Tosca bersama Bryan berjalan menuju kelas. Bryan dan Tosca memutuskan membawa mobil Tosca sendiri yang dikendarai oleh Bryan kesekolah.
"Nah lo masuk gih ke kelas lo. Gue mau ke kelas gue juga" ucap Bryan
"Oke, ntar tungguin gue pas pulang" ucap Tosca lemah dengan lesunya
"Siap deh"
Tosca pun berjalan menuju kelasnya yang berlawanan arah dengan Bryan yang menuju kelasnya. Tosca masuk kedalam kelasnya dan dia bisa melihat Blue membaca bukunya dengan tenang.
Jika Tosca tak sedih, Tosca pasti dengan senyuman dan suara cerianya menuju Blue dan mengajak Blue berbicara walapun dia yang berbicara sendiri. Namun dia sekarang tak mau bertemu Blue. Dia masih sakit dan sedih.
Tosca menuju bangkunya dan duduk diatas kursinya. Blue melihat Tosca duduk dikursinya lalu merebahkan kepalanya di kedua tangannya yang dia lipat diatas meja. Blue menaikkan alis matanya sebelah karena melihat Tosca tidak mengunjunginya seperti biasa.
"Dia kenapa?"
Blue langsung menggelengkan kepalanya mengusir pikirannya yang memikirkan kenapa Tosca tak menghampirinya. Namun, perhatian itu tak luput dari perhatian Albert yang duduk disampingnya.
"Kenapa lo merhatiin Tosca? Udah mulai suka ya lo sama dia" goda Albert menatap Blue. Blue menoleh dan menatap Albert kesal.
"Suka? Sama dia? Kayaknya nggak mungkin" ucap Blue tersenyum miring
"Di dunia nggak ada yang nggak mungkin. Lo baru tahu rasanya pas ditinggal Tosca nanti" ucap Albert menatap Blue kesal yang mengelak dari omongannya.
"Nggak mungkin. Gue malah senang karena dia pergi. Hidup gue nggak ada yang ganggu lagi" ucap Blue santai
"Kadang kepergian seseorang menyadarkan betapa pentingnya sosok yang pergi meninggalkan kita sendirian"
Blue dan Albert menatap kesumber suara yang menjawab pernyataan Blue. Disamping Blue ada Rennie yang menatap Blue dan Albert.
"Gue suka kata kata lo" celutuk Albert
"Gue gitu" ucap Rennie tersenyum bangga
"Lo datang tiba tiba" ucap Blue menatap Rennie
"Lo yang nggak nyadar gue datang. Perkataan gue, gue kasih ke lo. Pikirin lagi perkataan gue"
Rennie berjalan menuju mejanya tanpa melihat raut wajah Blue yang bingung sambil menatap Rennie yang berlalu. Apa maksudnya? Apakah Blue akan sedih jika Tosca pergi? Rasanya nggak mungkin. Dia bukan sedih, malah bahagia.
Blue pun tak mau memikirkan perkataan Rennie lagi. Dia memilih focus kepada guru yang sudah masuk kedalam kelas dengan tasnya yang siap menerangkan materi.
Tosca memerhatikan guru menerangi materi, tapi semua apa yang dikatakan guru itu tak ada yang masuk kedalam otaknya. Kepalanya sangat pusing sekarang dan dia membutuhkan menyandarkan kepalanya dimeja.
Bel istirahat berbunyi, semua siswa bersorak senang dan pergi keluar kelas. Tapi tidak dengan Tosca, dia memilih tidur dan berharap pusing kepalanya menghilang. Tadi Rennie sudah mengajaknya, namun dia menolak dengan alasan sudah kenyang, lalu Tosca melihat Rennie bersama Albert jalan berdua keluar kelas.
Tosca bisa menyimpulkan jika Blue masih di tempat duduknya. Tosca juga tak kuat pergi ke meja Blue dan makan bekal bersama. Pusing yang dideranya sangat parah sehingga Tosca tak kuat untuk berjalan.
Bryan datang dan masuk kedalam kelas Tosca. Dia tak peduli tatapan siswi yang menatapnya kagum. Bryan duduk dibangku Rennie dan melihat Tosca tertidur.
Bryan pun membelai rambut Tosca dan membuat Tosca sadar dari tidurnya. Tosca mencoba membangunkan kepalanya.
"Ada apa, Bryan?" tanya lemas Tosca
"Lo sakit? Sudah makan?" tanya Bryan khawatir melihat wajah pucat Tosca
"Sedikit pusing. Lo tolong ambilin kotak makan gue"
Bryan mengangguk dan mengambil kotak makan biru ditas Tosca. Dia membuka kotak makan dan ada empat sandwich disana.
"Lo tolong kasih satu sandwich tuna ke Blue"
Bryan mau membuka mulut, tapi melihat Tosca yang menatapnya memelas hanya menelan perkataan yang mau dia keluarkan. Bryan berjalan menuju meja Blue yang disana Blue membaca buku dengan serius.
"Blue, ini Tosca kasih sandwich tuna" ucap Bryan menyodorkan sandwich kearah Blue tanpa menunggu ucapan Blue.
Blue langsung menerimanya saat Bryan menyodorkannya.
"Tunggu" ucap Blue saat melihat Bryan melangkah pergi
"Ada apa?" tanya Bryan berbalik badannya dan sekarang mereka berhadapan
"Lo tau Bella dimana?" tanya Blue
Bryan yang mendengarnya langsung mengepalkan tangannya yang tidak dilihat Blue.
Dia merasa ingin menonjok muka Blue yang masih masihnya menanyakan Bella padahal sudah ada Tosca yang mencintainya.
Bryan juga tahu Bella tak akan menyukai Blue karena Bella sudah bertunangan dengan pacarnya yang sudah mereka jalin selama enam tahun.
"Mau apa lo?" tanya Bryan dengan nada sesantai mungkin sambil meredamkan emosinya.
"Gue cuma mau ketemu dia" ucap Blue tegas. Bryan bisa melihat ketegasan Blue dimatanya.
"Gue nggak tahu" jawab Bryan berbohong. Dia jelas tak mau Blue menemui Bella
"Terus kenapa dia bisa jemput lo dan dia kemarin?" tanya Blue. Bryan menatap Blue tambah kesal, Blue bahkan tak mau menyembut nama Tosca.
"Dia cuma mampir. Dan dia tinggal dimana, gue nggak tahu" balas Bryan dan beranjak pergi ke meja Tosca lagi.
Blue hanya menatap Bryan lalu mengalihkan pandangannya menuju sandwich tuna kesukaannya yang diberikan Tosca.
Dia langsung tersadar. Kenapa Tosca menyuruh Bryan yang mengantarnya? Bukannya setiap hari Tosca akan memberikannya makanan dan berbicara di depannya.
Tosca tersenyum miris sambil mendengar percakapan antara Blue dan Bryan. Dia sangat jelas mendengar percakapan dua orang itu karena kelas yang sepi.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
BluSca
Teen Fiction{Cerita di PRIVATE. Jika mau membaca cerita ini, FOLLOW aku. Untuk menghindari PLAGIAT} Seorang lelaki tampan dan dingin terhadap siapa saja. Dengan pesonanya, dia dapat membuat seorang perempuan terus mengejarnya tanpa lelah. Seorang perempuan deng...