Part 43

9.8K 607 162
                                    

"Aku bantuin ya tan." Syifa tiba-tiba sudah ada di dapur.

"Eh sayang ngga usah, udah kamu temenin Rizky aja. Dia mau makan sama kamu aja itu tante udah Alhamdulillah banget." Mama Rizky menjawab sambil membersihkan sisik ikan.

"Ini kalo kaya gini harus dibuang semua ya tan?" Syifa memerhatikan Mama Rizky dan penasaran.

"Iya Syifa, ini di buang semua. Gampang kok kalo udah biasa mah. Kata mama, Syifa suka masak kan nak? Bagus itu, perempuan harus bisa masak. Se independent apapun, tetep kodratnya perempuan nanti jadi istri dan harus bisa layanin suami." Mama Rizky menikmati perbincangannya dengan Syifa.

Syifa tersenyum mendengar kalimat Mama Rizky barusan. "Hmm tante, Kak Rizky kan ngga suka pedes, trus kalo makanan yang emang pada dasarnya harus pedes gimana?" Syifa mulai banyak bertanya karena jarang sekali dia bisa berdua ngobrol seperti ini dengan Mama Rizky.

"Ya paling dipisahin dulu kalo emang Rizky-nya mau. Gampang kok dia sebenernya, maunya ngga aneh-aneh. Kalo makanan yg emang ngga enak kalo ngga ada pedes-pedesnya sama sekali, dia pasti minta pisahin buat dia yang ngga terlalu pedes. Syifa juga lama-lama kebiasa. Liat sendiri kan Rizky kalo makan pedes keringetnya ngucurnya kaya apa?" Mama Rizky tertawa sendiri membayangkan anak laki-lakinya itu kalau sedang makan pedas.

"Hahahaha iya ya tante. Lucu emang Kak Rizky." Syifa tertawa lepas.

Mama Rizky yang baru kali ini melihat Syifa tertawa lepas langsung tersenyum dan berkata, "Tuh kan, kamu jauh lebih cantik kalo ketawa gini sayang, maafin Rizky ya kalo pernah nyakitin kamu secara langsung atau ngga langsung. Yang tante tau cuma dia itu sayang banget sama kamu."

Syifa tersenyum salah tingkah saat mendengar pernyataan Mama Rizky barusan. Hari itu dia memilih membantu Mama Rizky memasak setelah sebelumnya dia menelepon mamanya untuk izin tinggal lebih lama di rumah Rizky karena Rizky memintanya untuk menemani.

***

"Keluar yuk. Aku bosen banget dirumah." Rizky turun sudah dalam keadaan rapi.

Syifa yang sedang berbincang dengan Edo kaget saat melihat Rizky saat itu. "Ngapain? Kakak baru segeran dikit sih udah gatel aja pengen jalan. Ngga ada ngga ada, dirumah aja pokoknya."

"Yah ayolah sebentar aja kan sekalian anterin kamu pulang nanti. Yaaa? Aku mau ngopi gitu, bosen Syif.." Rizky menangkupkan kedua tangannya tanda memohon.

"Oke, tapi sebentar ya, ngga lama. Abis itu aku langsung pulang." Syifa mengalah melihat Rizky memasang wajah memelas.

"Yeay, pacar aku emang terbaik deh." Rizky persis seperti anak kecil yang baru mendapatkan hadiah.

Mereka akhirnya pergi, tentu saja dengan Edo karena keadaan Rizky memang tidak terlalu memungkinkan untuk menyetir mobil sendiri. Banyak yang tidak tahu, bahkan mungkin hampir semua fansnya tidak mengetahui kalau Rizky sedang sakit. Bahkan mereka heboh ketika melihat foto Rizky yang tersebar dengan handphone di meja depannya yang di duga milik Syifa, dan memang benar, itu handphone milik Syifa. Mereka hanya berbicara ringan menikmati sore hingga malam di coffe shop tersebut sampai akhirnya Rizky harus mengantar Syifa pulang karena sudah hampir seharian Syifa dirumahnya dan menemani untuk keinginan konyolnya ini.

***

"Assalamualaikum." Syifa masuk ke dalam rumahnya yang tidak di kunci. "Sini kak masuk, duduk dulu ya aku panggilin mama." Lanjutnya pada Rizky dan Edo.

Syifa masuk ke dalam dan tidak lama kemudian Mama Syifa keluar membawa teh untuk Rizky dan Edo. "Gimana sayang kamu udah enakan badannya?"

"Alhamdulillah tante, udah enakan banget. Cuma masih pusing aja kadang-kadang." Rizky tersenyum dengan wajahnya yang masih terlihat pucat.

Life? (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang