Chloe berhasil bangun jam 12 siang, 2 jam sebelum kelas siang di mulai tanpa alarm yang biasanya dia setel di telepon genggam. Dia bergegas mandi dan mempersiapkan diri menjadi murid di antara makhluk-makhluk dongeng siang ini. Dengan baju serba putih dan tas punggung berwarna biru, Chloe pun berjalan keluar dari asramah dengan percaya diri menuju ke Moonfly.
Sampai di depan gerbang, Chloe terhenti sambil melihat betapa besar dan indahnya Moonfly itu. Bangunan seperti istana yang dicat serba putih dan perak membuatnya terpanah dan tanpa sadar berseru "wow" dengan lantang.
"Hati-hati banyak anak baru yang tersesat di sini," seru Henry yang berdiri tepat di belakang Chloe. "Ayo, Chlo. Aku antar ke kelasmu."
"Gak perlu. Makasih, Hen. Biar aku cari sendiri aja," ketus Chloe menolak ajakan Henry.
Tanpa berkata apa-apa Henry pun tiba-tiba melingkarkan tangannya ke bahu Chloe. Chloe langsung risih dengan perlakuan sok baik Henry. Walaupun tidak nyaman dengan reuni canggung mereka ini tapi Chloe merasa dia memang harus pasrah atas ajakan Henry yang ingin mengantarnya ke kelas karena dia benar-benar belum tahu apa-apa tentang Moonfly.
"Ini kelasmu," seru Henry. "Jangan kaget ya, karena di sana ada keturunan peri, elves dan penyihir. Kamu akan terbiasa melihat pemandangan seperti itu nantinya."
Chloe tersenyum memelas, "Thanks," ucapnya angkuh pada Henry.
Saat masuk ke dalam kelas, dengan cepat Elyn menyambar Chloe untuk duduk di sampingnya -di kursi paling belakang bersama Peter juga. Pelajaran pun resmi dimulai saat seorang pria tanpa sayap datang sambil terbang cepat sekali dengan membawa buku yang sangat tebal dan besar. Dia tidak berpenampilan seperti seorang pengajar, dia terlihat seperti murid biasa yang keren sekali dengan jubah hitam bertuliskan Foxes miliknya itu.
"Perkenalkan, nama saya Dylan Killian, Ketua Perwakilan Murid Foxes. Saya akan menggantikan Mr. Jose untuk membawakan materi tentang 'Sejarah Hanzels' hari ini."
Dylan pun memulai kelas dan menyuruh mereka membuka bab pertama buku 'Sejarah Hanzels' yang baru dia bagikan. Topik pertama yang akan dibahas yaitu tentang 'Keluarga Kerajaan Negeri Hanzels'.
"Membosankan," celetuk Elyn.
Sebelum memasuki materi, Dylan menjelaskan sedikit tentang Negeri Hanzels dan daerah lainnya. Dia mulai bercerita tentang dunia yang terbagi atas empat bagian yang dihuni oleh bermacam-macam makhluk hidup.
Daerah terbesar pertama bernama Allwynds. Daerah ini dihuni oleh manusia yang tidak memiliki kekuatan supranatural apapun dan sangat mengandalkan kemampuan otot dan otak mereka yang luar biasa tidak terkalahkan.
Daerah kedua adalah Morque yang sebagian besar penduduknya adalah penyihir. Daerah Morque memiliki tiga kota besar dan beberapa desa. Pusat kerajaan Morque adalah di Kota Raeclyft. Di kota inilah tempat Penyihir Agung dan seluruh keturunannya tinggal.
Daerah ketiga adalah Amros -negeri para vampir dan monster. Di daerah ini sudah dipastikan tidak ada makhluk lain selain keturunan vampir dan beberapa monster buas. Di Amros sendiri terdapat 2 kota besar dan modern yang dihuni oleh para vampir. Makhluk-makhluk supranatural dan beberapa kelompok monster buas lainnya tinggal secara berkelompok di beberapa desa di sekitar Hutan Gael dan Hutan Moors yang luasnya bisa mencapai lebih dari setengah dari luas Amros itu sendiri.
Daerah keempat adalah Hanzels yang sebagian besar penduduknya adalah peri dan elves. Hanzels sendiri memiliki empat kota besar, yaitu 1) Kota Lilyum sebagai pusat kerajaan Hanzels yang berada di bagian utara Negeri Hanzels, 2) Kota Ramones sebagai pusat pelatihan bakat yang berada di bagian selatan, 3) Kota Kerk sebagai pusat pertahanan Hanzels yang berada di sebelah timur dan yang terakhir adalah 4) Kota Glindwood, kota terindah yang ditumbuhi oleh tanaman obat, sayur-sayuran dan buah-buahan serta pusat peternakan Hanzels yang terletak di sebelah barat. Tidak hanya 4 kota besar itu, Hanzels juga memiliki lima desa yang dihuni oleh makhluk-makhluk supranatural berwujud unik namun tidak berbahaya.
Morque, Amors dan Hanzels adalah tiga negeri yang hanya dapat dilihat dan dikunjungi oleh mahkluk-makluk supranatural. Bagi manusia, ketiga negeri ini hanyalah pulau-pulau kosong yang tidak berpenghuni dan diberi peringatan 'berbahaya' oleh tentara-tentara angkatan laut.
Kini Hanzels dipimpin oleh keturunan ke-18 keluarga peri Van Drageer -satu-satunya keluarga peri bersayap ungu di Hanzels. Keluarga ini telah memerintah Hanzels selama hampir 200 tahun lamanya.
Raja dan Ratu Peri mempunyai empat orang anak -dua pria dan dua wanita. Nama Raja Peri yaitu Arthur Van Drageer -anak pertama dari Raja Lambert. Nama Ratu Peri yaitu Viona Lawrence Van Drageer yang berasal dari keturunan Filverel.
Anak pertama mereka bernama Andrew Van Drageer. Saat ini Andrew bekerja di Kota Kerk sebagai kepala Prajurit Greenwood -tentara Negeri Hanzels. Anak kedua bernama Lady Hanzels Van Drageer. Lady Hanzels merupakan kepala perawat di Kota Lilyum.
Anak ketiga bernama Candiece Van Drageer. Candiece merupakan anak Raja Peri yang jarang berada di Hanzels. Dia diberi tugas oleh Raja Peri untuk berkeliling Negeri Hanzels dan tiga daerah lainnya untuk mengetahui segala perkembangan yang ada. Anak terakhir Raja Peri adalah Henry Van Drageer.
Saat nama Henry muncul, Chloe menatap sinis Elyn seakan dia ingin memakan Elyn bulat-bulat. Elyn menatap balik Chloe dan mengangguk sedikit untuk memberikan kepastian bahwa Henry yang disebut itu adalah Henry -mantan kekasih Chloe.
"Sepertinya aku ingin muntah," gumam Chloe.
"Tahan dulu," sahut Elyn. "Masih ada kejutan yang lain."
Raja Arthur memiliki seorang adik bernama Miller Van Drageer yang telah meninggal bersamaan dengan kedua orang tua mereka. Sebelum meninggal, Miller Van Drageer telah menikah dengan seorang manusia dan memiliki anak yang bernama Roselyn Van Drageer.
Saat nama Elyn disebutkan, semua murid yang mengenal Elyn langsung menengok ke arahnya sambil berbisik-bisik. Elyn tidak begitu menanggapinya, dia pura-pura sibuk membolak-balik halaman buku sejarah.
"Yap... kamu boleh muntah sekarang," bisik Elyn kepada Chloe.
Chloe pun menggeleng-geleng dan menjatuhkan kepalanya dengan keras di atas buku sejarah tua yang ada meja. Elyn yang melihat tingkah Chloe mengerti bahwa ini semua seperti omong kosong lain yang benar-benar sulit sekali untuk dipercaya. Elyn mengusap-usap rambut hitam Chloe yang panjang sambil sesekali menepuk-nepuk pundak temannya itu.
Untuk beberapa menit terakhir, Chloe menjadi tidak fokus mendengarkan cerita-cerita sejarah yang dibawakan oleh Dylan. Dia melamun membayangkan dirinya harus senang atau sedih setelah tahu bahwa mantan kekasihnya adalah seorang pangeran peri. Pelajaran pun telah selesai. Chloe akhirnya benar-benar muntah di antara semak-semak di luar kelas.
"ANAK RAJA PERI?" teriak Chloe sambil mengusap bibirnya. "KEPONAKAN RAJA PERI?"
"Ya, begitulah," ucap Elyn sambil menghela napasnya.
"Wah... rasanya seperti habis menang undian," seru Chloe sarkatik karena masih tidak percaya. "Henry si anak melas itu adalah pangeran? Wah! Ada lagi yang ingin kamu beri tahu supaya aku bisa muntah lagi di sini, Elyn?"
"Hemm... sepertinya belum ada," jawabnya dengan santai. "Oh, mungkin Henry punya banyak cerita menarik untukmu."
"Henry?"
"Ya ya... aku tahu bagaimana rasanya. Kamu bukan orang pertama yang dibohongi Henry, Chlo."
"Apa maksdunya itu?"
"Dia pangeran dan keluarganya sangat dihormati di Hanzels. Aku rasa dia sangat berhak untuk menutupi kebenaran dan menyangkalnya hingga semua orang percaya kalau kebenaran itu tidak ada."
"Waaah! Itu omong kosong yang luar biasa, Elyn!"ketus Chloe.
~Enjoy 4 part pertama sebagai pembukaan cerita.
Next part akan di update tanggal 20 bulan depan ya.
See you and enjoy~
-uzuvita-
![](https://img.wattpad.com/cover/107034149-288-k634117.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BLUE MOON - Book 1
FantasyDi tempat Chloe Zayn Ginadio berasal, dunia terbagi atas 4 bagian. Daerah pertama yang merupakan daerah terbesar bernama Allwynds -negeri para manusia, kedua adalah Morque -negeri para penyihir, ketiga adalah Hanzels -negeri para peri, elves, dan pi...