Blue merapikan rambutnya dan seragamnya. Sekarang hari senin, semua siswa yang sudah menikmati liburannya segera masuk sekolah dan menghadapi kelas baru, suasana baru, dan pelajaran baru.
Blue duduk di meja makan dan menikmati sarapan yang dibuatkan ibunya. Blue mengambil helm lalu Blue berjalan menuku motornya dan berpamitan kepada kedua orangtuanya
“Blue berangkat dulu”
“Hati hati, Blue” ucap ibunya
Blue dengan senang berjalan menuju garasinya.Dia mengeluarkan motornya dan menghidupinya. Dia memakai helmnya dan menaiki motornya dan mengendarainya menuju sekolahnya.
Senyum diwajah Blue tak hilang. Dia sangat semangat sekolah, sebelumnya dia tak pernah sesemangat seperti sekarang saat berangkat sekolah.
Dia memikirkan hal apa yang akan dia lakukan. Blue tersenyum saat pikirannya tertuju pada Tosca. Hari ini dia akan mendekati Tosca seperti Tosca mendekatinya selama lima tahun.
Blue akan mengakui perasaannya kepada Tosca. Dia sangat senang dan menantikannya segera.
Blue memakirkan motornya dan dia membuka helmnya. Dia menghadap spion dan merapikan rambutnya. Semua perempuan, terutama adik kelas yang tengah menjalani MOS menatapnya dan memekik senang dan kagum melihat Blue.
Blue tak memerhatikannya dan segera menuju mading tempat penentuan kelas.
Blue menemukan namanya berada di kelas 12 IPA 1.Blue pun melihat daftar nama dan tak menemukan nama Tosca di kelas 12 IPA 1.
Blue kecewa, namun dia segera mencarinya dari 12 IPA 1 sampai kelas 12 IPA 8. Dan dia mengerutkan dahinya, dari semua nama, dia tak melihat nama Tosca diseluruh nama siswa.
Blue yakin tak mungkin Tosca di kelas IPS. Blue berpikir pasti guru lupa menaruh nama Tosca dan Blue yakin, Tosca pasti melapor dan dia akan mendapatkan kelasnya. Blue sangat berharap Tosca ditempatkan di kelasnya.
Blue juga tersenyum senang, Blue yakin jika Tosca berada sekelas dengannya karena Tosca peraih juara 2 umum.
Blue segera masuk kedalam kelasnya. Dia tak menyangka bahwa teman kelasnya banyak dari kelasnya dulu. Dia juga melihat Albert duduk di tempat keempat dari depan.
Albert melambaikan tangannya dan menyuruh Blue menghampirinya. Blue berjalan dan menaruh tasnya di meja samping meja Albert.
“Syukur kita sekelas lagi” ucap Albert saat Blue sudah duduk dikursinya
“Iya. Lo liat Tosca nggak?” tanya Blue
Albert tersenyum menggoda melihat Blue yang bertanya tentang Tosca saat pertama kali masuk sekolaj. Blue hanya memasang wajah polosnya menunggu jawaban dari Albert
“Gue nggak tahu” jawab Albert yang juga nggak tahu keberadaan Tosca
“Rennie!!” panggil Albert saat melihat Rennie memasuki kelas. Rennie menoleh dan berjalan menuju Albert yang memanggilnya
“Lo liat Tosca nggak? Blue nyariin nih” ucap Albert menggoda Blue
Rennie tersenyum menggoda dan terkekeh kecil. Dia tak menyangka Blue sudah sadar dengan perasaannya dan mengakui bahwa dia mencintai Tosca.
Blue yang menceritakannya saat mereka selesai menonton perlombaan piano Tosca dirumah Tosca. Rennie membayangkan betapa senangnya Tosca jika mengetahui hal ini nanti.
“Gue juga nggak liat. Mungkin dia nggak masuk sekarang. Lo tahu kan, dia selesai lomba dan mungkin mau istirahat full sehari ini” ucap Rennie
“Oke deh. Thanks” ucap Blue dan Rennie mengangguk. Rennie pun pergi dan menuju meja kosong untuknya dan juga untuk Tosca.
Rennie memang tak tahu Tosca dikelas mana, tapi Rennie yakin jika Tosca berada di kelas ini karena dia peraih juara 2 umum dan pasti dia ada disini.
Blue pulang sekolah dengan murung. Dia tadi sudah mencari Tosca di sekeliling sekolah, namun dia tak melihat Tosca sama sekali. Dia juga tak melihat Bryan saat disekolah tadi dan Blue menyesal tak mengetahui kelas Bryan.
“Blue, kenapa mukanya suntuk begitu, hm?” tanya Emily duduk disamping Blue di sofa
“Nggak ada ma” ucap Blue tersenyum terpaksa
“Yasudah, kamu ganti baju sana. Kita makan siang” ucap Emily dan Blue mengangguk. Blue pun berjalan menaiki tangga dan memasuki kamarnya.
Blue menaruh tasnya di kasur dan dia duduk di pinggir kasurnya. Dia menghela nafas panjang dan juga dia menatap buku yang ada diatas meja sebelah kasurnya. Dia tersenyum dan dia mengusap buku itu.
~~~~~~~~~~~~
Blue memakirkan motornya dan dia berjalan menuju koridor. Namun langkahnya berhenti saat melihat dua perempuan berdiri didepannya dengan malu malu. Blue menatap mereka dengan datar dan tatapan yang menusuk
“K-Kak, ini aku mau kasih” ucap perempuan yang rambutnya panjang dengan malu. Dia adalah adik kelas
Blue menatap amplop bewarna pink itu
“Apa ini?” tanya Blue dengan suara tak bersahabat.
Kedua murid itu mengadahkan wajahnya dan melihat wajah tampan Blue yang menatap mereka dengan tajam
“Su-surat” ucap terbata perempuan tadi
“Gue udah punya kekasih”
Blue dengan segera pergi menuju kelasnya melewati dengan tak memikirkan bagaimana perasaan perempuan itu.
Perempuan yang berambut lebih pendek mengelus bahu temannya dengan sedih
“Yang sabar. Lo jangan sedih. Lo itu cantik, semua kejar lo” ucap perempuan berambut lebih pendek menenangkan temannya yang terang terangan ditolak dengan Blue yang sudah mempunyai pacar
Blue berjalan menuju kelas Bryan. Dia bertanya ke Albert dan Albert memberitahukan
bahwa Bryan kelas 12 IPA 3.Blue masuk langsung kedalam kelas dan menghampiri Bryan yang duduk dibelakang sambil membaca komik
“Bry, sepulang sekolah gue ada mau ngomong”
Blue langsung keluar dengan tatapan heran Bryan. Bryan langsung tahu apa yang akan dibicarakan oleh Blue nanti.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
BluSca
Teen Fiction{Cerita di PRIVATE. Jika mau membaca cerita ini, FOLLOW aku. Untuk menghindari PLAGIAT} Seorang lelaki tampan dan dingin terhadap siapa saja. Dengan pesonanya, dia dapat membuat seorang perempuan terus mengejarnya tanpa lelah. Seorang perempuan deng...