Stella tampak enggan mengiyakan ucapan Angela barusan tapi ia bisa apa? Percuma bertekad tinggi jika sedang berhadapan dengan Angela. Pasti ujung-ujung nya akan kalah juga seperti biasanya. Setelah Stella menyetujui nya, mereka lekas mengemas segala pakaian Angela dan diletakkan di koper.
•••
Angela menatap malas pada anak buah yang Lucas perintahkan agar mengikuti kemanapun wanita ini pergi. Sialnya ia tak suka dengan semua perlakuan Lucas terhadapnya. Bila semua wanita menganggap ini hal romantis, tapi tidak untuk Angela.
Ia muak sejak tiga hari yang lalu Lucas mengirimkan Matthew untuk membuntutinya. Entah apa yang Lucas harapkan, tapi ia membencinya.
Ia tidak banyak bertanya kemana pria sialan itu pergi hingga meninggalkan Matthew bersamanya. Hanya saja, yang ia dengar kalau Lucas pergi ke Manhattan karena urusan penting yang tidak bisa di tinggalkan.
"Kau akan kemana, nona?" tanya Matthew sopan. Walau pria itu memang sopan dan tidak cenderung menyebalkan seperti bos nya, hanya saja ia tidak suka jika harus diikuti kemanapun ia pergi.
Angela mendengus kasar, "Tidak bisakah kau sehari saja tidak membuntutiku, huh?" Angela masuk kedalam mobil nya dan segera melaju keluar dari mansion miliknya.
Ia melihat kearah spion yang ada di depannya. Percuma saja ia meminta hingga mulutnya berbuih untuk pria itu tidak mengikutinya. Matthew hanya anak buah, dan Lucas adalah bos nya. Segala perintah Lucas pasti akan Matthew kerjakan atau tidak habislah riwayat pria bertubuh besar itu.
"Lucas sialan!" umpat Angela kesal. Ia melaju sekencang-kencang nya. Tapi apalah daya jika Matthew juga lihai dalam melaju di jalan raya.
***
"Lucas, aku memintamu untuk memberhentikan Matthew! Aku muak selalu di ikuti oleh nya, kau tau!" bentak Angela di telefon.
Lucas tertawa kecil di seberang sana, "Jangan seperti itu sayang, aku hanya mengkhawatirkanmu." Angela mencibir ucapan Lucas tadi walau ia sadar pria itu tak akan tau bahwa ia mencibir nya.
"Sudahlah, percuma saja aku berbicara denganmu. Kalau kau tak memerintahkannya untuk berhenti mengikutiku, aku akan membatalkan perjodohan ini, Lucas. Ingat itu!" ancam nya.
Lucas baru saja akan membalas ucapannya, tapi sudah terlebih dahulu dimatikan sambungannya oleh wanita itu. Lucas tersenyum miring, semakin Angela memberontak, itu semakin membuatnya gemas.
Lucas menaikkan kedua kakinya di atas meja kerjanya dengan kedua tangan ia jadikan bantalan kepala di kursi yang ia duduki.
"Maaf, bos. Kita memiliki sedikit masalah dengan kepolisian di Brooklyn. Kelompok kita sepertinya tercium oleh kepolisian disana."
Lucas menggeram dan segera menegakkan tubuh nya mendekat kearah Corner, "Apa kau bilang?! Sialan! Kenapa mereka sungguh tidak becus bersembunyi?!"
Corner sedikit menunduk saat melihat bos nya meluapkan amarah nya, "Tapi bos, tenang saja. Aku sudah mengurus semua nya dan kini kepolisian kehilangan jejak kelompok kita yang berada di Brooklyn." Lucas berdecak kecil dengan tersenyum miring.
"Bagus. Jangan sampai kita tercium jejak oleh pihak kepolisian atau CIA manapun. Cukup kita memiliki masalah karena klan Zelius yang sudah mengebom markas besar kita yang ada di Manhattan."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect Target [END] #Wattys2019
RomanceCOMPLETED✔ Highest rank #11 in romance DON'T COPY MY STORY! Bisa cek di profilku untuk cerita yang lain ya. ▶▶▶ Angela Skiver seorang anak tunggal dari pemilik SKV Inc. Cantik? Sudah tidak perlu diragukan. Kaya? Oh tentu! Terkenal? Siapa yang tidak...