"Chloe!" seru Henry sambil menguncang-guncangkan tubuh Chloe.
Chloe membuka matanya dan melihat Henry dihadapannya. Chloe benar-benar terkejut hingga hampir jatuh dari kasurnya. Dengan cepat, Henry pun menarik Chloe dan memeluknya.
"Vampir," gumam Chloe dengan napas yang tersengal-sengal. "Vampir itu ingin mengigitku juga."
Henry hanya diam sambil mengelus kepala Chloe dengan sangat lembut dan berusaha untuk menenangkannya.
"Kamu akan baik-baik saja," Bella datang dan memberikan sebuah botol berisi ramuan berwarna biru untuk Chloe. "Minum ini. Kamu akan merasa lebih baik."
Chloe pun melepaskan dirinya dari Henry dan dengan tangan yang bergetar Chloe mengambil botol itu dari Bella dan meminumnya dalam satu tegukan.
"Istirahatlah. Aku akan menemanimu di sini," ucap Henry sambil terus memegangi tangan Chloe. Tanpa ragu Chloe pun kembali membaringkan tubuhnya ke kasur untuk beristirahat lagi.
Pagi pun tiba, Chloe masih merasakan tangan Henry mengenggamnya. Chloe melihat Henry tidur di sisi kanan kasurnya dengan sangat nyenyak. Chloe hendak mengambil minumnya tapi tidak ingin sampai membangunkan Henry. Perlahan Chloe pun melepaskan tangannya dari ganggaman Henry. Chloe menegakan tubuhnya dan berusaha meraih segelas air mineral yang ada di meja sebelah kiri. Chloe agak kesulitan menggapainya karena selimutnya tertindih oleh sebagian tubuh Henry. Tiba-tiba seorang menggambilkan minum itu dan memberikannya kepada Chloe.
"Oh, terima kasih Dylan," ucap Chloe.
Chloe pun langsung meminum air mineral itu dengan lahapnya. Dylan membangunkan Henry dan menyuruhnya untuk kembali ke asramah. Henry pun menurutinya dan dengan setengah sadar dia berjalan meninggalkan ruang perawatan itu.
"Sudah merasa baik?" tanya Dylan dengan manis.
"Lumayan," jawab Chloe ragu.
"Kembalilah ke asramah dan bersihkan dirimu, Chloe."
"Iya, ide yang bagus. Aku sudah muak keluar masuk tempat ini."
Chloe pun beranjak dari kasur dan kembali ke asramah. Dalam perjalanan menuju asramah, Chloe dan Dylan berpapasan dengan Vinca dan Henry yang ternyata belum kembali ke asramahnya.
"Ah... si pembuat onar sudah sadar. Seharusnya kamu tidur saja sampai Labyrinth Cubs nanti, Chlo," cetus Vinca.
Chloe mendadak kesal dengan ocehan Vinca apalagi setelah tadi malam dia menyebut Elyn 'bodoh'. Chloe berjalan cepat menuju Vinca. Chloe tidak peduli siapa saja yang berada di dekatnya tapi Chloe ingin sekali menampar wajah cantik Vinca itu. Saat Chloe semakin mendekati Vinca, Chloe mulai mengayunkan tangannya dan tanpa dia sadari ternyata yang dia tampar adalah Henry yang tiba-tiba berdiri di depan Vinca.
Chloe menatap Henry dengan tatapan penuh bersalah, dia bahkan sampai menganga dan harus menutup mulut sendirinya karena terkejut setengah mati. Tapi Chloe tidak begitu saja mengakui kecerobohannya, dia mencoba untuk tetap dingin dan terlihat tidak bersalah. Chloe pun langsung pergi dan berjalan cepat tanpa melihat ke arah Henry dan Vinca lagi sambil terus berusaha menahan emosinya yang sedang terbakar.
"Kamu seharusnya tidak melakukan itu," seru Dylan yang berjalan cepat menyusulnya.
"Aku tidak bermaksud melakukannya pada Henry."
"Tapi tetap saja, seharusnya kamu tidak melakukan itu."
"Aku sudah terlanjur melakukannya, oke? Sekarang aku harus apa? Kembali ke sana dan minta maaf pada Pangeran Henry?" ucap Chloe dengan nada tinggi.
"Ide yang bagus," jawab Dylan yang langsung menarik tangan Chloe dan membuatnya berhenti sejenak. "Ayo, aku temani kamu minta maaf ke Henry."
"Tidak," bentak Chloe sambil dengan paksa melepaskan tangannya dari genggaman Dylan. "Aku tidak mau minta maaf padanya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
BLUE MOON - Book 1
FantasíaDi tempat Chloe Zayn Ginadio berasal, dunia terbagi atas 4 bagian. Daerah pertama yang merupakan daerah terbesar bernama Allwynds -negeri para manusia, kedua adalah Morque -negeri para penyihir, ketiga adalah Hanzels -negeri para peri, elves, dan pi...