka terbaring di rumput kering buatan Emma. Logan melihat keluar dan mendapati banyak sekali pondok yang sama di sekelilingnya.

"Aku rasa kita akan segera bermain di level 2," seru Dylan.

Logan mengambil sebuah gulungan pesan di depan pondok itu. Gulungan tersebut adalah petunjuk level 2.

"Aku adalah teman terbaikmu hari ini," ucap Logan membaca isi gulungan tersebut.

"Apa yang harus kita temukan?" tanya Emma.

"Hanya ini petunjuk yang kita punya," jawab Logan menunjukan sehelai bulu putih.

"Ini seperti bulu burung," sambar Peter yang baru bangun dan bergabung bersama yang lain di depan pondok.

"Yup, sepertinya hari ini kita akan berburu," ucap Logan.

"Apa kalian yakin ini bulu burung? Bulu ini terlalu besar untuk ukuran seekor burung," keluh Chloe.

"Aku juga berpikir begitu," tambah Emma.

"Kita coba dulu mencari burung berwarna putih, lalu kita bandingkan ukuran bulunya dengan petunjuk ini. Kalau memang tidak ada burung yang cocok dengan bulu ini, maka kita harus memikirkan kemungkinan lainnya. Bagaimana?" ajak Logan.

"Ide yang bagus, Logan. Ayo kita mulai berburu," seru Peter. "Umm... Logan, sepertinya kita punya masalah."

"Ada apa, Peter?"

"Lihat, kelompok lain juga memegang petunjuk yang sama."

Tanpa mereka sadari semua pondok yang ada di sekitar sana ternyata adalah pondok peserta lain yang juga memegang petunjuk berupa bulu putih.

"Kalau begitu kita harus bergerak cepat," seru Logan.

"Tunggu Peter, kita harus berpencar agar lebih cepat. Aku dan Emma jalan bersama. Kamu dan Chloe, kalian jalan bersama Dylan," ucap Logan mulai membagi kelompok lagi.

"Wow... tunggu Logan, sudah aku katakan..." sambar Dylan.

"Aku tahu, Dylan. Kamu tidak perlu membantu mereka menemukan burung putih tersebut. Kamu hanya perlu berjalan mengikuti mereka."

"Logan, tidak apa-apa. Kamu tidak perlu memaksanya untuk ikut dengan kami," ucap Chloe.

"Chloe, lihat, mentor kelompok yang lain ikut berburu. Aku tidak mau kelompok kita dikatakan sebagai kelompok malas karena mentornya hanya menunggu kelompoknya kembali."

"Oke, oke. Aku akan ikut," seru Dylan jengkel.

"Biarkan Dylan menunggu kita di sini, Logan," bela Emma. "Apa kalian belum membaca peraturan dari Labyrinth Cubs? Jika mentor kelompok membantu seseorang dalam kelompoknya, maka orang tersebut akan dinyatakan gugur."

"Jadi dia di sini sebagai jebakan untuk kita, bukan seorang mentor?" tanya Peter.

"Tunggu, tunggu. Kalian salah paham. Dalam peraturan memang seperti itu tapi maksudnya bukan untuk menjebak kalian untuk gugur," ujar Dylan menjelaskan. "Saat ada seorang yang terluka parah, kalian tidak mungkin menunggu dia hingga sembuh, bukan? Kalian harus terus bergerak dan menyelesaikan level demi level. Maka dari itu, aku di sini untuk membawa teman kalian yang terluka dan membiarkan kalian meneruskan Labyrinth Cubs tanpa mengkhawatirkan teman kalian yang terluka itu."

Suasana menjadi hening mendengar penjelasan dari Dylan. Mereka ragu apakah harus mempercayai Dylan atau tidak.

"Jadi, apakah aku ikut berburu atau tidak?" tanya Dylan memecah keheningan.

"Lakukan sesukamu, Dylan," cetus Logan yang mulai berjalan meninggalkan pondok.

"Logan tunggu, apa yang harus kita lakukan saat kita sudah mendapatkan burung itu? Di mana kita harus bertemu?" tanya Chloe.

"Sebelum langit berwarna jingga, kita bertemu di pondok ini. Bawalah burung putih yang kalian temukan," jawab Logan.

Mereka pun mulai berpencar. Tim Logan pergi ke hutan sebelah kanan sedangkan tim Peter pergi ke hutan sebelah kiri. Dylan memutuskan untuk ikut dengan Peter dan Chloe.

Saat memasuki hutan, ada beberapa kelompok yang sedang berselisih. Mereka saling melempar serangan kepada kelompok lain. Peter mulai ketakutan, begitu juga dengan Chloe. Dylan terus menyuruh mereka untuk berpura-pura tidak melihat dan menjauh dari kelompok yang sedang berselisih, bahkan dia juga menyuruh Chloe dan Peter untuk mengabaikan murid Moonfly yang terluka. Mereka harus terus fokus mencari burung berwarna putih itu.

"Benar juga. Tujuan kita bukan untuk melawan kelompok lain," seru Peter.

Mereka terus berjalan cepat sambil melihat dengan jeli ke sekeliling hutan. Mereka sesekali bersembunyi di antara pohon besar saat melihat kelompok lain sedang bertarung dan berlari sekuat tenaga menghindari kelompok yang berusaha menyerang mereka. Sudah banyak orang yang mencoba menembak Peter dan Chloe dengan bola serbuk peri beracun tapi mereka selalu berhasil menghindarinya tanpa harus melawan.

"Kita sudah berlari cukup jauh dari kelompok terakhir yang kita lihat. Sepertinya tidak apa-apa kalau istirahat sebentar," sambar Dylan.

Peter pun setuju untuk beristirahat sejenak dan membuat beberapa semak menutupi mereka agar tidak ada kelompok yang melihat mereka di sana. Chloe membuat air keluar dari tanah untuk diminum.

"Bagaimana dengan Logan dan Emma, ya?" tanya Peter.

Chloe juga memikirkan nasib mereka sejak mulai berlari tadi. Apakah kelompok lain juga mencoba menyerang mereka? –gumamnya.

Suasana pun semakin hening, tidak ada suara orang-orang yang sedang berlari ataupun sedang terbang. Mereka mencoba untuk mengumpulkan semua tenaga untuk mencari burung putih lagi. Tapi, tiba-tiba semak yang menutupi mereka terbakar. Tembakan-tembakan bola serbuk peri pun satu per satu jatuh di antara mereka. Dengan sangat cepat, Peter membantu Chloe untuk berdiri dan mereka pun mulai berlari.

"Sampai kapan kita harus terus menghindari mereka? Kalau kita sibuk berlari seperti ini, kita tidak akan punya waktu untuk mencari burung putih!" keluh Chloe.

"Memangnya kamu ingin melawan mereka?" tanya Peter.

"Kalau memang itu perlu, kenapa tidak!" jawab Chloe penuh percaya diri.

Sebuah tembakan meluncur dan menghancurkan pohon yang berada di depan Chloe. Dia terkejut karena tembakan itu tidak hanya membuat pohonya rusak tapi juga membakarnya. Satu tembakan lagi meluncur dan hampir mengenai kakinya. Chloe sudah tidak tahan dengan perlakuan kelompok lain. Mereka benar-benar membuatnya kesal. Saat tembakan berikutnya hampir mengenai kaki Peter, Chloe pun akhirnya memberanikan diri untuk berhenti dan berbalik.

Akar penjerat.

Chloe pun mengayunkan tangannya pada pepohonan di sekitar dan dengan cepat akar-akar pohon keluar dari tanah dan melilit empat orang yang sedang mengejar mereka.

Peter dan Dylan pun berhenti dan melihat hasil kerja Chloe. Peter sangat terkejut dengan apa yang Chloe lakukan, begitu juga dengan Dylan.

"Dari mana kamu mempelajarinya?" tanya Peter dengan polosnya. "Kamu kan tidak pernah masuk kelas."

"Entahlah. Benalu pohon Mr. Mark?"

"Sepertinya hukuman itu membuatmu belajar sesuatu ya," ledek Dylan.

"Hei, lihat!" seru Peter saat menemukan sehelai bulu berwarna putih di tanah.

"Apa ini petunjuk milik kelompok lain?" tanya Chloe.

"Aku rasa tidak," jawab Peter saat melihat adabeberapa bulu putih lainnya.

BLUE MOON - Book 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang