Chapter 43 - Worries.

10.3K 404 2
                                    

Follow dong IG author 😳

@fitrisrhstti
@fitrisrhstti
@fitrisrhstti
@fitrisrhstti

-

Lucas menatap jejeran manusia yang tengah belalu lalang di hadapannya. Ada yang penuh ria, tawa dan juga ada yang tengah sibuk dengan dunia nya sendiri. Ada juga yang terburu-buru entah apa yang ingin di tuju.

Disampingnya tentu saja pendamping setia nya, Chelsea. Wanita yang rela membantu untuk menjebak Mike dan Angela agar Joshua selamat. Bagaimana tidak? Lucas mengancam akan membunuh Joshua dihadapannya jika ia tidak membantu menjebak Mike.

"Semuanya akan hancur seketika di tanganku. Percayalah."

Chelsea menatap Lucas dan bergidik ngeri, "Aku percaya." jawab Chelsea pelan. Ia takut, jujur ia takut. Di hadapannya berdiri seorang kepala mafia handal dan terpercaya. Semua agen FBI dan pihak polisi tidak pernah menemukan jejaknya hingga detik ini. Hebat bukan?

"Lalu kita akan melakukan apa sekarang?"

Lucas menatap Chelsea sejenak, "Kau harus menelfon Angela dan meminta nya untuk bertemu di cafe ujung sana." suruh Lucas.

Chelsea menelan saliva nya susah payah. Apa ia bisa? Ia tidak yakin sama sekali. Mana tau Mike sudah mencium rencana ini dan memberitahu Angela harus berhati-hati dengan nya. Itu sangat susah.

"Bagaimana? Kenapa kau diam, huh?"

"Um, baiklah nanti akan ku ajak dia bertemuan."

"Aku tidak mau nanti. Aku mau kau menelfon nya sekarang!"

"Tapi, Lu-"

Lucas mencengkram wajah Chelsea begitu saja dalam sedetik. Wanita itu meringis kesakitan, "Baiklah.. Baiklah!"

"Jangan pernah memberikan penawaran padaku, sayang. Atau kau tau akibatnya."

'Sialan. Dasar kau brengsek, Lucas! Enyah lah kau dari bumi ini.' batin Chelsea.

-

Angela termenung malas saat ini. Semua berkas menantikan tanda tangan nya, dan harus segera di konfirmasi. Ia lelah membaca semua isi berkas-berkas itu. Tidak adakah seseorang yang mau membacakan semua dan ia tinggal menandatangi nya atau tidak saja.

Huft, seperti nya itu tidak akan. Siapa yang mau bekerja hal konyol seperti itu? Pikiran nya sedang terganggu kali ini.

Tok tok tok.

"Masuk!"

Muncul lah Christian dari balik pintu dengan satu berkas lagi ditangannya. Angela menarik nafas panjang lalu menghembuskannya dengan cepat. Ia meletakkan kepala nya di atas meja karena lelah dengan semua ini. Tampaknya sebutan 'wanita karir' untuknya tidak cocok. Perawakannya yang mewah namun tidak ingin bekerja itu sudah tertanam dari benih paling kecil.

"Permisi, buk. Ini ada proposal dari bagian keuangan."

"Angela. Aku belum tua, oke? Bahkan umurmu lebih tua dariku."

Christian sedikit menunduk, "Baik, um Angela." Christian meletakkan berkas itu dihadapan Angela lalu pamit pergi. Ia segera menyelesaikan semuanya dengan cepat. Tentu dengan teliti juga, jika tidak mau jadi apa perusahaan nya?

Tok tok tok.

"Ya, masuklah!"

Richard masuk bersama Rose yang kini perutnya sudah sangat besar. Mungkin sebentar lagi baby skiver akan hadir didunia ini dan menggangu hidup seorang Angela dengan penuh tangisan dan juga popok disana sini.

The Perfect Target [END] #Wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang