BluSca - 36

5K 226 0
                                    

Dilain tempat, pelayan lelaki itu mendatangi ruangan bossnya dan masuk kedalam setelah Tosca menyuruhnya masuk

“Ada apa?” tanya Tosca menatap pelayan lelaki itu

“Ada pesanan untuk anda dan pelayannya mau anda yang masak untuknya, boss” ucap lelaki itu lalu menyerahkan order pelanggan

Tosca mengernyitkan dahinya menatap kertas itu. Tosca bingung, kenapa pelanggan ini mau Tosca yang masak? Memang Tosca kemarin yang secara langsung memasak untuk tamu VIP, tapi hanya sehari saat restaurantnya buka. Setelah itu, dia menyerahkannya kepada karyawannya yang sudah dia uji kepintaran memasaknya

“Baiklah. Kamu boleh keluar”
Tosca segera mengganti pakaiannya saat pelayan itu telah pergi.

Dia memakai baju khas chef dengan celemek hitam dan topi menjulang tinggi itu. Tosca keluar dari ruangannya dan menuju dapur untuk membuat makanan sesuai order yang dia terima.

Tosca memanaskan wajan dengan minyak olive oil. Tosca mengambil sefillet salmon lalu dia beri bumbu berupa garam, merica, lada, dan juga rempah lainnya. Dia menaruh salmon dan bawang putih didalam wajan. Dia menggorengnya selama beberapa menit dan dia taruh didalam oven agar matangnya hingga kedalam dan juga masih panas saat penyajian.

Lalu dia membuta panna cota di gelas tinggi yang kecil. Dia sangat berhati hati membuatnya dan tak lama panna cota jadi. Dia juga sudah mengeluarkan salmonnya dalam oven dan mulai menatanya.

Tosca membuat orange juice dengan mesinnya. Tak lama, orderan sudah jadi.

Tosca menyuruh pelayan lelaki itu membawa makanan itu. Tosca menghela nafas dan segera menuju ruangannya kembali.
Tosca menatap jendela besar diruangannya dengan sendu.

Dia teringat enam tahun yang lalu, dimana dia memilih pergi dan tak mengejar atau mendekati Blue lagi.

Tosca sungguh sedih dan dia tak mau melihat Blue, jika dia melihat Blue, Tosca hanya sedih dan terus dibayangi oleh sosok yang sudah dia sukai.

Namun Tosca memilih pergi, melupakan Blue seutuhnya. Tapi, Blue kembali, muncul didepannya tanpa sengaja.

Rasa senang, sedih, rindu, bahagia bercampur menjadi satu. Dan Tosca bisa melihatnya sekarang, Blue sudah dewasa begitu juga dengan Tosca.

Tosca sangat yakin Blue sudah menikah mengingat umur mereka sudah 24 tahun dan Blue dengan gampangnya bisa mendapatkan perempuan manapun yang dia suka, karena sampai sekarang Blue tetaplah Blue yang dulu.

Suara pintu membuyarkan lamunannya, Tosca menyuruh orang itu masuk dan dia melihat pegawai yang tadi tengah berdiri lagi didepannya.

“Ada apa?” tanya Tosca

“Pelanggan itu mau bertemu langsung dengan boss”

Tosca menatap bingung pegawainya itu. Kenapa pelanggan itu mau bertemu? Tanya Tosca didalam hatinya

“Baiklah. Saya segera menemuinya”

“Pelanggannya berada di meja dua”

Pegawai itu membungkukkan badannya sedikit dan dia pergi. Tosca mengganti bajunya dengan dress tosca selutut tanpa lengan itu.

Dia menata rambutnya, dia harus merapikan tampilannya karena bagaimanapun, dia harus tetap bagus di tatapan pelanggannya.

Tosca melangkah menuju meja VIP nomor dua itu. Dia melihat siluet lelaki yang tengah duduk menyamping.

Tosca tak bisa menatapnya dengan jelas. Tosca sekarang sudah di samping pelanggan itu.

“Permisi, ada apa anda memanggil saya?”

BluScaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang