Tosca kini sudah diperbolehkan pulang. Tosca sudah menginap dirumah sakit selama seminggu.
Tosca membuka pintu kamarnya dan dia menjatuhkan dirinya di kasur yang sangat dia rindu
Tosca menatap langit kamarnya beberapa detik. Tak lama dia tersenyum dan....
"AAKKKKHHHHH"
Tosca meloncat loncat dikasurnya. Bersorak senang dengan kejadian lalu yang membuatnya senang
"Hari yang menyenangkan. Memori yang menyenangkan terkenang" ucap Tosca melambaikan tangannya bahagia
"Blue bilang cinta sama aku. AAKKKHHH. Rasanya seperti mimpi"
BRAK
Pintu kamar Tosca terbanting. Kyle datang dengan wajah cemas, begitu juga dengan Bryan dan juga Cora
"Ada apa?" Tanya Tosca dengan wajah polos
Kyle, Cora, dan Bryan masuk kedalam kamar Tosca. Memerhatikan Tosca dengan lekat
"Kamu kenapa teriak tadi? Ada apa?" Tanya Cora khawatir
"Aku nggak apa apa" balas Tosca santai
"Kenapa lo teriak tadi?" Tanya Bryan
"Nggak ada"
Mereka bertiga menghela nafas lega. Mereka bertiga mengira bahwa Tosca kenapa napa tadi karena dia teriak
"Kamu ada ada saja. Kita semua khawatir" sahut Kyle menggeleng geleng kepala
"Hehehe. Maaf deh. Tosca cuma seneng aja makanya teriak"
"Oke. Kita tinggal dulu" balas Cora dan Tosca mengangguk
Mereka semua pergi keluar, namun Tosca melihat Bryan masih berdiri ditempatnya. Tosca pun duduk dipinggir kasurnya
"Lo nggak keluar?" Tanya Tosca menatap Bryan
"Nggak. Gue mau ngomong aja sama lo" balas Bryan dan Bryan duduk disamping Tosca
"Bagaimana di America?" Tanya Bryan membuka pembicaraan
"Enak kok. Teman teman Tosca orangnya baik" balas Tosca
"Siapa namanya yang mengurusi restoran lo disana?" Tanya Bryan lagi
"Heidi. Dia teman satu kamar gue. Gue udah percaya sama dia" balas Tosca mengingat sahabatnya yang ada disana
"Kapan kapan lo ajak gue kesana kek. Gue juga pingin" balas Bryan merajuk
"Tenang aja. Gue udah kaya sekarang dan gue bakal ajak lo kesana deh" balas Tosca mengacungkan jempolnya
"Hubungan lo sama Blue gimana?"
Tosca tampak diam. Lalu senyum merekah di wajahnya. Dia menatap Bryan dengan senang
"Blue bilang, Blue mencintai Tosca"
Bryan tersenyum senang mendengarnya. Hubungan mereka telah baik dan Bryan sangat yakin mereka akan bersama selamanya
"Ciiee ciee. Adik gue udah kebalas cintanya" goda Bryan mencolek pipi Tosca
"Iya dong. Blue itu so sweet banget. Tosca sampai baper" balas Tosca senang
"Lo sama dia jadi pasangan kekasih kan!?"
Tosca mendadak diam dan tampak berpikir tentang pertanyaan Bryan
"Nggak"
"Hah?" Bryan melongo
"Iya. Blue nggak bilang mau jadi pacar Tosca. Blue cuma bilang, Blue cinta sama Tosca"
Bryan menggeram kesal. Kenapa Blue begitu bodoh? Tak mau memberikan status untuk hubungan mereka sekarang. Bryan mengutuki Blue yang bodoh
"Terus kalian sebagai orang yang saling suka saja?" Tanya Bryan tak habis pikir
"Ya" angguk Tosca cepat
"Huft. Gue bingung sama kalian berdua"
"Yang penting Blue cinta Tosca"
Bryan menggeleng geleng mendengar suara Tosca yang sangat senang itu. Bryan namun senang dengan sikap Tosca yang sudah kembali lagi seperti dulu
~~~~~~~~~~~~~~~
Tosca tengah duduk di sebuah restaurant. Tosca dan Blue berencana akan makan siang bersama disini.
"Lama?"
Tosca menatap ke samping dan Blue berdiri disana dengan senyumannya itu. Blue pun duduk di depan Tosca yang dipisahkan dengan meja
"Nggak kok. Blue mau pesan apa?" Tanya Tosca membuka menu
Blue tak berhenti senang saat namanya diucapkan Tosca. Suaranya merdu dan membuat Blue tenang
"Samain aja sama kamu. Kan kamu chef" ucap Blue masih menatap Tosca
Tosca menatap Blue dan mengangguk. Tosca memerhatikan menu dengan gugup. Tosca bisa tahu bahwa Blue menatapnya sedari tadi dengan intens. Tosca tak pernah ditatap seintens itu.
Dia mengangkat tangannya memanggil pelayan. Pelayan tak lama datang dan siap mencatat pesanan Tosca dan Blue
"Pesanannya?" Tanya pelayan itu
"Pesan salmon fillet, beef garlic, onion salad, orange juice dua"
Pelayan itu menulis pesanan yang dibacakan oleh Tosca. Pelayan itu pun menunduk sedikit dan berjalan meninggalkan Tosca dan Blue
"Bagaimana pekerjaannya?" Tanya Tosca
"Baik. Semuanya bisa aku urus" jawab Blue dengan senyuman
"Blur nggak capek? Udah jadi CEO, malah jadi dokter lagi"
"Nggak masalah. Itu sudah pekerjaanku"
"Tapi Blue pasti capek. Kenapa nggak lepas salah satu pekerjaan aja?" Usul Tosca
"Nggak usah. Aku masih bisa urus kok"
"Yasudah deh. Tosca takutnya Blue capek" Tosca menghela nafas pasrah
"Makasih udah perhatian"
Tosca menatap Blue yang mengeluarkan senyuman yang sangat Tosca suka. Mendadak wajah Tosca memerah dan dia mengangguk dengan gugup
Blue terkekeh kecil melihat Tosca yang blushing karenanya. Blue senang menatap Tosca sekarang. Tosca sekarang sudah cantik. Bukan, Tosca memang sedari dulu sudah cantik. Namun, sekarang dia terlihat lebih dewasa dan membuat mata semua lelaki akan menatapnya.
Terlihat dari laki yang duduk tiga meja dari mereka tengah menatap Tosca. Blue mendengus geram, namun dia tak perlu kesal. Karena Tosca yang ada didepannya akan selalu mencintainya seperti dulu.
Berjuang keras untuk membuat seorang Blue mencintainya. Dan terbukti perjuangan Tosca.
Tak lama pelayan mengantarkan makanan. Setelah menata, pelayan itu pergi.
Tosca mengambil beef garlic dan dia menaruh di depannya. Tosca mengangkat piring salmon fillet dan dia menaruhnya didepan Blue
"Ini masakkan kesukaan Blue"
Blue tersenyum. Tosca masih mengingat makanan kesukaam Blue adalah salmon. Melihat Blue tersenyum, Tosca membalasnya lalu bersama Blue mulai menyantap makanan mereka masing masing
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
BluSca
Teen Fiction{Cerita di PRIVATE. Jika mau membaca cerita ini, FOLLOW aku. Untuk menghindari PLAGIAT} Seorang lelaki tampan dan dingin terhadap siapa saja. Dengan pesonanya, dia dapat membuat seorang perempuan terus mengejarnya tanpa lelah. Seorang perempuan deng...