Part 24

9.8K 664 66
                                    

Hari demi hari berlalu dengan hubungan Syifa dan Rizky yang masih sama seperti apa yang semua orang tahu. Tidak terasa hari itu adalah hari terakhir Ramadhan dan Rizky beserta keluarganya sudah mudik ke Singaraja, Bali. Sedangkan Syifa dan keluarganya merayakan Hari Raya Idul Fitri di Jakarta saja. Hanya ada rencana dengan keluarga besarnya untuk menginap di Villa milik salah satu kerabatnya nanti H+ lebaran.

Syifa sedang membereskan ruang tengah rumahnya, seperti kebiasaan tahun-tahun sebelumnya. Dia dan abang-abangnya akan sibuk membersihkan dan merapikan seluruh isi rumah sementara Mamanya memasak ketupat, opor, rendang, dan makanan khas-khas lebaran pada umumnya.

"Dek, novel yang kemaren dari fans kamu itu kamu taro mana? Abang mau baca dong nanti." Bang Randy mengajak Syifa berbicara sambil mengganti gorden di ruang tamu.

"Di meja kamarku bang, belum aku pindahin kemana-mana." Syifa tidak melirik sedikitpun karena sedang membersihkan pajangan-pajangan dengan kemoceng, takut-takut nanti pajangannya terlepas dari tangan.

"Huaaaahhhh akhirnya selesai. Ya Allah auuuus banget." Bang Anwar tiba-tiba duduk di sofa depan Syifa setelah membersihkan kolam ikan di samping rumahnya.

Syifa duduk disebelah Bang Anwar setelah meletakkan kembali Foto Keluarga mereka di atas meja. "Yeeeee. Ilang tuh pahala puasanya hari ini. Ayo dong bang semangat hari terakhir juga sih." Syifa menyenggol abangnya hingga abangnya terjatuh.

"Lebay banget sih dek di senggol Syifa sampe jatoh gitu. Lemah amat." Bang Randy nimbrung dengan kedua adiknya sambil tertawa-tawa. Sudah lama mereka tidak berkumpul benar-benar bertiga seperti itu.

"Capek banget bang beneran, gila tuh kolem udah lumut semua." Bang Anwar dengan suara cadelnya memaju-majukan bibirnya tanpa sadar.

"Biasa aja kali bang tuh mulut. Ngga usah maju maju gitu hahahaha" Syifa meniru mulut abangnya.

"Heeehhh udah selesai belom beres-beresnya malah bercanda aja deh." Mama berteriak kecil dari dapur.

"Udah maaaaa." Mereka bertiga kompak menjawab.

"Kalo begitu aja pada kompak banget. Yaudah sana pada mandi gih jangan bercanda mulu." Mama sedikit berteriak lagi.

"Nanti ma, mau introgasi adek dulu." Bang Randy menjawab serius tidak sedang bercanda.

Mama di dapur hanya geleng-geleng kepala. Tidak pernah memang anak sulungnya itu tidak iseng dengan adiknya.

"Jawab abang jujur, kamu udah jadian sama Rizky ya?" Bang Randy menatap Syifa. Bang Anwar yang juga ada disebelahnya Syifa ikut menghadap adiknya.

Syifa melihat kedua abangnya bergantian, "Bisa biasa aja ngga ngeliatin akunya?"

"Jawab aja dulu itu pertanyaan abang." Bang Anwar yang biasanya pendiam juga penasaran dengan hubungan adiknya dan Rizky. Bang Randy membenarkan kalimat adik laki-lakinya dengan mengangguk-anggukan kepala, menunggu jawaban Syifa.

"Engga. Aku ngga jadian bang. Aku jawab Kak Rizky kita jalanin aja apa yang lagi dijalanin sekarang. Aku takut malah nanti ada yang berubah bang kalo aku jadian sama Kak Rizky." Syifa menjawab setengah menunduk.

"Rizkynya nggapapa kamu jawab gitu?" tanya Bang Anwar penasaran.

Syifa mengangguk kecil, "Ngga papa, dia malah minta maaf karna ngebuat ini jadi beban pikiran aku. But, I told him that I love him too." Syifa menyenderkan badannya ke Bang Randy yang ada disebelah kanannya.

"Serius dek? Kalo gitu ya pantes aja Rizky ngga papa, wong kamu juga bilang punya perasaan yang sama." Bang Randy masih mencerna ucapan adiknya, adiknya itu bilang bahwa dia mencintai Rizky juga. "Hmm tapi kenapa ngga kamu terima aja sih dek kalo kamu juga punya perasaan yang sama?" lanjutnya.

Life? (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang