PART 15. KELAHIRAN BULAN BIRU

1.2K 84 1
                                    


Dalam keheningan malam dan sambil menunggu ikan yang mereka panggang matang, Logan mulai bercerita tentang legenda kelahiran seseorang pada saat bulan sedang membiru yang sangat langka dan dipercaya membawa kebaikan ataupun keburukan untuk negeri supranatural.

Bulan yang membiru membawa suasana yang berbeda di 3 negeri. Bagi Negeri Hanzels, kelahiran bulan biru membawa banyak sekali petaka karena di saat itu, para peri sebenarnya akan mencapai titik lemah mereka di mana serbuk peri dan serbuk pixies akan kehilangan keajaibannya karena terserap oleh kuatnya aura bulan biru.

Namun, beberapa peri yang memiliki keterampilan bakat luar biasa bisa mengendalikan kelemahannya saat bulan sedang membiru. Contoh paling nyata adalah keluarga Van Drageer dan beberapa Prajurit Greenwood yang terpilih. Keluarga Van Drageer secara turun-temurun menjaga kemampuan bakat mereka tersebut dan tidak mengajarkannya kepada peri lain begitu saja, sedangkan Prajurit Greenwood butuh pengorbanan yang besar untuk bisa menguasai aura bulan biru tersebut.

Bagi mereka yang lahir di saat bulan membiru sebenarnya akan sangat berbahaya jika tidak bisa mengendalikannya. Beberapa orang yang Logan kenal –kelahiran bulan biru rata-rata mengalami mati muda tepat saat mencapai batas ketahanan mereka. Para orang tua peri yang memiliki anak kelahiran bulan biru sudah beberapa kali memprotes keluarga Van Drageer yang arogan karena tidak mau membantu anak mereka menguasai aura bulan biru, padahal kata beberapa tetua di Hanzels anak-anak yang lahir saat bulan biru kemungkinan akan menjadi peri terkuat di seluruh Hanzels. Karena hal tersebut, Van Drageer memilih untuk diam dan membiarkan anak-anak bulan biru itu mati sehingga kekuasaan mereka tetap tidak terkalahkan.

"Menyeramkan!" gerutu Chloe.

"Tapi akhir-akhir ini ada rumor yang mengatakan bahwa Morque bisa membantu anak-anak bulan biru mengendalikan auranya," tambah Peter.

"Iya, aku juga pernah mendengar hal itu," sahut Emma. "Sampai saat ini, penduduk Hanzels belum ada yang tahu bagaimana dan untuk apa Morque melakukannya, yang jelas itu bukan untuk hal yang baik."

"Kenapa kamu tiba-tiba menceritakan itu, Logan?" tanya Dylan spontan.

"Aku rasa ada kelahiran bulan biru di antara kita sekarang."

Logan, Peter dan Emma perlahan menghadap ke arah Chloe.

"Aku?!" tanya Chloe sangat terkejut dengan kemungkinan itu.

"Hanya kelahiran bulan biru yang bisa mengendalikan elemen air, api, udara dan... tanah," ujar Peter. "Melihatmu bisa membuat air keluar dari tanah, mungkin kamu salah satunya. Tapi, kamu tidak dilahirkan di Hanzels atau Morque, kan?"

"Sepertinya tidak."

"Aku belum pernah mendengar tentang kelahiran bulan biru dari Allwynds," tambah Logan. "Belum banyak peri dan elves yang kembali lagi setelah mereka pergi ke Allwynds untuk menceritakan hal tersebut."

"Ya. Bibiku pergi ke Allwynds saat umurku 3 tahun dan sampai sekarang sudah hampir 15 tahun lamanya dia belum kembali bahkan surat pun tidak pernah datang darinya," ucap Emma.

"Sepertinya dunia manusia terlalu kejam untuk peri dan elves," gumam Chloe.

"Dan Chloe, aku juga kenal seseorang yang bisa mengendalikan elemen dengan bakat supranaturalnya," seru Logan. "Dia sedang menjalani Labyrinth Cubs juga saat ini."

"Siapa?" tanya Chloe, Emma dan Peter hampir bersamaan.

"Pangerang Henry."

"Ah! Dia lagi!" keluh Chloe yang mulai bosan mendengar nama Henry terlintas di setiap perbincangan yang dia lakukan selama di Moonfly. "Sepertinya dia benar-benar sangat terkenal di Hanzels," tambahnya sinis.

"Sangat!" seru Emma yang wajahnya jadi berseri-seri.

"Tentu saja. Dia pangeran yang suka membuat onar," tambah Peter.

"Oke... sepertinya kita harus berhenti membahas keluarga kerajaan," Dylan menyela dan mencoba mengalihkan pembicaraan mereka. "Lihat, ikan bakar kalian sudah matang. Lebih baik kalian makan lalu tidur."

Logan mengambil satu per satu ikan yang telah matang dan memberikannya kepada semua anggota kelompoknya termasuk Dylan. Mereka pun makan ikan yang hampir gosong itu dengan lahapnya dalam suasana yang sangat hening.

"Hei," suara Dylan memecah suasana yang sudah hening.

"Kenapa, Dylan?" sahut Logan.

"Apa kalian berempat sudah saling mengenal?"

"Sepertinya begitu," jawab Peter ragu.

"Aku hanya ingin memberi saran saja, sepertinya kalian harus lebih saling mengenal satu sama lain sebelum melaksanakan level 3."

"Apa maksudmu?" tanya Chloe.

"Kalian sudah bersama selama dua hari, bukan? Semua level kalian lalui dengan 'berpencar'."

"Apa yang sebenarnya ingin kamu katakan, Dylan?" tanya Emma.

"Sepertinya di level 3 nanti..." Dylan berhenti dan diam sejenak sebelum melanjutkan. "Mulailah untuk saling percaya."

"Kita sudah cukup saling percaya. Makanya kita selalu bertemu dengan utuh setelah berpencar," ucap Chloe.

Mereka semua terdiam hening mencoba untuk menebak maksud Dylan.

"Baiklah," Logan memulai. "Aku takut serangga."

"Logan? Benarkah? Aku kira pria sepertimu tidak takut apapun," ledek Peter.

"Aku alergi pada bunga," sambar Chloe. "Aku tidak tahu sejak kapan aku mengalami alergi ini, yang jelas aku tidak begitu suka dengan bunga."

"Kita sudah tahu itu, Chloe. Kamu mengatakannya saat sampai di level 1 kemarin," sambar Peter.

"Aku takut sekali dengan badut," kata Emma. "Saat mengunjungi bibiku di Allwynds, di persimpangan jalan menuju rumahnya, ada badut yang menari-nari untuk mendapatkan uang. Badut itu tidak terlihat lucu untukku. Lipstik merah yang dia pakai hingga ke pipinya, terlihat seperti darah. Kakakku bilang itu darah dari bayi yang baru dimakannya."

"Wah... cerita seperti itu pasti menjadi mimpi buruk sekali untuk anak kecil," gumam Chloe.

"Aku takut dengan ular," Peter mulai bercerita. "Aku pernah dipatuk ular saat sedang berburu dengan ayahku di hutan Kota Kerk dan aku juga punya satu rahasia yang tidak pernah aku katakan kepada siapapun di Moonfly," kata Peter membuat yang lain penasaran.

"Rahasia apa?" tanya Emma yang terlihat paling penasaran.

"Aku... sudah bisa melakukan teleport dengan portal," jawabnya sambil berbisik.

"Tapi melakukan teleport di Labyrinth Cubs sangat dilarang ya Peter, kecuali untuk mentor," Dylan mengingatkan.

"Iya, tenang saja Dylan, aku mengerti. Sejauh ini aku bisa menahan diri untuk tidak melakukannya. Jadi, aku rasa aku akan baik-baik saja sampai akhir level nanti."

Setelah semuanya selesai makan dan saling bercerita, Logan mengambil beberapa kayu lagi dari pojok garasi untuk menambah kobaran api agar tidak padam selama mereka beristirahat nanti.

"Teman-teman, aku rasa perbincangan kita sampai di sini saja. Ada hari besar menunggu kita nanti. Jadi, istirahatlah," suruh Logan sambil meletakan kayu-kayu yang dibawanya ke perapian.

Suasana pun mulai hening. Satu per satu darimereka mulai berbaring dan beristirahat sejenak sebelum kembali menelusuri hutan untuk menemukan petunjuk level berikutnya.


BLUE MOON - Book 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang