Tosca melalui harinya tanpa semangat, walaupun lagi sebentar ujian semester dua, dia harus tetap belajar demi meraih nilai yang bagus.
Dirumah, Tosca enggan berbicara dengan Bella. Tosca tahu Bella tak bersalah dan tak tahu apa apa, Cuma melihat wajah seseorang yang kamu sukai rasanya tak enak dan sakit.
Karena itu, Tosca memilih menghindar dari Bella. Bella yang melihat kelakuan Tosca hanya diam dan bingung.
Kenapa Bella merasa Tosca menjauhkannya? Memang apa salahnya? Pikir Bella.
Bryan dan Kyle juga sedih menatap adik mereka yang sedih.Kyle sangat ingin memberi pelajaran kepada Blue, Cuma Kyle hanya orang asing didalam hubungan percintaan ini.
Bryan selalu menatap Blue dengan pandangan menusuk. Karenanya, Tosca menjadi sosok yang berbeda. Sifat periangnya hilang dan digantikan sifat pendiam.
Rennie pun selalu bersama Tosca dan hal itu membuat rasa sedih Tosca bisa teralihkan, namun Cuma sementara.
"Gimana belajarnya? Gue siap menghadapi ujian kenaikkan kelas besok" ucap Bryan di kantin.
Bryan, Tosca, Rennie, dan Albert tengah berada di kantin menikmati makanan mereka.
Ujian kenaikkan kelas hari senin, tinggal tiga hari mereka belajar dengan sungguh sungguh."Gue siap" jawab Albert antusias
"Gue juga dan Tosca pasti sangat siap. Dia memang sudah pintar" ucap Rennie menyenggol lengan Tosca.
Tosca hanya tersenyum dan mengangguk membenarkan ucapan Tosca
"Tosca, jangan sedih dong" ucap Bryan
"Jangan pikirin hal lain. Kita semua harus focus belajar dan ujian segera tiba" ucap Rennie mengubah suasana canggung tadi
"Iya. Gue melupakannya kok" ucap Tosca tersenyum. Semua yang disini ikut tersenyum mendengarnya
"Al, lo taruh dimana buk---" ucap seseorang yang terpotong
Semua yang berada di meja menoleh ke samping dan mendapati Blue yang sedang berdiri. Blue mendadak diam menatap mereka semua."Blue, lo duduk disini" ucap Albert mengenyahkan suasana diam
Rennie dan Bryan menatap Albert tajam. Albert pun memberikan kode dan mereka mengalah. Tosca hanya diam tak menatap Blue seperti yang lainnya lakukan, dia memilih menatap meja
"Nggak" balas Blue dengan wajah datarnya.
Albert pun menarik tangan Blue dan Blue terjatuh di bangku samping Albert. Blue menatap Albert dengan tajam yang dibalas cengiran bodoh Albert
"Gue pesan makanan tambah" ucap Rennie meninggalkan meja yang diliputi suasana tak enak
"Gue ke kamar mandi" ucap Bryan bangkit dan menuju toilet. Dia harus membuang sesuatu yang sudah dia tahan semenjak Blue datang
"Kok diem diemman begini sih. Oh iya, kalian berdua duduk berdua kan waktu ujian besok"
Tosca menegangkan badannya mendengarnya. Blue diam menatap meja.
"Kalian lebih baik maafan dulu. Nggak enak kayak begini terus" ucap Albert lelah menatap dua manusia yang saling diam
"Maaf? Gue nggak ada salah" ucap Blue datar. Tosca menatap wajah Blue yang menatapnya intens
"Aku juga nggak ada salah sama dia" balas Tosca
"Wow, tumben lo bersikap berani" ucap Blue tersenyum miring
"Kenapa harus takut? Nggak ada alasannya" ucap Tosca berupaya mengucapkannya dengan nada biasa saja. Dia terlalu gugup dan juga pandangan mata Blue yang membuatnya gugup
"Lo kayaknya tahu diri saat gue bilang kalo gue suka sama Bella. Dulu lo kejar kejar gue, malahan lo bersikap ceria didepan gue. Sekarang? Lo berubah dan lo tahu diri"
Tosca terdiam dan dadanya sangat sesak. Dia merasa ingin menangis, namun dia tak mau menangis di hadapan orang lain. Cukup rasa sedihnya cuma dia yang tahu. Jangan sahabat sahabatnya yang lai
Blue memilih mengakhiri obrolan dengan Tosca. Blue merasa hanya membuang buang waktunya saja
~~~~~~~~~~~~~~
Hari senin telah tiba, Tosca datang ke sekolah bersama Bryan dan diantar oleh Kyle. Hari ini dimana SMA Angkasa melaksanakan ujian."Bry, gue ke kelas dulu" ucap Tosca
"Oke"
Tosca dan Bryan berjalan berlawanan arah. Tosca berjalan sambil membaca buku catatan yang sudah dia pegang sedari turun dari mobil.
Tosca melangkah memasuki ruangan ujiannya. Dan dia menghela nafas berat. Hari ini ujiannya yang sangat berat bagi Tosca.
Tosca duduk bersama Blue karena absen mereka yang berurutan dan dikelas ini dicampur oleh kakak dan adik kelas.
Tosca bisa melihat bahwa Blue sudah duduk di bangkunya, Tosca berusaha bersikap normal menuju kursi samping Blue dan duduk disampingnya.
Blue menoleh sedikit kesamping dan melihat Tosca sudah datang. Blue memilih melanjutkan mambaca buku dan berkonsentrasi.
Bel sudah berbunyi, guru pun masuk kedalam kelas. Semua murid menaruh bukunya dan menyiapkan peralatan ujian.
Ujian pun dimulai, Tosca maupun Blue mengerjakannya dengan tenang dan penuh kehati hatian.
Tosca melirik sekali lagi jawabannya yang sudah terisi penuh, dia pun mengeceknya. Tosca berdiri dan berjalan menuju meja guru dan menyerahkan lembaran jawabannya lalu melangkah keluar kelas.
Tosca memilih cepat menyelesaikan ujiannya dan memilih keluar agar pikirannya tak terpenuhi oleh Blue. Blue menatap Tosca yang menjauhi kelas dengan diam dan dia fokus lagi ke soalnya
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
BluSca
Teen Fiction{Cerita di PRIVATE. Jika mau membaca cerita ini, FOLLOW aku. Untuk menghindari PLAGIAT} Seorang lelaki tampan dan dingin terhadap siapa saja. Dengan pesonanya, dia dapat membuat seorang perempuan terus mengejarnya tanpa lelah. Seorang perempuan deng...