Part 37

10K 733 167
                                    

Syifa sudah sampai di lokasi pagi sekali. Dia belum melihat siapapun hari itu termasuk Rizky. Bahkan Rizky belum mengabarinya sama sekali. Dia membuka-buka script yang sudah ia terima pagi itu dan melihat banyak sekali scene dia hari ini, dia langsung malas dan membayangkan betapa melelahkannya hari yang akan dia lalui. Ditambah dia sedang dalam periode datang bulannya yang membuat mood dia akan naik turun.

"Syifa ayo ke bawah, take di taman duluan kamu sendiri katanya. Sambil nunggu yang lain juga." salah satu kru menghampiri Syifa yang baru saja hendak menelepon Rizky.

"Aku sendiri banget mba? Kak Rizky belum dateng ya?" Syifa menjawab malas.

"Belum lagian scene kamu yang bareng sama Rizky hari ini ngga banyak. Yaudah yuk." dia menggamit lengan Syifa.

Mau tidak mau, Syifa bangun dari duduknya dan berjalan menuju motor.

Syifa take dengan beberapa kali pengulangan karena memang dia terlihat tidak dalam mood yang baik. Beberapa kru bahkan Tante Epoy menyadari betul sikap Syifa hari itu. Syifa memang terkenal moody kalau sedang datang bulan. Tante Epoy baru tau kalau Syifa sedang datang bulan ketika dia bertanya pada Mama Syifa.

"Pantesan ma, kebiasaan si ade kalo lagi dapet begitu pasti deh." Tante Epoy berbicara pada Mama Syifa yang sedang berdiri di depan pintu mobilnya. Ada beberapa fans Syifa disekitarnya.

"Syifa kenapa emang tante?" Rizky yang baru saja datang  siang menjelang sore itu menghampiri dan mencium tangan Tante Epoy dan Mama Syifa.

"Lagi dapet biasa itu pacar kamu. Semua orang dijudesin, Tante aja dijudesin ini tadi." Mama Syifa yang menjawab pertanyaan Rizky.

"Ya ampun kebiasaan deh. Yaudah nanti Rizky coba ngomong ya tan sama dia." Rizky berjalan menuju Syifa yang sedang duduk di pojok ruangan.

"Halo, pacarnya dateng nih. Whatsappnya juga daritadi ngga di read." Rizky duduk di sebelah Syifa yang sedang menscroll hpnya.

Syifa hanya melirik Rizky sekilas lalu kembali fokus pada hpnya.

"Kamu kalo lagi ngga baik moodnya, jangan semuanya kamu jutekkin gitu syif. Kalo ada yg ngeganjel bisa cerita sama aku kan?" Rizky mengambil hp dari tangan Syifa. Dia ingin Syifa melihatnya ketika dia berbicara. "Kenapa sayang?" Tambahnya ketika melihat Syifa yang memandang lesu ke arahnya.

Syifa tidak marah ketika hpnya diambil Rizky. Dia memandang wajah Rizky cukup lama sebelum akhirnya dia memeluk Rizky. "Aku capek kak."

Rizky tidak terlalu kaget dengan sikap Syifa. Hampir setahun dia mengenal gadisnya ini, dan bukan untuk yang pertama kali Syifa menunjukkan perilaku seperti ini. Rizky mengusap lembut punggung Syifa yang sedang terisak di dalam pelukannya. "Udah dong, kalo kamu nangis gini nanti diliat yang lain ngga enak. Jangan dirasain sayang. Dinikmatin aja, udah ya sekarang kan udah sama aku."

"Aku jahat ya kak kalo lagi kaya gini? Semua orang pasti pada ngomongin aku, itu ada anak-anak csf juga pasti ngerasa aku judesin." Syifa melepaskan pelukannya.

"Siapa yang bilang kamu jahat? Kamu cuma ngga bisa interaksi dengan baik aja sama orang kalo lagi begini. Udah ngga usah dipikirin ya?" Rizky menghapus air mata yang mengalir di pipi Syifa.

"Kalo nanti pas take aku ngeselin, maafin aku ya kak." Syifa menatap dalam mata Rizky. Dia beruntung memiliki Rizky disaat-saat yang seperti ini.

Dari jauh, mama tersenyum melihat anak gadisnya yang tersenyum menatap laki-laki dihadapannya. Laki-laki yang belakangan merebut perhatian anak bungsunya. Laki-laki yang mengambil alih tugas abang-abang Syifa untuk selalu menjaga dan menghibur Syifa di saat-saat seperti ini. Rizky memang anak yang baik. Tidak salah dia menyetujui hubungan Syifa dan Rizky.

Life? (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang