Biarkan kali ini aku bertanya.
Sebuah tanya mengenai sepatah kata sederhana.
'Katanya...'Katanya,
Jika memang cinta itu nyata kan kau temui ia saat tiba waktunya.Katanya,
Jika cinta itu muara dari segala rasa.Katanya,
Manusia tanpa cinta cuma laksana musim gugur tanpa daun berjatuhan,
Atau pohon pisang tanpa jantungKatanya,
Jika itu cinta,
Tiada mengapa derita.
Toh cinta tak dibeli harta.Katanya.
Oh. Satu lagi.
Katanya cinta tidak harus memiliki.
Juga,
Katanya wanita lebih baik dicintai daripada mencintai.Hey,
Beritahu aku,
Kenapa banyak sekali ucapan 'katanya' didunia ini?
Apa ucapan 'katanya' itupun mengatakan jika perasaan manusia juga bisa mati?Perlukah ungkapan 'katanya' kuucapkan pada dia yang nyaris tak punya lagi perasaan?
Atau...
Dia yang hatinya nyaris mati.
Juga...
Dia yang memilih membekukan hati dan perasaannya?Hey, coba katakan padaku,
Apa segala macam 'katanya' yang berserakan didunia ini bisa mengembalikan dia yang mati meski masih bernafas seperti biasa?Oh baiklah.
Tak perlu kan kubawa dia yang kukatakan barusan?
Katakan saja.
Apa dengan banyaknya 'katanya' yang ia dengar benar-benar bisa membuatnya hidup saat hatinya nyaris mati?Jawab aku sekali ini saja,
Benarkah kata-kata itu mampu memecah hati yang telah membeku sempurna?Lalu,
Kenapa ucapan 'katanya' itu begitu melegenda?
Ayolah.
Sekali ini saja.
Jawab aku.
Apa dengan mengatakan apa yang sering disebut itu bisa membuatnya kembali hidup dengan hati yang utuh?
Atau setidaknya sedikit menghadirkan perasaan pada dia yang hampir mati rasa?Dan pada akhirnya,
Berdiri aku disini.
Bertemankan 'katanya' yang berserakan,
Namun sama sekali tak bisa buat jawab pertanyaanku.
Cuma aku dan senja yang diam.
Berdiri mematung menunggu senja lenyap bersama datangnya malam.Lalu,
Senja balik menatapku.
Bertanya padaku."Hey, kau tau apa yang kau tanyakan?
Jika kau benar-benar ingin jawabnya,
Pergi saja temui mereka yang katanya sembuh dengan ucapan-ucapan 'katanya' itu. Dan saat kau tau apa jawabnya,
Sampaikan ia pada dia yang hatinya hampir mati atau nyaris membeku sempurna.
Kau tau?
Kau tidak akan mendapatkan jawabannya dari sebutan 'katanya' lagi.
Pergilah. Cari ia hingga dapat,
Lalu katakan ia pada mereka."Dan setelah itu,
Senja mulai tenggelam.
Malam menyapaku yang masih berdiri disana.
Termangu oleh ucapan senja tadi.
Lalu,
Berbalik aku.
Ah.
Aku tau.
Aku juga tidak mau mendapat jawaban dari 'katanya'.Salam Hangat.
Ken Auliya
11082017
KAMU SEDANG MEMBACA
Balada Syair Sunyi
PoetryKumpulan puisi amatiran yang absurd.. " Aku mencintaimu tanpa syarat, Seperti rumput yang terus tumbuh, tanpa sekalipun meminta syarat buat berhenti diinjak." _Tanpa Syarat_ " Jika lupa menjadikanku mempelainya, Semoga tak ia kembalikan ingat yang...