Chloe mulai mengigil kedinginan. Dia terbangun dan hendak mengambil celana panjangnya dan jaket Peter yang mungkin sudah kering. Chloe berjalan perlahan agar tidak membangunkan yang lain. Chloe tidak peduli ada yang mengintip atau tidak saat dia membuka jubah, yang jelas Chloe kedinginan dan perlu baju yang lebih tertutup. Chloe memakai jubah Dylan lagi di atas jaket Calvin.
Chloe pun kembali ke tempatnya dan bersiap untuk tidur lagi sebelum matahari benar-benar terbit. Saat Chloe hendak tidur lagi, dia merasakan ada sesuatu yang janggal di tempat itu. Chloe baru menyadari bahwa di sana sudah tidak ada siapapun, hanya tinggal dia sendiri yang sedang duduk sambil melihat ke sekitar garasi besar dan gelap itu. Api unggun yang sedari tadi menerangi gudang pun mulai padam. Chloe melempar beberapa kayu yang ada di dekatnya untuk membuat api menyala lagi.
"Teman-teman, di mana kalian?" teriak Chloe dengan lantang hingga suaranya bergema di garasi.
Tidak ada jawaban. Hanya bunyi retakan kayu karena terbakar api yang terdengar di sana. Chloe mulai berjalan-jalan mengelilingi garasi. Dia tahu tidak akan menemukan teman-temannya di sana tapi setidaknya Chloe tidak hanya duduk mematung sambil merenungi kepergian teman-temannya yang tega meninggalkannya sendiri.
Di garasi itu ada beberapa jendela besar, Chloe menengok ke salah satu jendela yang ada di sana dan melihat ke arah luar. Gelap, gelap sekali. Chloe bahkan tidak bisa melihat apapun dikejauhan.
Apakah aku sedang bermimpi? Chloe pun duduk lagi di dekat api yang sedang menyala-nyala lalu dia menjulurkan tangannya mendekati api dan merasakan panasnya. "Sepertinya aku sedang tidak bermimpi," gumam Chloe.
Tangannya perih dan memerah karena terbakar api. Chloe mengambil tempat minum ajaibnya dan membasuh tangannya dengan air. Tiba-tiba Chloe mendengar pintu garasi terbuka. Chloe kaget dan ketakutan setengah mati karena bunyi decitan besi dari pintu tersebut. Chloe mengalungkan tempat minum ajaibnya dan mulai memasang kuda-kuda siap menyerang siapapun yang datang dari pintu.
"Logan... Emma... Peter... Dylan..." seru Chloe dengan lantang.
Perlahan Chloe pun memberanikan diri untuk mendekati pintu garasi sambil terus waspada dengan apapun yang mungkin datang dan menyerangnya.
"Ini sangat tidak lucu teman-teman," ucap Chloe mulai kesal karena semakin ketakutan.
Kini Chloe telah berada di ambang pintu. Tidak ada siapa-siapa di sana. Chloe berdiri mematung dan ragu apakah dia harus melihat keluar atau tidak karena saat ini dia benar-benar sangat ketakutan.
Setelah cukup lama mematung sambil menatap pintu yang terbuka sedikit, Chloe pun mulai memberanikan dirinya mendekati pintu. Chloe membuka pintunya agar terbuka lebih lebar. Chloe melihat keluar dan di sana benar-benar sangat gelap.
"Bola cahaya," ucap Chloe berbisik ke arah tangannya.
Sebuah bola cahaya dari kumpulan serbuk peri berwarna biru pun terbentuk dan mengambang di atas telapak tangan kanan Chloe. Suasana yang sangat gelap tadi tiba-tiba tersapu oleh terangnya bola cahaya itu. Kini Chloe bisa melihat dengan jelas ada hutan di depannya.
Apa mereka pergi ke hutan ya? Tapi, kenapa mereka meninggalkanku?
Tiba-tiba Chloe melihat sesuatu bergerak dengan cepat seperti seseorang yang sedang berlari di dalam hutan. Chloe pun mengumpulkan segala keberaniannya dan mulai berlari memasuki hutan.
"LOGAN!" teriak Chloe sambil terus berlari mengikuti apapun yang dilihatnya tadi.
Semakin Chloe memasuki hutan, bola cahaya yang dia bawa semakin meredup sehingga membuat Chloe beberapa kali tersandung akar pohon.
"PETER!"
Chloe tidak lelah-lelahnya meneriaki nama teman-temannya. Dia terus menyakinkan dirinya untuk tetap kuat walaupun dia sedang ketakutan. Chloe berhenti sejenak untuk mengumpulkan tenaganya lagi. Sambil beristirahat, Chloe terus saja memandangi langit.
Kenapa matahari belum terbit juga? –gumamnya dalam hati.
Saat hendak bersandar pada pohon besar, tiba-tiba Chloe melihat ada yang berlari di antara pepohonan. Chloe kembali mengumpulkan keberaniannya dan mulai berlari lagi. Chloe mengikuti arah si pelari itu walaupun dengan pandangan yang terbatas.
"PETER... EMMA... DYLAN..."
Chloe terus berpikir positif bahwa yang Chloe kejar itu adalah salah satu teman kelompoknya.
Setelah cukup lama berlari tanpa arah, Chloe pun berhenti. Dia sadar bahwa sejak awal dia sudah kehilangan jejak si pelari itu. Chloe mulai berjalan perlahan sambil mengatur napasnya. Namun tiba-tiba dia mendengar ada suara tali yang bergerak di antara pepohonan.
"CHLOE... AWAS!" teriak seseorang dari arah samping dan dia mendorong Chloe hingga terlempar dan tersungkur ke tanah.
Sebuah jaring kokoh terbuat dari serabut pohon dan cukup besar untuk menangkap hewan berkaki empat tengah menggantung di antara pepohonan.
"Kamu tidak apa-apa?"
"Iya, aku tidak apa-apa," seru Chloe sambil berusaha berdiri lalu terkejut melihat Elyn di depannya. "Elyn, apa yang kamu lakukan di sini?"
"Tentu saja mengerjakan Labyrinth Cubs yang konyol ini."
"Oh, ya..."
"Apa kamu yakin kamu tidak apa-apa?" tanya Elyn sekali lagi.
"Iya, aku tidak apa-apa. Omong-omong, apa yang harus kita lakukan di hutan ini?"
"Kamu tidak tahu? Kamu tidak membaca gulungan di depan garasi ya?"
"Ahh... sepertinya aku melewatkannya."
"Kita harus mencari teman dari tim kita untuk pergi ke level 4."
"Jadi, mereka juga berada di hutan ini?"
"Sepertinya begitu," jawab Elyn. "Kita dibangunkan terpisah dari mereka dan kamu harus mencari mereka untuk pergi ke level 4. Setiap kelompok butuh 1 jumpball untuk teleport ke level 4."
"Jumpball? Makhluk macam apa itu?"
"Bukan makhluk tapi sebuah bola kaca bening yang ukurannya sangat kecil mirip seperti kelereng. Itu adalah alat teleport kita di Labyrinth Cubs."
"Jadi kita boleh melakukan teleport?"
"Iya. Harus dengan jumpball itu."
"Apa kita bisa teleport sendiri tanpa anggota yang lain dengan jumpball?"
"Tidak bisa! Kamu lupa ya, untuk dinyatakan lulus dari Labyrinth Cubs, setiap kelompok harus mempertahankan 2 orang anggotanya. Setidaknya harus pergi berdua, Chlo."
"Oh ya. Hampir saja aku lupa."
Chloe dan Elyn pun mulai jalan bersama menyusuri hutan yang masih gelap.
"Omong-omong, dari mana kamu mendapatkan botol minum itu?"
"Oh, ini. Logan menemukannya dari salah satu pondok kelompok lain di level 2."
"Oh, jadi kalian yang mengambilnya?"
"Apa maksudmu?"
"Botol itu milik kelompokku. Hanry yang membuatnya."
"Henry? Dia lagi," keluh Chloe. "Well, penemu adalah pemilik."
"Ya, aku tahu kamu akan mengatakan itu," Elynpun mengiklaskan botol ajaib itu kepada Chloe. "Simpan saja. Kamu lebihmembutuhkannya daripada aku.
~Hellow... did you enjoy my story?
Don't forget to vote yaa ★★★★★
See you next month ☺☺☺~
![](https://img.wattpad.com/cover/107034149-288-k634117.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BLUE MOON - Book 1
FantasiaDi tempat Chloe Zayn Ginadio berasal, dunia terbagi atas 4 bagian. Daerah pertama yang merupakan daerah terbesar bernama Allwynds -negeri para manusia, kedua adalah Morque -negeri para penyihir, ketiga adalah Hanzels -negeri para peri, elves, dan pi...