Suasana mencekam semakin terasa hingga membuat Chloe merinding dan gemetar ketakutan "Ada apa di sana?" tanya Chloe yang mulai penasaran.
Semak-semak dari arah yang dicurigai Griffin mulai berisik seperti sedang dilewati oleh sesuatu yang sangat besar. Bunyi gesekan itu terdengar nyaring dan semakin mendekat. Tepat saat Chloe menarik napasnya dalam-dalam untuk menyiapkan diri melihat monster, tiba-tiba seekor ular hitam sebesar pohon Hutan Gael keluar dari kegelapan di sana.
Griffin pun dengan gesit menutup mulut Chloe yang hendak berteriak. Ular besar itu terdiam dihadapan mereka. Chloe hampir terjatuh karena sudah tidak kuat menahan ketakutan dan kepanikan yang terbelenggu di dirinya. Tidak bisa berteriak, tidak akan kuat berlari, tangannya pun seakan mati rasa hingga dia tidak bisa sama sekali membuat serbuk peri. Mata Chloe pun perlahan mulai tidak kuat melihat mimpi buruk di depannya. Saat Chloe hampir kehilangan kesadarannya, Griffin dengan cepat berdiri membelakangi Chloe, menunduk sedikit lalu menggendong Chloe di punggungnya.
Dengan cepat, Griffin mulai berlari menjauhi ular raksasa itu. Chloe bisa merasakan angin bertiup kencang sekali diwajahnya. Matanya yang sudah sayu tidak sanggup melihat jalan di depannya. Desisan ular yang sedang mengejar mereka terdengar mulai samar di telinga Chloe. Perlahan tubuh Chloe pun mulai mati rasa dan dia akhirnya tidak sadarkan diri.
"Chloe!" panggil seseorang dalam kegelapan. "Jangan mencariku."
Chloe pun tersadar dan mengenali suara itu. "Charlie."
"Mereka akan menangkapmu lagi."
"Apa maksudmu?"
"Aku akan segera bebas. Tunggu aku di tempat yang paling aman di dunia ini."
"Rumah?"
"Ya. Di rumah. Aku akan segera menemuimu di rumah."
"Aku rasa kamu tidak akan tahu di mana rumahku sekarang."
"Aku tahu. Karena aku selalu melihatmu, saudara kembarku."
Chloe pun terdiam dan mendadak jadi hening. Dalam diri Chloe ada rasa tidak percaya dengan batinnya yang selalu menanggil nama Charlie dan di sisi lain dia merasa seperti ingin sekali bertemu dengan Charlie. Ingatan Chloe yang hilang benar-benar membuat dia seperti orang yang selalu kebingungan. Hati dan pikirannya seakan sulit sekali untuk dipercaya.
"Berjanjilah padaku," seru Charlie. "Kamu harus menungguku di tempat yang aman."
Chloe tidak mengatakan apapun. Dia masih terdiam dalam pikiran-pikirannya yang mulai membingungkan.
"Chloe..." panggil Charlie sekali lagi. "Chloe..." kini suaranya seakan menghilang meninggalkan Chloe dalam kegelapan.
"Chloe..." Griffin berusaha membangunkan Chloe.
Chloe pun perlahan membuka matanya dan menatap mata biru Griffin yang menenangkan. "Kamu... sangat tampan," gumamnya yang masih setengah sadar.
Griffin tersenyum dan membantu Chloe untuk duduk sambil mengumpulkan kesadarannya. Griffin memberikan botol minum Chloe dan beberapa buah beri berwarna merah kepada Chloe. Chloe pun minum dengan lahapnya seperti di kereta waktu itu hingga airnya tumpah-tumpah dan mengalir ke lehernya.
"Pelan-pelan," seru Griffin. "Kamu akan menelan botolnya."
Chloe pun tersedak saat mendengar kata-kata yang sama yang pernah dia dengar dari Logan sebelumnya.
"Makanlah buah beri itu. Sepertinya aman untuk kamu konsumsi."
"Sepertinya?"
"Aku hanya bercanda. Itu aman untuk dimakan kok."
Chloe perlahan mulai memakan buah-buah beri itu. Awan mulai terlihat agak terang namun kabut dan gelap masih menyelimuti hutan. Chloe bisa merasakan udara dingin mulai berubah menjadi lembab. Sambil makan Chloe pun memperhatikan sekitarnya, berharap tidak akan ada lagi monster yang mungkin akan keluar dan membuatnya tersedak buah beri.
"Kita harus segera bergerak lagi sebelum para monster terbangun," seru Griffin. "Aku melihat ada sesuatu yang bercahaya dari arah sana semalam. Mungkin itu temanmu."
Chloe pun dengan tergesah-gesah melahap habis buah berinya dan mulai bangkit lagi untuk mencari Logan. Tanpa lupa untuk mengungkapkan rasa terima kasihnya pada Griffin yang telah menyelamatkan dia dari ular raksasa dan rasa lapar diperutnya, Chloe pun mengucapkan terima kasih sambil tersipu malu pada Griffin.
"Memangnya apa yang sedang kalian rencanakan di Hutan Gael ini?" tanya Griffin penasaran.
"Kami sedang mengerjakan Labyrinth Cubs."
"Labyrinth Cubs?"
"Iya, ujian penentuan bakat sekolah peri –Moonfly."
"Sepertinya sulit."
"Iya, sulit sekali untuk dipercaya."
"Lalu, apa yang harus kalian lakukan di sini?"
"Mencari tumpangan untuk ke level terakhir."
"Tumpangan? Seperti taksi?"
"Ya, seperti itu. Mungkin juga unicorn."
"Unicorn? Apa kamu pernah melihat unicorn?"
"Pernah, sekali. Aku bahkan sempat menungganginya walaupun hanya sebentar."
"Wah... kedengerannya memang sulit dipercaya."
"Benarkan! Sangat sulit dipercaya."
"Tapi, di Hutan Gael tidak ada unicorn, Chlo."
"Ya, kelihatannya begitu."
"Tapi aku tahu tumpangan apa yang lebih 'sulit dipercaya' daripada unicorn."
"Benarkah? Apa itu?"
"Aku akan memberitahumu saat kita bertemu dengan temanmu nanti."
Sambil mulai berjalan di hutan yang hampir terang itu, Chloe dan Griffin semakin akrab satu sama lain dengan cerita-cerita random mereka. Dalam ceritanya, Griffin mengungkapkan bahwa saat hutan sedang terang makhluk-makhluk mimpi buruk tidak akan terlihat lagi. Di pagi hingga sore hari, Hutan Gael akan dipenuhi oleh monster-monster pemakan tumbuhan dan serangga yang 'sepertinya' tidak berbahaya.
"Sepertinya lagi? Kenapa kamu selalu ragu-ragu?" tanya Chloe mulai jengkel.
"Karena aku belum pernah berada di hutan saat sedang terang."
Burung-burung besar mulai berterbangan di atas pepohonan. Kepakan sayapnya membuat dedaunan berguguran di sekitar sana. Chloe dan Griffin meneruskan perjalanan mereka di antara hembusan hujan daun tersebut. Namun, tidak lama kemudian suara lantang dari atas pepohonan memanggil nama Chloe.
"CHLOE!" teriak Logan yang terbang cepat dan menukik dari atas ke arah Chloe.
Dengan tangan yang terbuka, Chloe menyambut kedatangan Logan dan memeluknya. "Oh, Logan. Aku hampir mati karena serangan jantung di sini!"
"Benar. Dia hampir mati karena panik dan ketakutan," sambar Griffin.
Logan langsung berdiri membelakangi Chloe dan mencoba melindunginya saat menyadari keberadaan Griffin di sana. "Menjauh darinya, vampir!" seru Logan.
"Logan, dia werewolf. Namanya Griffin. Dia yang menemaniku semalaman."
"Oh..." ucap Logan. "Kamu tidak apa-apa kan, Chloe?"
"Ya, sepertinya aku baik-baik saja," jawabnyaragu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLUE MOON - Book 1
FantasyDi tempat Chloe Zayn Ginadio berasal, dunia terbagi atas 4 bagian. Daerah pertama yang merupakan daerah terbesar bernama Allwynds -negeri para manusia, kedua adalah Morque -negeri para penyihir, ketiga adalah Hanzels -negeri para peri, elves, dan pi...