Tosca berjalan menuju kamar mandi dan memasuki bilik kamar mandi. Dia menutup pintu dan runtulah senyuman itu.
Senyuman yang daritadi ia pasang runtuh dan keluarlah airmata yang daritadi ingin keluar dari matanya.
Tosca menangis menumpahkan kesakitannya karena ucapan Blue.Sangat sakit mendengar ucapan kejam dari seseorang yang ia sayang. Tapi dia tak mau kelihatan lemah. Dia harus tegar menghadapi ucapan kejam dari Blue. Karena itu resiko mencintai Blue.
Awal dia menyukai Blue, Blue terang terangan mengucapkan kata kejam dan sinis kepadanya. Tosca waktu itu langsung menangis di dalam kelas yang membuat teman temannya bingung dan berusaha menghibur Tosca.
Seiring waktu, dia harus tegar dan kuat menghadapi ucapan Blue.
"Oke Tosca. Lo harus kuat demi dapat cintanya. Semangat" monolog Tosca untuk menyemangatkan suasana hatinya. Ia mengelap pipinya yang basah lalu mencoba tersenyum. Setelah ia merasa wajahnya lebih baik, ia berjalan menuju kelasnya dan mulai mengikuti pelajaran.
~~~~~~~~~~~~
Tosca berjalan menuju pakiran dengan semangat. Ia berjalan bersama Rennie yang berjalan disampingnya.
"Seneng amat lo. Baru pulang samaan aja udah seneng kayak gitu" cibir Rennie
"Terserah gue dong. Baru pertama kalinya gue digoceng sama dia" ucap Tosca sambil berjalan dengan menebarkan senyumannya. Senyumannya yang indah membuat beberapa orang terpana.
"Serah lo deh" pasrah Rennie dan ia bisa melihat Blue tengah duduk di motornya. Ia yakin, pasti ia sedang menunggu Tosca.
"Hei" sapa Tosca tersenyum manis. Blue menghadap kesamping lalu membuang muka. Ia mulai menghidupkan mesin motornya.
"Naik" ucap Blue dingin dan ditanggapi kesenengan oleh Tosca. Tosca naik ke motor Blue.
"Gue duluan ya Ren" ucap Tosca. Rennie mengangguk dan melambaikan tangan saat motor Blue meninggalkan kawasan sekolah.
"Mudahan lo dapat kesenangan lo Sca"
Di motor Blue, Tosca merasakan jantungnya yang berdetak sangat kencang. Ia sangat gugup karena dirinya yang sangat dekat dengan Blue semenjak empat tahun ia menyukai Blue. Tosca menatap punggung kokoh Blue dengan tatapan gugup dan senang.
Badan Tosca terdorong kedepan dan membuat badannya menempel di punggung Blue. Blue tadi mengerem mendadak karena mobil yang didepannya membelok tiba tiba.
Blue merasa bahwa badannya tertempel dengan badan Tosca hanya biasa saja dan ia mulai melajukan motornya menuju pelantaran rumah Tosca.
Tak sampai setengah jam, mereka sudah sampai kerumah Tosca yang termasuk rumah megah. Blue membuka helmnya lalu mengikuti Tosca yang berjalan di depannya.
Tosca membuka pintu besar berwarna putih itu. Ia mendorong pintu itu dan terlihatlah dalam rumah megah itu.
"Masuk dulu Blue, kamu duduk dulu. Aku mau ganti baju" ucap Tosca dan langsung Blue berjalan menuju sofa dan duduk disana.
Blue memerhatikan isi rumah Tosca yang membuatnya agak kagum karena isinya yang tidak terlalu ramai namun bagus dan indah.
KAMU SEDANG MEMBACA
BluSca
Teen Fiction{Cerita di PRIVATE. Jika mau membaca cerita ini, FOLLOW aku. Untuk menghindari PLAGIAT} Seorang lelaki tampan dan dingin terhadap siapa saja. Dengan pesonanya, dia dapat membuat seorang perempuan terus mengejarnya tanpa lelah. Seorang perempuan deng...