PART 26. PULAU RATU

1K 75 0
                                    

Setelah sekitar 1 jam perjalanan, mereka pun sampai di Pulau Ratu. Pulau Ratu sendiri terkenal dengan keindahan panorama lautnya. Pulau yang besarnya tidak seberapa itu bisa dijelajahi selama kurang lebih 2 jam. Chloe dan Logan yang sudah kehabisan petunjuk hanya bisa mengikuti para turis mengelilingi Pulau Ratu. Namun, kelompok yang tadi bersama mereka di kapal pesiar sepertinya tahu ke mana mereka harus pergi.

Saat mereka melewati salah satu museum kuno di pulau tersebut, kelompok itu diam-diam menyelinap keluar dari rombongan turis. Chloe dan Logan yang melihat hal itu langsung mengikuti mereka masuk ke sebuah ruangan bawah tanah museum tersebut. Kelompok itu tiba-tiba menghilang dalam kegelapan. Logan pun membuat bola bercahaya untuk melihat isi dari ruangan itu. Saat cahaya mulai menerangi ruangan, seorang anggota kelompok itu langsung meninju wajah Chloe.

"Ini untuk teman kami –Moory Dunn yang mati karena Emma," kata si peri bersayap kuning yang bertubi-tubi memukuli Chloe dalam kegelapan itu.

"Hentikan, Lena!" suara Logan menggema di ruangan itu.

Buk, Logan pun kena pukul dari si elves. "Ini karena kalian mengikuti kita," katanya.

"Ayo, Randy. Portalnya sudah terbuka," seru Lena yang sudah puas memukuli Chloe.

Hembusan angin begitu kencang terasa di ruangan yang gelap itu. Sebuah portal berwarna kuning terbuka tepat di pojok ruangan. Lena dan Ren berlari masuk ke portal meninggalkan Chloe dan Logan yang masih kesakitan di sana.

"Ah, sial!" pekik Chloe sambil mengusap darah dari bibirnya. "Di mana kita bisa menemukan portal seperti itu? Kita tidak punya petunjuk sama sekali!"

Logan pun membuat cahaya lagi dan membantu Chloe berdiri. "Lebih baik kita keluar dari tempat ini dan berburu petunjuk di pulau."

Saat mereka sudah berada di luar, 2 turis laki-laki berbusana renang menggoda Chloe dan Logan. "Hei... bikini kalian cute banget. Mau snorkling bareng kita?"

"Kalian?" gumam Logan jengkel. "Mereka pikir aku wanita?"

Chloe pun mengambil umpan 2 turis itu dengan senang hati. Mereka berempat berjalan ke bagian peralatan renang untuk menyewa masker, snorkles, dan fins tapi dengan sombongnya Chloe menolak untuk menggunakan ketiga alat diving tersebut.

"Kamu yakin tidak mau pakai ini?" tanya Logan sedikit khawatir.

"Wanita tangguh tidak butuh itu," jawab Chloe dengan angkuhnya membuat kedua turis itu terpesona dengan karisma Chloe.

"Kamu tahu tidak, di bawah Pulau Ratu ini ada karang cinta?" ungkap si turis berambut biru.

"Ya, aku tahu. Kalau berciuman di sana, kita akan berjodoh, bukan?"

"Oh... jadi kamu tidak mau pakai ini karena ingin menciumku?" ledek si turis.

"Ya... kita lihat saja nanti."

Logan yang melihat betapa isengnya Chloe itu membuatnya geleng-geleng kepala. "Apa yang sebenarnya kamu rencanakan, Chlo?" bisik Logan.

"Aku rasa ada portal di karang itu."

Logan pun tersenyum seakan sudah menduga hal yang sama tentang karang tersebut. Logan langsung menanggalkan masker dan fins yang sudah dipakainya agar bisa berenang dengan leluasa di dalam air nanti.

Chloe, Logan dan kedua turis itu siap menyelam. Letak karang sendiri agak jauh dari Pulau Ratu sehingga Chloe dan Logan yang tidak memakai masker sesekali harus mengambil napas dan kembali berenang lagi menuju karang. Logan terlihat semakin kesusahan berenang mengikuti Chloe dan 2 turis itu dengan sayap hijaunya yang menjadi sangat berat saat berada di dalam laut. Walaupun berat, namun Logan tetap berusaha untuk tidak menggunakan sayapnya di antara para turis itu.

Chloe pun tiba-tiba berhenti saat karang itu mulai terlihat dari kejauhan. Dia berenang lagi ke permukaan untuk mengambil napas dan melirik ke arah Logan serta memberi sinyal untuk segera mendekatinya. "Karangnya sudah dekat," seru Chloe sebelum kembali berenang.

Kedua turis itu masih mengikuti Logan dan Chloe di belakang, namun karena tidak ingin terusik oleh mereka, Chloe pun membentuk serbuk peri di telapak tangannya dan melepasnya ke para turis hingga membuat kedua turis itu terlempar jauh dari jarak pandang Chloe dan Logan.

Logan pun menggeleng dan tertawa melihat ulah Chloe. Chloe sendiri dengan santai mengangkat kedua bahunya dan pura-pura tidak berbuat salah. Dengan cepat Chloe dan Logan berenang memasuki gua yang terlihat gelap itu. Kali ini Logan tidak membuat bola cahaya, dia mengandalkan instingnya bahwa ini adalah jalan keluar mereka.

Saat sampai di karang besar berbentuk hati itu, Chloe dan Logan berenang dengan tenang di tengahnya. Mereka saling menatap bingung menunggu sesuatu yang mungkin akan terjadi di sana. Setelah menunggu beberapa detik lamanya, Chloe mulai kehabisan oksigen di paru-parunya. Dia pun menyerah untuk menunggu dan memutuskan untuk naik ke permukaan lagi untuk menghirup udara.

Namun saat Chloe akan meninggalkan karang, tiba-tiba dari tengah karang tersebut terbentuk sebuah portal kecil berwarna hitam yang membuat air di sana berputar-putar seperti tornado kecil. Chloe dan Logan pun tertarik masuk ke dalamnya. Mereka terombang-ambing di dalam pusaran itu cukup lama. Semakin dalam memasuki pusaran itu, arusnya pun semakin kuat. Chloe yang berusaha keras menstabilkan tubuhnya di dekat Logan akhirnya terbawa arus dan terpisah dari Logan.

Tiba-tiba pusaran itu terhenti dan Chloe pun menabrak sebuah dinding di kegelapan. Air perlahan menjadi tenang namun terlihat sangat keruh dan gelap. Chloe yang semakin kehabisan oksigen itu dengan sisa-sisa tenaganya mulai berenang ke atas dengan cepat. Chloe pun muncul di danau tengah hutan antah-berantah dengan pepohonan sebesar raksasa. Saat ingin berenang ke daratan, tiba-tiba kaki Chloe ditarik oleh tangan seseorang dari dalam danau. Chloe pun tenggelam lagi ke dalam danau yang gelap itu.

Chloe dengan cepat membuat bola cahaya dan dalam sekejab menerangi puluhan duyung bertaring yang sedang mengelilinginya. Chloe terkejut setengah mati hingga tersedak air danau yang masuk ke mulutnya. Salah satu duyung itu berenang dengan cepat menghampiri Chloe dan siap mengigitnya dengan taringnya yang kuning. Spontan Chloe pun langsung membuat pusaran air dengan tangannya dan pusaran itu mendorong Chloe keluar dari danau menyeramkan itu. "Putri duyung macam apa itu!" teriaknya frustasi melihat makhluk seram penghuni mimpi buruk itu.

Chloe pun terbatuk-batuk parah sehingga memuntahkan segalanya yang tadi dia makan di kereta. Chloe perlahan berusaha bangkit dan menstabilkan dirinya di pinggir danau mimpi buruk itu. Jaket Peter dan jubah Dylan yang basah membuat dia sulit bernapas dan bergerak karena menjadi sangat berat.

Tanpa ragu setelah memeriksa ke sekelilingnya, Chloe pun membuka jubah dan jaketnya hingga menyisakan branya saja yang sempat dia pakai saat pulang ke rumah tadi. Chloe menggantung jaket dan jubahnya di salah satu dahan pohon terendah di dekatnya. Sambil menunggu airnya turun dari jaket dan jubah, Chloe pun mulai berteriak memanggil Logan dan Dylan. "LOGAN... DYLAN... DI MANA INI?!"

"Hutan Gael, Amros," seru Dylan yang muncul di dekat jaket dan jubah yang sedang tergantung.

"Amros? Vampir? Apakah kali ini misi bunuh diri?"

"Tentu saja bukan," Dylan tertawa mendengar Chloe yang mulai ketakutan. "Pakailah sesuatu. Kamu akan mati kedinginan kalau seperti itu."

"Aku akan mati sesak napas karena beratnya jaket dan jubah itu."

"Oke. Aku akan mengambil jubahku kembali," Dylan pun mengambil jubahnya dan melempar jaket Peter yang berwarna hijau itu ke Chloe.

"Tapi ini masih basah," gumam Chloe yang agak malas-malasan memakai jaket Peter lagi.

"Ini masih level 4," lanjut Dylan. "Misimu di sini adalah mendapatkan tumpangan menuju level 5."

"Unicorn lagi?" tanya Chloe.

Dylan pun hanya tersenyum dan mengangkat bahunyasekilas. "Ingat, kamu harus ke level 5 dengan Logan. Kalau sendirian, otomatiskamu akan gugur. Semoga beruntung," ujar Dylan sebelum menghilang lagi ke dalamportal hitamnya.

BLUE MOON - Book 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang