PART 24. PETUNJUK PERTAMA

1.1K 94 0
                                    

Chloe semakin terbakar emosi dan tidak kuasa menahan hasratnya untuk melukai seseorang saat ini. "Aku penasaran, apakah sayap peri bisa berdarah atau tidak?" Chloe menggerakan tangannya dengan perlahan di sekitar pagar jaring besi yang menjerat Vinca. Secara perlahan, seutas kawat menusuk sayap merah muda Vinca dan membuatnya mengeluarkan darah merah yang kental.

Vinca pun menjerit kesakitan dan meronta-ronta di pagar besi itu. Ethan yang berada di samping Vinca terus berusaha membebaskan dirinya dari jeratan besi. Logan dan Elyn mulai berteriak memarahi dan memaki perlakukan Chloe terhadap Vinca tersebut.

"AKU AKAN MEMBANTUMU!" teriak Elyn. "Aku berjanji akan membantumu membalaskan kematian ibumu."

Kawat yang menancap pada sayap Vinca pun perlahan keluar. Elyn mendapatkan perhatian Chloe dan perlahan Chloe pun melepaskan Elyn, Vinca, Ethan dan Logan dari pagar itu. Saat mereka telah terlepas, Elyn tanpa ragu melayangkan tinjunya ke Chloe. Chloe pun jatuh tersungkur ke aspal. Tidak berhenti begitu saja, Elyn mengunci Chloe di antara kakinya dan meremas kerah baju Chloe.

"Apa kamu sudah gila?" teriak Elyn tepat di depan wajah Chloe. "Kamu pikir, kamu bisa mengancam dan menyakiti anggota kelompokku seperti ini?"

"Begitulah manusia mengintrogasi orang-orang jahat!" jawab Chloe dengan sombongnya.

Elyn semakin meremas kerah baju Chloe hingga leher Chloe sedikit terangkat dari tanah. Saat itulah Elyn mulai berbisik, "Aku punya rencana. Selesaikan Labyrinth Cubs dan aku akan memberitahumu." Tinju mentah melayang lagi dari Elyn ke wajah Chloe hingga sedikit merobek pelipisnya.

Elyn, Vinca dan Ethan pun pergi meninggalkan Logan serta Chloe yang masih terbaring di aspal jalan.

"Yah... untunglah Elyn sudah mewakili emosiku," gumam Logan yang membantu Chloe berdiri. "Kalau tidak, mungkin aku yang akan meninjumu, Chloe."

Saat sudah berdiri, pandangan Chloe tertuju pada 3 anak berandal sedang asyik merokok dan membawa botol bir. Mereka memasuki gang sambil menyeret seorang anak laki-laki culun berkaca mata. Chloe pun berlari kecil menuju gang itu, diikuti oleh Logan yang sangat penasaran dan mulai bertanya-tanya.

"Sekarang mau apa lagi?" keluh Logan. "Apa kamu tidak lelah terus berlari tiba-tiba seperti ini? Setidaknya beritahu aku, apa yang ingin kamu lakukan?"

"Suuuttt..." Chloe memberi tanda untuk diam kepada Logan.

Chloe berhenti dan menyandarkan dirinya ke tembok sebelum gang itu. Dengan sangat perlahan dan hati-hati, dia mulai mengintip anak-anak berandal itu. Dia mengenali salah satu anak itu yang tidak lain adalah Calvin –anggota geng Ryan yang pernah memukuli Henry.

"Calvin," panggil Chloe dengan lantangnya.

"Opsir," seru Calvin yang mendadak gemetar ketakutan.

"Dia juga menganggap kita sebagai opsir," bisik Logan.

Chloe melototi Logan dan memberi sinyal untuk tidak bicara sama sekali.

"Apa yang kamu lakukan dengan anak ini?" tanya Chloe sambil menatap sinis Calvin.

"Ka... kami hanya sedang bermain-main," jawab Calvin gugup.

"Bermain hingga membuat kepalanya berdarah seperti itu?"

Calvin dan dua orang temannya terdiam dan menutup-nutupi botol bir yang mereka bawa.

"Di mana bosmu, Ryan?" tanya Chloe spontan.

"Dia di penjara remaja, opsir."

"Oh... karena video yang tersebar di internet itu bukan? Malang sekali nasibnya," seru Chloe meledak, "tahu Henry yang jadi korbannya, seharusnya tidak usah aku upload!" gumamnya kini yang menyesal telah menjadi pahlawan kesiangan untuk Henry.

Karena merasa ada celah untuk kabur, si anak culun dan dua anak buah Calvin tiba-tiba melarikan diri dari Chloe dan Logan yang terlihat sebagai polisi patroli malam di sana namun Calvin yang terlihat sangat ketakutan itu masih berdiri mematung dihadapan Chloe dan Logan.

Chloe memanfaatkan momen itu untuk menyelesaikan misinya karena menurutnya, dia sudah bekerja cukup baik dalam beradaptasi sebagai opsir yang terlihat di mata Calvin dan ayahnya tadi. Mungkin ini adalah waktu yang tepat untuk mengetahui apakah Calvin adalah orang yang membawa petunjuk untuk ke tempat selanjutnya atau tidak?

"Calvin," seru Chloe memecah keheningan Calvin yang masih gemetaran. "Apa ada yang kamu sembunyikan dari kami?" tanya Chloe berharap Calvin akan mengatakan sesuatu yang mungkin bisa dijadikan petunjuk.

Dengan tangan yang bergetar, Calvin perlahan mengeluarkan segenggam serbuk berwarna putih dan menunjukannya kepada Chloe dan Logan.

"Apa itu sabu?" tanya Chloe mengintimidasi.

"A... aku tidak tahu ini apa. Tadi ada orang yang menitipkannya kepadaku. Aku bersumpah!"

"Coba biar aku lihat," Logan mulai maju dan membuka tangannya lebar-lebar untuk menadahi serbuk tersebut.

Calvin pun memindahkan serbuk itu ke tangan Logan dan perlahan serbuknya berubah menjadi pasir putih berhiaskan kerikil merah saat jatuh ke telapak tangan Logan. Chloe dan Logan saling memandang dan sadar bahwa mereka menemukan petunjuk pertama mereka. Calvin yang merasa urusannya dengan kedua opsir gadungan ini telah selesai, langsung lari keluar dari gang.

"Awas kamu kalau memukuli anak culun lagi!" teriak Chloe dengan senangnya.

"Petunjuk pertama," gumam Logan. "Kira-kira ini apa ya?"

"Pasir Pantai Springfield. Ayo kita ke sana."

Chloe dan Logan pun mulai bergerak lagi. Logan berusaha menggendong Chloe yang saat itu mulai berlari kecil.

"Jangan terbang," seru Chloe. "Ingat, kita harus beradaptasi. Siapa tahu akan mendapat petunjuk lagi."

Ucapan Chloe benar, Logan pun mendaratkan kakinya di aspal dan mulai berdiri tegak di samping Chloe.

"Lalu bagaimana kita ke Pantai Springfield?"

"Naik kereta express. Kita ke stasiun dan naik kereta dari sana."

Mereka pun berjalan cepat menuju stasiun. Dalam perjalanan Logan memberanikan diri untuk berbicara sedikit tentang masalah pribadi Chloe.

"Aku turut berduka cita atas kepergian ibumu, Chlo."

Chloe menatap sinis Logan yang saat itu memasang tampang murung. Chloe berusaha untuk menghiraukan ucapan Logan dan bersikap acuh.

"Aku ingat sekali bagaimana ricuhnya Hanzels saat sedang mencari kalian berempat. Aku tidak menyangka kalau akan bertemu dengan anak-anak legendaris seperti dirimu, Pangeran Henry dan juga Elyn yang selamat dari Morque di saat bulan membiru. Tapi, apa yang terjadi pada Perawat Faylin memang sangat disayangkan."

Chloe tidak tahan lagi mendengar belasungkawa yang diucapkan oleh Logan. Chloe pun berhenti dan meremas kerah Logan serta mendorongnya ke dinding.

"Jangan seenaknya menyebut nama ibuku!" ucap Chloe sambil menatap kesal Logan.

"Bukan hanya kamu yang kehilangan dihari itu, Chloe. Ayahku adalah salah satu Prajurit Greenwood yang menjemputmu di Morque. Dan dia tidak pernah kembali!"

Chloe pun perlahan melepaskan Logan dan mununduk malu dengan sikap kasarnya terhadap Logan. "Maafkan aku," ucap Chloe dengan lirih.

"Setidaknya saat ini kamu punya dua teman yangtahu rasanya kehilangan –Elyn dan aku," seru Logan sambil menepuk-nepuk pundakChloe. "Jadi, jangan bertindak gegabah sendirian. Tidak hanya Elyn, aku jugaingin membantumu, Chloe."

BLUE MOON - Book 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang