Tosca sudah sehat kembali. Blue dan kelurganya senantiasa menemani Tosca di kamar inapnya. Tosca dengan perasaan bahagia pun kembali sehat karena juga berkat bantuan lainnya yang membantunya
Tosca pun makin cinta dengan Blue. Blue akan menungguinya hingga tidur, menyuapinya, mengajaknya keluar dari ruangannya, dan masih banyak lagi hal romantis yang dilakukan Blue. Tosca merasa senang dan speechless karena kelakuan Blue
Tosca merasa seorang ratu sekarang berkat perilaku Blue. Tosca terkadang kesal melihat perawat lainnya yang mencari perhatian Blue, malah ada yang terang terangan menggoda Blue. Namun, Blue tak memperdulikannya dan selalu berada disamping Tosca
"Blue" panggil Tosca saat Blue mendorong kursi rodanya
"Hmmm?" Tanya Blue panjang, bukan nada pendek seperti dulu
"Blue nggak ada pasien lain? Maksudku Blue selalu merawatku, Blue nggak ada pasien lain?"
Blue memberhentikan kursi roda itu. Dia berjalan ke depan Tosca dan berjongkok didepan Tosca. Blue tersenyum hangat dan menggenggam tangan Tosca
"Kamu pasienku hingga kamu sembuh. Nggak ada yang akan menjadi pasienku selama kamu menjadi pasienku"
"Kenapa?" Tanya polos Tosca yang membuat Blue gemas
"Aku nggak mau mengalihkan pandanganku darimu. Aku mau kamu yang menjadi prioritasku sekarang. Nggak ada yang lainnya"
Pipi Tosca berubah menjadi merah. Blue tersenyum melihat Tosca yang blushing karena ucapannya. Blue memang nggak bohong, dia sekarang hanya mau fokus kepada Tosca hingga dia sembuh total
Blue berdiri dan memeluk tubuh Tosca. Tubuh Blue memberikan efek hangat kepada Tosca. Tosca memeluk Blue dengan erat. Tak mau melepaskan lagi sosok orang yang ia cintai selama sebelas tahun ini
Blue memeluk Tosca dengan sayang. Dia nggak akan melepaskan Tosca lagi seperti enam tahun yang lalu. Itu adalah tindakkan Blue yang paling bodoh
Semua yang disana menatap iri dan haru kepada dua pasang insan itu. Mereka tak memperdulikan pandangan lainnya, karena mereka hanya mau menunjukkan kasih sayang mereka satu sama lain
"Kamu kalo naik mobil hati hati. Jangan ngebut" ucap Blue melepaskan pelukkannya dan berjongkok kembali didepan Tosca
"Bukan salahku. Truk itu yang menabrakku saat aku mau jalan. Kan udah lampu hijau" ucap Tosca kesal dan mengerucutkan bibirnya
"Iya deh. Memang mau kemana kamu pergi waktu kamu kecelakaan?" Tanya Blue
"Mau ketemu Rennie"
"Mau ngapain sama Rennie?" Tanya lagi Blue penasaran
"Mau bilang kalo aku su---"
Tosca memberhentikan katanya dan menutupnya menggunakan tangannya. Dia hampir keceplosan karena Blue.
Sebab, saat mau menemui Rennie, tujuannya mau bilang bahwa Tosca akan memberikan kesempatan ke Blue lagi dan Tosca malu mengatakannya sekarang kepada Blue
"Su-- apa?" Tanya Blue yang makin penasaran
"Nggak ada kok. Bukan hal penting" balas Tosca tersenyum
Blue menatap Tosca lalu mengangguk. Blue pun berdiri dan mulai mendorong kursi roda Tosca menuju taman rumah sakit.
Blue duduk di kursi taman rumah sakit. Kini didepannya ada Tosca yang duduk di kursi rodanya. Walaupun Tosca bisa berjalan, tapi Blue tak mau Tosca capek dan memilih menyuruh Tosca duduk di kursi roda dan Blue yang akan mendorongnya.
Tosca tampak menghirup udara sore dan menenangkan itu. Blue menatap lekat orang yang dia cintai.
Blue menyesal telah menyia nyiakan Tosca dulu. Dia tak menyadari betapa besar cintanya untuk Blue. Blue terlalu buta dengan egonya
Blue tahu, perjuangannya masih kecil daripada perjuangan Tosca untuk membuatnya jatuh cinta selama lima tahun. Itu sungguh luar biasa setelah Blue memikirkannya
Dengan sikap dan perkataan Blue yang dingin dan kejam, tapi Tosca masih mau berada disampingnya. Blue sungguh beruntung di dunia ini karena dicintai begitu besar oleh Tosca
Blue mengerutuki dirinya yang bodoh. Padahal sewaktu itu Albert dan Rennie sudah memberi peringatan kepadanya. Dan Blue dengan santainya mengatakan bahwa Tosca akan selalu mencintainya.
Dan dia tahu, tak selamanya cinta seseorang bertahan selamanya. Tosca menyerah dan menuruti semua keinginan Blue. Dan Blue menyesalinya, membaca buku diary Tosca tentang Blue disana. Sikap buruk Blue yang membuat Tosca sedih, hal yang nggak dianggap nggak penting malah membuat Tosca senang.
Blue menatap wajah Tosca dengan senyuman. Melihat wajahnya dari dekat, senyuman, mendengar suaranya entah membuat Blue bahagia dan menenangkan.
"Sca..."
Tosca menengokkan kepalanya kesamping menatap Blue yang memanggilnya. Blue menyelami mata cokelat besar itu dengan dalam
Jantung Blue berdetak lebih kencang. Suatu hal yang membuatnya gugup dan Blue harus segera bereskan. Tosca menatap Blue tanpa berkedip. Dirinya merasa terhipnotis dengan mata biru milik Blue. Tosca serasa menyelami tatapan mata itu. Tatapan mata yang sangat Tosca sukai, kini tengah memandangnya dengan lama
"I Love You"
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
BluSca
Teen Fiction{Cerita di PRIVATE. Jika mau membaca cerita ini, FOLLOW aku. Untuk menghindari PLAGIAT} Seorang lelaki tampan dan dingin terhadap siapa saja. Dengan pesonanya, dia dapat membuat seorang perempuan terus mengejarnya tanpa lelah. Seorang perempuan deng...