PART 22. LEVEL 4

1.1K 88 0
                                    

Setelah beberapa detik melayang-layang di portal teleport yang terbentuk dari jumpball, Logan dan Chloe sampai di jalan yang sangat tidak asing bagi Chloe.

"Kota Springfield," seru Chloe.

"Allwynds. Begitu para peri menyebutnya," sambar Logan.

Dylan tiba-tiba muncul dari portal hitamnya. "Misi kalian," ucapnya memberikan gulungan.

Misi Chloe dan Logan di level 4 ini yaitu tentang beradaptasi. Ada 2 tempat yang harus mereka lewati untuk misi adaptasi ini. Yang pertama adalah Allwynds –negeri para manusia. Mereka diminta untuk mencari jalan keluar menuju tempat selanjutnya. Mereka harus berbaur di antara manusia untuk menemukan jalan itu. Jika mereka cukup beruntung, manusia pertama yang mereka temui bisa jadi adalah petunjuk menuju jalan keluar.

"Biar aku yang mencarinya sendiri, Logan," ucap Chloe dengan beraninya. "Mereka akan sangat terkejut jika melihatmu yang bersayap seperti ini."

"Tenang saja, Chloe," sahut Dylan. "Dalam ujian Labyrinth Cubs, semua orang kecuali peserta tidak akan melihat wujud asli kalian. Mereka akan melihat kalian seperti apa yang mereka bayangkan. Kalian bahkan bisa terlihat seperti monster di mata mereka."

"Kita harus mulai dari mana?" tanya Logan.

"Mulailah dari siapa pun. Ikuti naluri kalian dan semoga berhasil," Dylan pun pergi lagi dengan portal, meninggalkan Chloe dan Logan yang masih kebingungan.

Chloe mulai berjalan meninggalkan Logan yang mencoba membaca gulungannya sekali lagi sebelum akhirnya hilang menjadi debu dan tertiup angin.

"Chloe!" panggil Logan. "Mau ke mana? Kita harus jalan bersama."

"Aku ingin pulang!"

"Hei, Chloe!" Logan menarik tangan Chloe dan menghentikannya. "Ini bukan waktu yang tepat untuk berkunjung. Kita punya misi yang harus diselesaikan."

"Aku tahu! Dylan bilang kita harus mengikuti naluri bukan? Naluriku berkata untuk pulang!" Chloe pun mulai berjalan lagi.

"Kamu tahukan kalau kamu tidak akan terlihat sama di mata keluargamu nanti?"

"Aku tahu!" jawab Chloe sinis. "Jadi, kamu mau ikut atau tidak?"

Logan yang masih ragu akhirnya mengikuti Chloe untuk pulang ke rumahnya.

Langit gelap dan udara yang dingin menemani perjalan Logan dan Chloe di sepanjang jalan Kota Springfield. Mereka tidak saling bicara dan satu-satunya yang terdengar di sana adalah hembusan angin yang begitu kencang. Logan tidak berusaha untuk membuat rencana ataupun melakukan sesuatu, begitu juga Chloe yang terus berjalan dengan cepatnya membiarkan Logan terbang rendah mengikutinya dari belakang.

Sampailah mereka di depan rumah. Chloe sempat ragu untuk membunyikan bel rumahnya, mengingat saat ini sudah hampir tengah malam dan akan sangat mencurigakan jika bertamu semalam ini.

"Kalau tidak yakin, mungkin kita bisa kembali besok pagi," bisik Logan.

Chloe pun menggeleng dan mulai meyakinkan dirinya untuk tetap berkunjung ke rumahnya. Sambil menghela napasnya, Chloe pun akhirnya menekan bel rumahnya hingga 3 kali namun tidak ada respon sama sekali dari dalam rumah.

"Pasti ayahmu sedang tidur," bisik Logan lagi. "Kita kembali besok saja."

Chloe pun memilih untuk mengikuti ide Logan tersebut dan dengan berat hati mulai beranjak dari teras rumah, namun saat mereka hendak pergi, ayah Chloe membukakan pintu.

"Selamat malam, opsir," sapa ayah Chloe sambil membenarkan piyama lusunya. "Ada yang bisa saya bantu?"

"Opsir?" tanya Logan.

"Ayah pikir kita adalah polisi," bisik Chloe pada Logan.

"Oh, selamat malam Tuan..." Logan berusaha ramah pada ayah Chloe namun dia tidak tahu namanya.

"Tuan Zayn Ginadio," lanjut Chloe. "Maaf telah mengganggu malam Anda. Kami ingin menanyakan beberapa hal tentang anak Anda."

"Chloe?" tanya Zayn. "Dia berada di Pusat Rehabilitasi untuk remaja saat ini."

"Rehabilitasi?"

"Ya. Teman kalian yang membawanya. Sebaiknya kalian bertanya pada mereka."

"Benarkah?" kali ini Logan berusaha untuk berbaur. "Dalam catatan kami, Chloe tidak sedang di rehabilitasi."

"Pasti ada yang salah," gumam Zayn. "Silahkan masuk, opsir," Chloe dan Logan pun masuk ke rumah atas izin Zayn. Saat sampai di dalam, ada seorang wanita sedang berdiri memperhatikan mereka.

"Miss Norma?" ucap Chloe terkejut.

"Anda tahu nama istri saya?" tanya Zayn.

"Istri? Bukankah dia sekertaris Anda?" tanya Chloe keheranan. "Aku baru meninggalkan ayah selama 2 bulan dan dia sudah menikah lagi!" gumamnya kali ini terdengar sangat kesal.

"Dulu. Sekarang saya sudah menjadi istrinya," jawabnya sinis. "Ada apa tengah malam seperti ini datang ke rumah, opsir? Bukankah kasus anak tiri saya sudah selesai bulan lalu?"

"Kasus?" tanya Logan.

"Iya. Kasus pembunuhan," jawab Norma dengan santainya. "Dia dan gengnya membunuh anak baru di dermaga, bukan?"

"NORMA, STOP!" Zayn membentak Norma dengan kesalnya. "Apa mau kalian sebenarnya, opsir? Kasus ini sudah selesai 1 bulan yang lalu. Chloe juga sudah kalian bawa ke rehabilitasi tanpa persetujuan saya!"

"Apa yang sebernarnya terjadi di dermaga malam itu?" tanya Chloe dengan ragu dan mempersiapkan diri mendengar hal terburuk yang mungkin terjadi malam itu.

"Apa lagi yang kalian ingin ketahui!" bentak Zayn. "Semua sudah dibahas dengan jelas di pengadilan bahkan diberitakan di seluruh koran!"

Zayn memberikan koran yang berisi tentang seorang gadis remaja meninggal di dermaga pada malam yang sama saat Chloe dan teman-temannya 'melantik' anggota baru Voocord. Gadis itu bernama Alice Richie dengan ciri-ciri dan pakaian yang sama dengan yang dilihat Chloe malam itu. Kematian jelas karena tenggelam. Tersangka dengan inisial R, F, dan A dipenjara selama 4 tahun di penjara remaja Kota Harper.

Atas pernyataan dari 2 korban yang selamat berinisial B dan M, tiga komplotan lainnya yang berinisial F, R, dan C dinyatakan tidak bersalah dan di rehabilitasi selama 1 tahun atas trauma dan gangguan mental yang mereka alami. "R, F dan A. Ruth, Frida dan Anne?" gumam Chloe. "F, R, dan C. Fany, Risa dan Chloe. Alice... Alice... tidak mungkin... aku yakin..."

"Anakku yang malang," seru Zayn yang mulai terdengar lirih. "Dia selalu saja mendapat teman yang salah. Tidak hanya di Kota Springfield, di tempat lain juga begitu. Selalu mendapat masalah karena teman-temannya."

Chloe pun mulai sedih melihat ayahnya seperti itu namun tiba-tiba dia terkejut dan jadi penasaran saat ayahnya mengatakan 'tempat lain'.

"Tempat lain? Hanzels. Elyn dan Henry!" celetuk Chloe membuat Zayn berhenti murung dan mulai kesal mendengar nama itu. "Apa nama mereka terdengar familiar?"

Zayn menggeleng kepalanya dan berusaha menutup mulutnya rapat-rapat untuk tidak menjawab pertanyaan itu. Namun, Zayn tiba-tiba terdiam dan menatap Chloe dengan bingungnya. "Apa mau kalian sebenarnya?"

"Jadi, aku benar-benar pernah tinggal di Hanzels," gumam Chloe lagi. "Charlie," seru Chloe dengan hati-hati, "apa ayah kenal dengannya?"

"Chloe," seru Logan memotong. "Dia Chloe, Tuan Zayn. Anda tidak bisa melihatnya sebagai Chloe yang Anda kenal. Tapi, dia Chloe."

Chloe membuka tangan kanannya lebar-lebar agar Zayn dapat melihat cincin perak yang Chloe pakai di jari kelingkingnya. Chloe mendekatkan tanganya ke Zayn sehingga Zayn bisa melihat di cincin itu terdapat tulisan 'Ginadio' –nama keluarganya. 

BLUE MOON - Book 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang