Part 52

8.7K 744 219
                                    

"Udah bilang Rizky belum kamu mau ke Duma?" Mama mulai menyalakan mesin mobil.

"Ngga usah bilang lah ma, Kak Rizky kan lagi fokus terapi ngga usah di ganggu." Syifa fokus pada hpnya.

Mama menggeleng mendengar jawaban anak gadisnya itu. "Ya itu kamu lagi pegang hp apa salahnya kamu kasih kabar dulu?"

"Iya iya ma. Mama kenapa deh?" Syifa terlihat tidak bersemangat.

Mama diam sejenak sebelum akhirnya menjawab. "Mama kenal Rizky banget Syifa, dan mama kenal kamu dari lahir, nanti kamu ngga ngabarin malah ribut terus kamu sendiri yang uring-uringan."

Syifa terdiam mendengar jawaban mamanya. Ya, mamanya benar. Masalah sekecil memberi kabar saja bisa membuat Rizky marah. Dan kalau Rizky sudah marah, biasanya Syifa hanya bisa menangis. Dia lalu memutuskan untuk mengirimkan chat pada Rizky.

Syifa: Aku hari ini ke acara Duma ya kak. Semangat terapinya🙌

Terkirim. Satu menit. Lima menit. Setengah jam. Dan sampailah Syifa di lokasi acara, namun belum ada juga jawaban dari Rizky. Syifa memutuskan menaruh hpnya di dalam tas. Dia silent. Dan fokus pada acara.

***

Rizky yang baru saja keluar dari ruang terapi langsung mencari hpnya kepada sang mama. Hari ini dia belum mendapat kabar sama sekali dari Syifa. Rizky membuka chat whatsapp dari Syifa.

Syifa: Aku hari ini ke acara Duma ya kak. Semangat terapinya🙌

Melihat chat Syifa yang sudah dikirim dari satu jam yang lalu, Rizky memilih untuk langsung menelepon Syifa. Nada telepon tersambung. Namun sampai nada sambung sudah hilang berganti dengan suara operator, Syifa tak kunjung mengangkat teleponnya. Rizky mencoba beberapa kali dan hasilnya nihil. Syifa tidak juga menjawab. Akhirnya Rizky memutuskan untuk membalas chat Syifa tadi.

Rizky: Dimana? Kenapa baru bilang hari ini? Kalo acara kaya gitu pasti di infonya udah lama kan? Aku udah selesai siang ini baru mulai lagi nanti sore.

Terkirim. Centang dua tanpa warna biru. Dua jam berlalu, Syifa belum juga membaca whatsapp yang Rizky kirim.

Di lain tempat, Syifa sedang berbincang dengan beberapa temannya yang sudah dia kenal sebelum acara dan ada beberapa pula yang baru saja bertemu dalam acara ini. Syifa sama sekali tidak membuka hpnya yang dia simpan di dalam tas sampai mama menghampirinya.

"Rizky..." Mama menyodorkan hpnya dan bicara tanpa suara.

"Hah? Ngapain?" Syifa tidak terlalu fokus saat menerima hp mamanya.

"Itu dia mau ngomong sama kamu." Mama akhirnya berbisik pada Syifa.

Melipir ke area samping tempat acara, Syifa mengangkat telepon dari kekasihnya itu. "Iya kak?"

"Hmm handphone kamu mana?" Rizky bertanya sedikit kesal terdengar dari nada suaranya.

"Di tas kak, aku silent. Disini rame banget soalnya. Udah ya. Kakak fokus terapi aja dulu, aku juga fokus sama kegiatanku. Kita fokus sama urusan kita masing-masing dulu ya." Semua keluar begitu mudahnya dari mulut Syifa tanpa dia sadari kalimatnya sangat menyakitkan untuk Rizky.

"Oke." Hanya itu yang keluar dari mulut Rizky dan belum sempat Syifa menjawab kembali Rizky sudah terlebih dahulu memutuskan teleponnya.

Syifa menatap layar hpnya bingung. Namun detik kemudian dia berjalan kembali ke dalam dan langsung bergabung dengan teman-temannya lagi setelah menyerahkan hp kepada mamanya.

***

"Kak Rizky kemana ya? Tante Ika ngabarin mama ngga?" Syifa baru saja selesai mandi setelah acara yang cukup melelahkan hari itu.

Life? (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang