Blue kembali ke kelasnya dan duduk di kursinya. Pikirannya melayang ke Tosca. Dia bingung kemana Tosca. Kenapa dari dua hari yang lalu dia tak menemukan Tosca.
Blue mendengar suara bel, dia pun mengeluarkan bukunya dan tak lama guru masuk dan pelajaran siap berjalan
Blue memperhatikan guru yang menjelaskan dengan tak focus. Dirinya masih memikirkan kemana Tosca yang sudah tak masuk hingga sekarang.
Lomba piano sudah berakhir lima hari yang lalu dan seharusnya Tosca pergi. Blue mengharapkan cepat bel pulang sekolah agar dia bisa menemui Bryan dan bertanya tentang Tosca.
Blue langsung merapikan bukunya lalu dia masukkan kedalam tasnya. Dia segera keluar kelas setelah guru yang mengajar tadi keluar juga.
Blue berjalan menuju pakiran sekolah. Dia bisa melihat Bryan sudah berdiri disamping motornya.
"Bryan" panggil Blue yang sekarang sudah ada didepan Bryan
"Hei. Jadi apa yang mau lo omongin?" tanya Bryan langsung
"Tosca dimana? Dia udah dua hari nggak masuk sekolah" ucap Blue
Bryan tampak diam dan berpikir. Dia bingung mau menjawab jujur apa tidak mengenai Tosca.
Bryan sungguh bingung, dia menatap wajah Blue yang sangat ingin jawabannya dan keseriusan terlihat di raut wajahnya. Bryan menghela nafas dan membuka suara
"Dia pergi"
Blue menatap Bryan dengan bingung
"Gue tahu dia pergi. Tapi seharusnya dia sudah balik" ucap Blue
"Dia pergi dan gue nggak tahu kapan dia balik" ucap Bryan lantang
"A-Apa?" tanya Blue dengan tubuh menegang dan juga suara yang sangat pelan tak menyangka
"DIA PERGI DAN NGGAK TAHU KAPAN AKAN
KEMBALI LAGI" ucap Bryan dengan suara agak meninggi membuat Blue sadar"Bagaimana bisa? Dia seharusnya sudah pulang" ucap lirih Blue
"Dia memutuskan menerima beasiswa yang ia dapat dari hasil menang dia lomba piano kemarin" ucap Bryan dengan sedih juga
"T-Tapi kenapa?" lirih Blue memikirkan alasan Tosca pergi
"Lo kira karena siapa? INI SEMUA GARA GARA LO, BLUE! Lo inget waktu lo bilang sama Tosca saat ditaman belakang sekolah pas waktu hari penerimaan rapor? Lo inget nggak!?" tanya emosi Bryan dengan teriakkan. Blue tampak diam dan mengulang pikirannya menuju hari itu
FLASHBACK ON
"Melupakan Bella? Bagaimana gue bisa? Kenapa nggak lo aja yang berhenti memperjuangkan cinta lo ke gue yang nggak pernah gue balas. Itu lebih baik daripada harus gue yang melupakan cinta gue ke Bella" ucap Blue dengan nada emosi
"Melupakanmu? AKU TAK BISA! Jika aku bisa, aku sudah dari lama melupakanmu" ucap Tosca berteriak
"Gue sangat bingung dengan diri lo" ucap Blue menggelengkan kepalanya tak percaya
"Apa maksudmu?" tanya Tosca tak mengerti
"LO SEPERTI MURAHAN, TAU NGGAK!? LO SELALU MENGEJAR GUE, MENDEKATI GUE, MEMBUATKAN GUE MAKANAN YANG NGGAK ENAK ITU SETIAP HARI. Lo sadar diri kalo lo perempuan. Lo perempuan yang mengejar lelaki yang tak mencintai lo! Lo seperti parasit yang mengganggu" ucap Blue emosi sambil menunjuk muka Tosca dengan telunjuknya
"MEMANG! AKU MEMANG PARASIT BAGIMU! Kamu kira aku juga mau? Itu karena perasaanku yang sungguh besar untukmu" ucap Tosca
"Bagaimana dengan gue? Lo nggak sadar dengan sikapmu itu lo mengganggu gue dari hidup tenang gue! Gue memperlakukan lo dengan kasar agar lo pergi, tapi? Lo malah datang tanpa gue ingin" ucap Blue emosi dengan tatapan tajam yang dia berikan kepada Tosca
"Kamu memang nggak punya perasaan! Aku menyesal mencintai lelaki sepertimu Selama lima tahun ini. Kamu nggak menghargai perasaanku!! Kamu kasar dan tak berperasaan yang pernah aku kenal!" teriak Tosca kencang
"Kenapa gue harus menghargai perasaan lo itu!? Lo bukan siapa siapa gue!! Gue mau mendekati Bella dan lo mengganggunya. Lo sadar nggak sih kalo lo memisahkan gue untuk bersama dengan Bella, orang yang gue sayang!? Sadar nggak lo!!?"
Tosca menatap Blue dengan mata tersakiti dan dada yang terasa perih dan sesak. Tosca menggelengkan kepalanya dan terisak.
Dia menghapus air matanya dan menatap Blue dengan tatapan tajam yang tak pernah dia tunjukkan kepada Blue selama dia mengenal Blue
"Jadi kamu maunya apa sekarang?" tanya Tosca dengan tajam dan dingin
"Gue mau lo pergi dari hidup gue dan tak pernah kembali lagi kedalam kehidupan gue" ucap Blue tegas
"Baiklah jika itu maumu. Aku nggak akan mengganggu hidupmu lagi seperti lima tahun ini" ucap Tosca lalu melangkah pergi meninggalkan Blue
Tosca terisak sambil berjalan menuju kelasnya untuk mengambil tasnya. Dia bersyukur jika Rennie sudah pulang.
Dia bergegas keluar kelas dan menuju depan sekolah. Blue menatap tajam Tosca yang sudah pergi keluar kelas
"Penganggu itu nggak akan ganggu gue lagi"
FLASHBACK OFF
Blueb baru sadar. Memang menyebabkan alasan Tosca pergi adalah dirinya. Blue sadar jika dirirnya yang menyuruh Tosca untuk pergi dari kehidupannya untuk selamanya.
Bryan bisa menangkap raut sedih di wajah Blue. Bryan tahu alasan Tosca pergi karena Tosca menceritakannya.
Selain untuk menambah ilmu dengan bermain piano, alasannya juga adalah agar menjauh dari hidupnya Blue.
Bryan awalnya sedih, namun dia memilih melihat Tosca tidak bersedih terus jika melihat Blue dan dia setuju jika Tosca mengambil beasiswa itu
"Sekarang lo paham kan? Gue tahu lo sedih, tapi lo terlalu terlambat" ucap Bryan lalu pergi meninggalkan Blue dengan sejuta kesedihan
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
BluSca
Teen Fiction{Cerita di PRIVATE. Jika mau membaca cerita ini, FOLLOW aku. Untuk menghindari PLAGIAT} Seorang lelaki tampan dan dingin terhadap siapa saja. Dengan pesonanya, dia dapat membuat seorang perempuan terus mengejarnya tanpa lelah. Seorang perempuan deng...