Blue masuk kedalam kamar inap Tosca. Sudah dua bulan Tosca koma. Blue setia menjaga dan mengontrol Tosca setiap harinya.
Keluarga Tosca setiap harinya mengunjungi Tosca, mengajaknya mengobrol dan berharap Tosca cepat sadar.
Blue memerhatikan tubuh yang tertidur dengan tenang itu yang tak bergerak gerak semenjak dua bulan lalu.Dia menarik kursi mendekat kearah kasur Tosca dan duduk. Dia memerhatikan dengan lekat sosok yang tak pernah dia jumpa selama enam tahun ini.
Ditambah lima tahun yang dia tak pernah perhatikan dan selalu menganggap Tosca angin berlalu. Blue menggenggam tangan Tosca yang putih itu. Blue mengelus tangan mungil Tosca yang sangat pas digenggamannya.
“Kamu benar, Tosca. Harapanmu terwujud” ucap Blue tersenyum sedih
“Menjadi pasien pertamaku. Cintamu yang telah kubalas. Cita citamu tercapai. Semuanya terkabul Tosca. Kamu bangunlah” Blue meneteskan airmatanya
“Aku baru bertemu denganmu selama enam tahun kita tak bertemu. Aku bisa berbicara denganmu, menggenggam tanganmu, memerhatikan wajahmu disaat kamu koma seperti ini. Bangunlah Tosca” ucap Blue mengecup kening Tosca.
Blue beranjak dari duduknya dan dia menuju sofa. Dia akan tidur di sofa malam ini. Badannya sungguh lelah hari ini
~~~~~~~~~~~~~~~~
Di lain sisi, Tosca tengah berdiri ditengah gelapnya ruangan yang sangat dingin. Tosca memeluk tangannya agar mengurangi kedinginan, namun tak ada gunanya.Tosca menatap sekitar, dari bawahnya, ada sebuah cahaya putih. Tosca menatap keatas, lubang dengan sinar terang tengah menyinarinya. Tosca menatap sebuah tangan terulur kearahnya. Tosca pun menggapai tangan itu.
Kini Tosca tengah di paparan ilalang yang tingginya sebetisnya. Bangku taman dan ayunan ada disana. Awan dan paparan matahari membuatnya sangat senang. Tosca duduk di ayunan dan bermain ayunan. Namun, sebuah suara mengintrupsinya
“Menjadi pasien pertamaku. Cintamu yang telah kubalas. Semuanya terkabul Tosca. Kamu bangunlah”
Tosca mendengar suara yang sangat dia hafal itu. Itu suara Blue. Tosca sangat rindu dengan suara itu.
“Blue” lirih Tosca dan Tosca meneteskan air matanya.
Tak lama, hujan datang mengguyur. Tosca tak ada niat pergi. Dia mau diam diayunannya. Dia menatap ke depan dan terpampanglah Blue yang tengah mengelus tangannya.
Tosca tengah berbaring di kasurnya, Blue masih dengan jas putihnya Tosca tambah terisak dan air matanya turun saat melihat Blue meneteskan airmatanya.
“Kamu hebat Blue. Kamu sudah meraih cita citamu, menjadi dokter” ucap Tosca disela sela tangisannya
“Makasih kamu sudah menyelamatkan nyawaku Tosca. Aku bahagia mendengar jika aku menjadi pasien pertamamu”
“Aku baru bertemu denganmu selama enam tahun kita tak bertemu. Aku bisa berbicara denganmu, menggenggam tanganmu, memerhatikan wajahmu disaat kamu koma. Bangunlah Tosca”
Tosca memejamkan matanya mendengar suara lirih Blue. Dia sangat ingin bangun dari tidurnya, namun dia tak tahu kapan.
Tosca ingin memeluk Blue, Tosca ingin memegang tangan Blue, Tosca ingin diperlakukan seperti ratu lagi oleh Blue, Tosca ingin mendengar suara Blue yang mengucapkan kata kata manis terhadapnya. Tosca sangat menginginkannya
“Hai Tosca”
Tosca menatap ke sumber suara. Disana berdirilah seorang wanita paruh baya yang tengah menatapnya dengan senyuman
“Siapa?” tanya Tosca berdiri dan berjalan mendekat wanita paruh baya itu
“Saya neneknya Blue”
Tosca membulatkan matanya mendengar itu. Bagaiamana bisa neneknya Blue disini? Pikir Tosca
“Bagaimana nenek bisa disini?” tanya Tosca
“Saya sudah meninggal. Saya disini mau kasih tahu kamu sesuatu mengenai Blue”
“Apa itu nek?” tanya Tosca penasaran
“Kamu kembalilah. Semua mengharapkan kehadiranmu. Keluargamu, sahabatmu, bahkan Blue sangat mengharapkanmu. Aku selalu memerhatikan dan menjaga Blue, walaupun kita berada di beda alam. Aku berterima kasih, kamu mencintai Blue dengan segenap hatimu, tapi cucuku yang dingin itu tak membalasnya” cibir nenek Blue dan Tosca tertawa kecil
“Dan sekarang dia menyadari perasaannya, Tosca. Dia mencintai sekarang. Nenek tahu Blue sangat terlambat, tapi bisakah kamu kembali dan mencintai Blue seperti kamu mencintainya enam tahun yang lalu?” tanya nenek Blue menatap mata Tosca dengan penuh harapan
Tosca tak bisa bohong, selama Blue mengatakan dia mencintai Tosca dan memperlakukan Tosca layaknya ratu, Tosca tak bisa membenci bahkan melupakan cintanya untuk Blue yang sangat melekat pada diri Tosca.
“Aku ingin kembali, nek. Aku mau mencintai Blue lagi. Aku mau bertemu keluargaku, sahabatku, dan juga Blue. Tapi aku nggak tahu harus kemana?” lirih Tosca
“Aku akan mengantarkanmu. Ikutlah”
Neneknya Blue menyodorkan tangannya. Tosca pun meraih tangan itu dan mereka berjalan bersama menuju cahaya putih yang menerangi mereka
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
BluSca
Teen Fiction{Cerita di PRIVATE. Jika mau membaca cerita ini, FOLLOW aku. Untuk menghindari PLAGIAT} Seorang lelaki tampan dan dingin terhadap siapa saja. Dengan pesonanya, dia dapat membuat seorang perempuan terus mengejarnya tanpa lelah. Seorang perempuan deng...