Biar kuceritakan padamu sebuah kisah tentang selaksa asa yang menggumpal jenuh pada lorong jiwa.
Biar kau tau apa yang ada saat kisah ini bertakhta.
Katanya,
Mereka mendengar dia berhenti dipersimpangan jalan.
Mengejar sesuatu yang entah apa itu.
Lalu, kukatakan saja pada mereka jika dia cuma berhenti.
Berhenti sebelum akhirnya kembali pergi.Apa juga berdiri kau dipersimpangan jalan?
Mencarinya saat ia berhenti meski hanya sejenak?Kisah yang kukatakan padamu ini,
Mengapa terasa menjenuhkan aku?
Berdiam jenuh saat malam tiba,
Bergerak enggan pada jatuhnya senja,
Juga kala fajar menepi dan saat senja lenyap.Ah kisah ini,
Apa sudah saatnya kuakhiri?
Memerangkapnya ditengah sunyi,
Atau bahkan menguburnya paksa pada sukma yang hampir hilang.
Entahlah...
Harus kuapakan pula ia saat tak ada lagi laksa yang menghadiahi?
Atau...
Kala tak ada lagi kata yang sanggup kurangkaikan?Ahh...
Bukankah sudah harus kuakhiri kisah ini meski ia enggan menepi?
Kuakhiri meski ia belum sepenuhnya berakhir.
Biarkan saja.
Kan kubiarkan ia berjalan membayangi,
Atau bahkan bergerak tiada mau berhenti.
Mengikuti ditengah sunyi,
Membayangi kala temaram,
Dan menghantui saat malam.Salam Hangat
Ken Auliya
11082017
KAMU SEDANG MEMBACA
Balada Syair Sunyi
PuisiKumpulan puisi amatiran yang absurd.. " Aku mencintaimu tanpa syarat, Seperti rumput yang terus tumbuh, tanpa sekalipun meminta syarat buat berhenti diinjak." _Tanpa Syarat_ " Jika lupa menjadikanku mempelainya, Semoga tak ia kembalikan ingat yang...