Tosca membuka matanya seketika, dia mengedarkan pandangannya. Dia melihat seorang cowok memperhatikannya dengan raut wajah datar.
Tosca mengubah posisi tidurnya menjadi duduk. Dia tersenyum bahagia melihat Blue tengah di kamarnya.
"Blue kenapa disini?" tanya Tosca tanpa menghilangkan senyuman di wajahnya
"Jenguk lo" ucap Blue singkat namun efeknya sangat besar untuk Tosca.
Tosca tersenyum lebar mendengarnya. Seorang Blue mau mendatanginya duluan dan itu membuat Tosca sangat senanh
"Makasih udah jenguk Tosca. Toca seneng banget Blue jenguk Tosca sekarang"
"Nggak usah bilang makasih sama gue. Bilang sana sama orangtua gue. Kalo gue nggak disuruh ikut orangtua gue kesini, gue nggak bakal datang cuma liat lo"
Tosca terdiam dengan rasa sakit amat perih karena ucapan Blue. Kata kata yang sangat menyakitkan baginya. Dia sudah sangat senang dengan Blue menjenguknya, namun sekarang dia sedih dengan alasan dia datang menjenguk
"Oh..." ucap Tosca menunduk
"Lo nggak usah pura pura sedih deh. Lo sengaja kan ngelakuin itu, tapi percuma. Gue nggak bakal kemakan acting lo"
Lagi, Tosca mendapatkan rasa sakit. Dia tidak berakting, dia memang sedih dengan perkataan Blue. Namun mau bagaimana, dia perempuan yang dengan mudahnya menangis dan tersakiti.
Tosca sudah banyak menahan air mata yang ditimbulkan dari Blue. Tapi inilah resiko menyukai seorang Blue dan Tosca sangat tahu itu resikonya buat dirinya
"Aku nggak acting kok" ucap Tosca tersenyum mengganti raut wajahnya yang tadi sedih
"Bagus"
Mereka berdua terdiam diruangan itu. Tak ada niat untuk membuka percakapan. Blue malas berbicara dengan Tosca dan Tosca masih sedih dengan jawaban Blue.
"Lo masih sakit?" tanya Blue.
Tosca mendongakkan kepalanya menatap samping dan Blue sedang menatapnya. Tosca merasakan jantungnya berdegup kencang dengan tatapan mata iris biru itu yang sudah membuatnya jatuh cinta selama ini
"Cuma pusing aja" jawab Tosca tersenyum
"Rennie sama Albert khawatir sama lo" lanjut Blue
"Aku bakal sembuh dan cepat masuk sekolah. Malas hanya tidur dikasur" ucap Tosca dengan cengirannya. Blue hanya memandang datar
"Gue pergi" ucap Blue beranjak bangun. Tosca kaget
"Ehh Blue jangan pergi dulu" tahan Tosca dan Blue menoleh kearah Tosca dengan tatapan datarnya
"Udah malam dan besok gue harus sekolah"
"Oh oke. Makasih udah jengukkin. Salam buat orangtua Blue"
"Hmm"
Blue memutar knop pintu Tosca dan melangkah keluar dari kamar Tosca.
"Kenapa harus tersenyum jika keadaan masih sakit begitu" gumam Blue saat menuruni tangga.
Dikamarnya, Tosca bergumam dengan sedih
"Gue nggak mau Blue tahu Tosca merasa sakit. Tosca mau Blue mengenal Tosca menjadi sosok selalu ceria" gumam Tosca menatap kepergian Blue yang sudah ketelan dengan pintu kamarnya"Sudah jenguk Tosca?" tanya Emily melihat Blue sudah di penglihatannya
"Sudah" jawab singkat Blue
"Oke deh. Julian, saya sama keluarga pulang dulu. Kapan kapan kalian mampir kerumah saya" ucap Adam
"Saya usahakan datang mampir. Kalian tahukan saya sama Rose sibuk"
"Saya tunggu kehadirannya. Saya pamit"
"Ayo saya antar sampai depan" ucap Rose.
Adam, Emily, Blue, serta kedua orangtua Tosca berada di pekarangan rumah. Tak lama, mobil Blue pergi meninggalkan kediaman Elliot.
Rose senang dengan kunjungan keluarga Blue. Rose mengharap Tosca cepat sembuh saat dia sudah bertemu dengan Blue
Hai Colour
Hari ini aku sakit dan aku sangat senang Blue dan keluarganya datang untuk jengukin aku. Tapi, Blue berbicara yang membuatku langsung sedih. Tapi aku harus menahannya, memang itu kan sifat Blue yang sudah melekat di dalam dirinya.
Ini juga hukuman aku menyukainya.
Tapi kapan ya Blue mau tersenyum dan berbicara dengan nada halus kepadaku? Aku sangat menunggu moment itu datang.~~~~~~~~~~~~
Tosca memasuki rumahnya bersama Kyle yang datang menjemputnya tadi. Hari ini seperti biasa, Blue menganggapnya angina berlalu yang mengganggunya.
Tosca merebahkan badannya di sofa."Haii sepupu jelekku"
Tosca menatap sosok yang keluar dari dapur itu. Tosca duduk dengah binar bahagianya diwajahnya.
Tosca bangun dan berjalan menuju sepupunya itu. Dia pun memeluk sepupu perempuannya yang lebih lima tahun darinya.
"Haii Bella. Kapan kamu datang kesini?" tanya Kyle yang menuruni tangga dan melihat sepupunya memeluk tubuh Tosca.
"Sekitar tiga jam yang lalu" jawab Bella melepaskan pelukkannya di badan Tosca.
"Apakah kamu sendirian disini?" tanya Tosca menatap Bella yang tingginya lebih enam cm darinya.
"Tentu tidak. Aku datang bersama Bryan. Dia sedang di kamar mandi"
"Ada apa kamu kesini Bella? Tak biasanya kamu kesini" tanya Kyle duduk disofa dan diikuti Tosca dan juga Bella
"Aku dan Bryan akan menginap disini. Kamu tahu, sekarang aku sudah lulus kuliah. Bryan juga sudah keluar dari sekolahnya"
"Benarkah? Pasti seru ada kalian disini. Kenapa Bryan keluar dari sekolah? Bukannya dia sama sepertiku kelas 11? Kenapa dia memilih keluar sekolah?" tanya Tosca bingung sambil menatap Bella
"Kamu seperti tak tahu Bryan saja. Dia sekarang malas disekolahnya, dia mau mencari suasana katanya"
Tak lama, Bryan datang dan langsung memeluk Kyle dengan gaya laki laki. Dia pun menghampiri Tosca dan mereka saling mameluke erat. Didalam keluarga Tosca, Tosca dan Bryan dijuluki anak kembar karena mereka yang selalu berdekatan jika ada acara keluarga dan seumuran.
"Gimana keadaan adik kembar gue nih? Sepertinya sangat kangen dengan kakaknya ini" ucap Bryan duduk disamping Tosca sambil memainkan rambut Tosca.
"Tentu saja kangen dengan lo dan juga Bella. Gue tak menyangka kalian akan menginap disini. Bella, berapa lama kamu akan tinggal disini?" tanya Tosca lagi
"Sekitar dua bulan. Aku juga harus mencari pekerjaan segera. Kalau Bryan, dia sepertinya akan tinggal disini selamanya atau dia lulus sekolah"
"Aku seperti mempunyai dua adik kembar sekarang" celutuk Kyle dan semua tertawa.
"Bukankan menyenangkan mempunyai adik kembar? Itu seru Kyle" balas Bryan tertawa
"Terserah kalian saja. Jika Bryan pindah sekolah, dia mau masuk sekolah mana?" tanya Kyle
"Tentu saja sekolah yang sama dengan adik gue ini. Gue tak akan meninggalkannya yang terus dikejar oleh lelaki lelaki itu"
"Lo berlebihan Bryan" ucap Tosca
"Kids, kalian bersiap siaplah. Kita semua akan makan siang bersama" ucap Rose berteriak dari dapur
"Baik bu"
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
BluSca
Teen Fiction{Cerita di PRIVATE. Jika mau membaca cerita ini, FOLLOW aku. Untuk menghindari PLAGIAT} Seorang lelaki tampan dan dingin terhadap siapa saja. Dengan pesonanya, dia dapat membuat seorang perempuan terus mengejarnya tanpa lelah. Seorang perempuan deng...