"Kenapa lama sekali?"
"Tadi aku- um, tadi sedikit macet." jawab Mike akhirnya.
Ingin sekali ia menceritakan apa yang ia lihat. Tapi sepertinya Angela tidak perlu tau untuk waktu sekarang. Ia akan mencari tau sendiri apa yang Lucas dan Chelsea rencanakan.
Mereka berdua segera pergi kesuatu tempat untuk mengisi perut mereka yang sudah kelaparan.
Tak jarang mereka menceritakan kegiatan mereka beberapa waktu lalu. Angela tak habis-habisnya membahas tentang pekerjaan nya ini. Sungguh sangat membosankan, duduk di kantor seharian menatap berkas-berkas sialan itu tanpa henti.
"Kau pasti bisa melewati ini, sayang."
Bahu Angela terseret kebawah, "Entahlah. Aku bahkan sudah sangat bosan dengan ini."
Mike tersenyum kecil sembari mengelus puncak kepala Angela sebagai tanda support kepada kekasih nya itu.
Saat mereka tiba disebuah restoran mereka lebih memilih duduk di sudut ruangan dengan alasan agar mendapat privasi sendiri.
"Kau mau makan apa?"
"Um, entahlah. Aku lagi ingin makan spaghetti saja."
"Baiklah."
Saat seorang pelayan tiba untuk menayakan pesanan, Angela membuka pesan yang baru masuk di ponsel nya.
Lama tidak berjumpa, iya kan?
Alis Angela terpaut kaget saat membaca pesan yang baru saja masuk itu. Dari nomor yang tidak ia kenal, siapa dia?
"Kenapa?"
Mike menyadari ekspresi wajah Angela yang sedikit aneh tengah menatap kearah ponselnya.
Angela mengerjapkan matanya, "Bukan apa-apa. Hanya saja-"
"Hanya saja apa?" Mike khawatir.
Angela menyodorkan ponsel nya pada Mike. Sesaat setelah Mike membaca pesan tersebut, wajahnya sedikit aneh sama seperti Angela tadi. Wajah bingung.
"Ini siapa?"
"Entahlah. Aku tidak mengenal nomor itu, Mike."
Saat Mike ingin berkata, seorang pelayan mengantarkan pesanan mereka.
"Terimakasih." ucap Mike sopan.
"Sama-sama, tuan. Semoga anda dan pasangan anda menikmati makanan restauran kami."
Angela dan Mike kompak mengangguk pelan sembari tersenyum.
Kembali lagi ke topik pembicaraan mereka, "Nanti akan ku suruh Jo untuk mencari informasi siapa pemilik nomor ini."
Angela mengangguk pelan sembari masih memikirkan siapa yang mengirim pesan itu.
-
"Apa kau yakin, Lucas?"
Chelsea tampak bingung. Ia tak yakin akan rencana Lucas kali ini. Semua nya begitu rumit, bahkan dirinya saja tidak yakin akan berjalan lancar selancar pemikiran jahat pria dihadapannya sekarang.
Dengan santai Lucas menyenderkan bahu di sandaran kursi, ia menatap Chelsea penuh misteri, "Apa kau meremehkanku, huh?"
"Tidak."
"Lantas?"
"Hanya saja aku tidak yakin apa ini akan berjalan mulus atau tidak, Lucas."
Terdengar suara meremehkan dari Lucas, "Kau salah meremehkanku, sayang. Aku bukanlah pria sembarangan, asal kau tau itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect Target [END] #Wattys2019
عاطفيةCOMPLETED✔ Highest rank #11 in romance DON'T COPY MY STORY! Bisa cek di profilku untuk cerita yang lain ya. ▶▶▶ Angela Skiver seorang anak tunggal dari pemilik SKV Inc. Cantik? Sudah tidak perlu diragukan. Kaya? Oh tentu! Terkenal? Siapa yang tidak...