Albert memakirkan motornya dan masuk kedalam taman yang sepi.
Dia mencari Blue dan dia akhirnya menemui Blue tengah duduk termenung dibawah pohon dengan seragam yang masih melekat pada tubuhnya. Albert berjalan menuju Blue yang duduk sendirian disana.
"Lo kenapa nggak pulang ke ruman sekarang, hah? Lo nggak tahu kalo mama lo telpon gue tanyain lo" ucap Albert berdiri didepan Blue
"Gue mau menyendiri" ucap Blue tanpa menatap Albert
"Lo pulang kerumah lo. Semua orang cemas" ucap Albert dengan nada agak kesal
"Gue mau menyendiri, Albert! Gue merasa bersalah"
Albert terkaget dan dia menatap Blue lebih dekat. Dia bisa melihat Blue tengah menangis tanpa isakkan. Air mata jatuh dari mata birunya.
"Lo nangis? Kenapa lo nangis?" tanya kaget Albert
"Gue benci sama diri gue, Albert!! Gue udah buat Tosca pergi!!" ucap Blue dengan nada marah
"Pergi? Kemana?" tanya Albert ikut sedih melihat sahabatnya tengah menangis
"Dia mengambil beasiswa yang ia dapat dari lomba itu. Alasan utama dia pergi karena gue. Gue bodoh. Sangat bodoh" maki Blue
"Kenapa Tosca bisa pergi karena lo?" tanya Albert bingung dengan ucapan Blue
"Gue memarahi dia, memaki dia dengan kata murahan, dan gue suruh dia pergi dari hidup gue. Gue menyesal bilang itu ke dia. Gue nggak tahu jika dia benar benar pergi dari gue" ucap Blue menundukkan kepalanya dan air mata berjatuhan
"Gue nggak tahu mau bilang apa. Tapi lo jangan sedih kayak gini. Jika lo cinta sama dia, kejar dia" ucap Albert berjongkok di depan Blue dan menepuk bahu Blue
"Gimana gue mau kejar dia? Dia pergi dan entah kemana gue nggak tahu" ucap Blue mendongakkan kepalanya dan menatap Albert
"Mana gue tahu, itu urusan lo. Lo baru disuruh cari Tosca. Lo nggak tahu, perjuangan Tosca membuat lo cinta sama dia selama lima tahun lebih susah"
Blue tampak diam dan membenarkan ucapan Albert dalam hati. Blue sangat menyesal telah memaki dan menyuruh orang yang mencintainya secara tulus selama lima tahun pergi dari hidupnya. Dan sekarang, Blue membutuhkan sosok Tosca dihidupnya.
~~~~~~~~~~~~
ENAM TAHUN KEMUDIAN
Seorang perempuan yang sangat cantik menginjakkan kakinya dan melangkah keluar dari bandara. Semua mata menatapnya tanpa dia sadari. Perempuan itu sedang menelpon seseorang
"Kakak dimana? Aku sudah dibandara"
"......"
"Baiklah"
Perempuan bernama Rolaxia Tosca Elliot tengah berdiri dengan kedua kopernya menunggu kakaknya yang akan menjemputnya.
Dia melihat mobil hitam berhenti didepannya. Kaca hitam turun dan terlihat kakaknya yang sangat ia rindui tengah tersenyum kepadanya.
Kyle keluar dari mobilnya dan menaruh koper Tosca kedalam bagasi mobil. Kyle pun naik lagi ke mobilnya
"Naik"
Tosca langsung masuk dan duduk disamping kakaknya. Kyle tersenyum dan mengendarai mobilnya meninggalkan bandara.
"Kamu sangat berbeda sekarang, Sca. Adik kakak tambah cantik" ucap Kyle menatap adiknya lalu menatap ke depan
"Kakak juga tambah tampan dan sebentar lagi akan menikah. Aku tak sabar menjadi bridesmaidnya Kak Cora"
Kyle tersenyum. Cora adalah kekasih Kyle yang sudah menjalin hubungan selama tiga tahun dengannya. Kyle pun dan Cora memutuskan akan menikah seminggu lagi dan undangan sudah disebarkan.
Mendengar kakaknya akan menikah, Tosca langsung segera mengurus kepindahannya ke Indonesia lagi
"Makasih kamu sudah mau balik lagi kesini. Kasihan Bryan nggak ada adik nakalnya dirumah" ucap Kyle tertawa kecil
"Aku sudah kangen dengan semuanya"
Mobil pun berjalan dengan cepat karena jalanan juga sudah sepi. Tak lama, mobil Kyle sudah sampai dan terpakir di bagasi rumah Elliot.
Kyle turun dan membawakan koper Tosca. Kyle menghampiri pintu penumpang, namun pintu itu sudah kosong dan Tosca sudah tak ada.
Kyle menghela nafas berat dan membawa dua koper yang sangat berat itu menuju kedalam rumah
"MAMA... PAPA" teriak Tosca menginjakkan kakinya didalam rumah
Rose yang ada di dapur dan juga Julian yang sedang menonton langsung melihat asal suara dan melihat anak bungsunya tengah berlari menuju ruang keluarga.
Rose langsung berjalan dan menuju ruang keluarga.
Tosca memeluk Julian dengan erat dan Julian tak kalah senangnya memeluk anaknya yang sudah tak dia lihat selama enam tahun."Syukurlah kamu sampai dengan selamat dan anak ayah semakin cantik saja"
Tosca hanya tertawa kecil mendengar godaan kecil dari Julian. Tosca pun menatap Rose dan langsung memeluknya dengan erat.
"Anak mama sudah pulang. Mama sangat rindu dengan Tosca"
"Aku juga sangat rindu sama mama"
"Heii adik durhaka. Kamu meninggalkan kakakmu dan menarik kopermu yang sangat berat ini"
Tosca melepaskan pelukkannya dan menatap Kyle dengan cengirannya. Tosca pun membawa kopernya
"Maaf kakakku tercinta. Aku melupakanmu tadi"
Tosca pun langsung memeluk Kyle dan Kyle membalasnya dengan erat. Kyle sangat rindu dengan adik manjanya dan cantiknya ini
"Mana Bryan?" tanya Tosca selepas memeluk Kyle
"Dia sedang pergi. Mama juga tak tahu. Bagaimana kita makan dulu? Pasti kamu sudah sangat lapar" ucap Rose dan Tosca langsung mengangguk semangat
Tosca, Kyle, Julian, dan juga Rose berjalan menuju meja makan dan duduk bersama. Mereka menikmati makanan yang dihidangkan oleh Rose.
Tosca sangat kangen dengan masakan Rose yang sudah tak dia makan selama enam tahun.
"Mana adik kembar gue?" tanya teriakkan dari depan rumah
Semuanya reflek menoleh dan Bryan tengah berjalan menuju meja makan dengan membawa tasTBC
KAMU SEDANG MEMBACA
BluSca
Teen Fiction{Cerita di PRIVATE. Jika mau membaca cerita ini, FOLLOW aku. Untuk menghindari PLAGIAT} Seorang lelaki tampan dan dingin terhadap siapa saja. Dengan pesonanya, dia dapat membuat seorang perempuan terus mengejarnya tanpa lelah. Seorang perempuan deng...