Part 55

7.4K 808 196
                                    

"Assalamualaikum." Rizky mengetuk pintu rumah Syifa.

"Waalaikumsalam." Bang Anwar membuka pintu dan tersenyum saat melihat Rizky datang membawa bunga. Dia tau sekali jika adiknya sedang ada masalah dengan Rizky, karena Syifa hanya tidak mau makan akhir-akhir ini ketika memang sedang bertengkar dengan Rizky.

"Syifa ada war?" Rizky tersenyum malu melihat Bang Anwar yang membuka pintunya dan memergoki dia sedang mencium-cium bunga.

"Banyak." Bang Anwar menjawab asal, "Ayo masuk."

Rizky seperti biasa memang sering sekali bercanda dengan abang-abang Syifa terutama Bang Anwar karena memang seumuran dengannya.

"Sepi amat pada kemana war?" Rizky melemparkan pandangan ke sekeliling rumah Syifa dan seperti tidak menemukan kehidupan.

"Pada pergi belom lama keluar sebelum lo dateng ky." Bang Anwar kembali duduk di depan tv. "Eh mau ke Syifa ya? Naik aja ky, dibuka ya pintunya." tambahnya tanpa melihat Rizky.

Rizky pun yang sudah mendapat persetujuan dari abangnya Syifa itu langsung naik menuju lantai dua rumah Syifa. Begitu sampai di depan kamar Syifa, Rizky menarik nafas panjang sebelum mengetuknya.

"Masuk aja bang." Syifa menjawab dari dalam tanpa mengetahui kalau yang datang adalah Rizky.

Rizky langsung masuk ke dalam kamar Syifa tanpa menjawab. Syifa yang sedang tiduran sambil memainkan hpnya langsung mengubah posisinya menjadi duduk di tempat tidurnya itu saat mengetahui bahwa yang datang adalah Rizky, bukan abangnya sesuai dengan perkiraannnya.

"Ada apa?" Syifa bertanya ketus.

"Boleh aku duduk disini?" Rizky menunjuk tepi tempat tidur Syifa.

Syifa tidak menjawab, dia memilih untuk fokus lagi dengan hpnya.

Tanpa menunggu persetujuan Syifa, Rizky duduk di tepi tempat tidur di bagian lain dari yang sedang Syifa duduki. "Aku ngga tau kalo kalimatku kemaren efeknya bisa seluar biasa ini. Kamu marah banget sama aku bahkan lebih dari masalah-masalah yang kita pernah hadapin sebelumnya."

Syifa masih diam dan tidak menjawab. Sebenarnya mood dia sudah jauh lebih baik dari kemarin, namun entah kenapa melihat Rizky sekarang dia seperti ingin Rizky memperjuangkannya.

"Beautiful flower for beautiful girl." Rizky menyodorkan bunga berwarna biru putih yang sangat cantik kepada Syifa.

Syifa menatap bunga itu sebelum akhirnya mengambil dari tangan Rizky. "Thank you." Hanya itu yang keluar dari bibir mungilnya.

"Syifa, bilang sama aku apa yang harus aku lakuin biar kamu ngga marah lagi sama aku?" Rizky menyerah. Dia tidak tau lagi harus berbuat apa melihat Syifa yang masih ngotot untuk mendiamkannya.

"Kalo pacaran sama anak kecil ya emang gitu." Syifa kembali mengungkit masalahnya kemarin.

Rizky mengusap gusar wajahnya. Dia benar-benar tidak menyangka kalimat yang hanya bercanda itu malah jadi boomerang untuknya. "Ya Allah, Syifa itu bercanda. Kenapa kamu ngga bisa bedain mana bercanda mana serius sih?"

"Bercanda yang sama sekali ngga lucu. Kalo emang kakak nganggep aku anak kecil, ngga usah pacarin aku kak. Buat apa juga kan pacaran sama anak kecil? Kenapa kakak ngga cari orang dewasa yang bisa dipacarin? Kan banyak tuh yang mau sama kakak." Syifa kini menatap Rizky.

"Terserah kamulah. Aku ngga tau udah berapa kali minta maaf sama kamu, tapi mungkin semuanya ngga ada artinya ya buat kamu." Rizky bangkit dan hendak keluar kamar, namun baru sampai pintu dia berbalik, "Satu lagi Syifa, aku ngga pernah main-main kalo cinta sama orang, termasuk sama kamu. Aku ada di bawah kalo kamu berubah pikiran untuk narik semua kata-kata kamu tadi ke aku."

Life? (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang