Part 30

958 65 10
                                    


Berkali-kali Tzuyu melepaskan anak panah tersebut kearah papan berbentuk bundar berjarak belasan meter dihadapannya dan semua anak panah itu selalu tertancap tepat ditengah lingkaran. Beberapa atlet yang lain terus menyaksikan Tzuyu memainkan anak panahnya. Mereka sangat kagum melihat kemampuan Tzuyu yang tidak pernah pudar meskipun ia sudah lama tidak bermain archery dan tidak pernah datang untuk latihan lagi.

"Ternyata aku masih bisa melakukannya seperti dulu Mingyu-ya" pekik Tzuyu tersenyum girang menoleh ke arah Mingyu.

Mingyu, namja jangkung yang berdiri di samping Tzuyu itu tersenyum bangga melihat kekasihnya sangat senang bermain archery lagi. Lalu di elusnya rambut Tzuyu dengan lembut, "Kau memang akan selalu jadi yang terbaik dalam bermain archery Tzuii" pujinya.

"Apakah kau semakin jatuh cinta padaku?" tanya Tzuyu mendekatkan wajah cantiknya berusaha menggoda kekasihnya itu. Membuat Mingyu tertawa geli.

"Tak perlu kau tanyakan lagi Tzuii, setiap hari perasaan cintaku terus bertumbuh semakin besar kepadamu" ucapnya memeluk tubuh Tzuyu dengan erat.

"Ku mohon jangan pernah tinggalkan aku Mingyu-ya. Kalaupun kau harus pergi, kau harus janji untuk memberitahuku terlebih dahulu dan kau harus kembali" lirih Tzuyu memejamkan matanya sejenak dengan wajahnya yang menempel di dada bidang milik namja jangkung itu. Ia hanya takut Mingyu benar-benar meninggalkannya.

Mingyu terdiam sejenak, ia menghela nafas lalu dielusnya punggung Tzuyu dengan lembut. "Aku janji Tzuii, kau tak perlu khawatir" ucapnya menenangkan Tzuyu meskipun ia tidak tahu bisa menepati janji itu atau tidak. Ia sangat mengerti mengapa Tzuyu berbicara seperti itu, kekasihnya itu pasti tidak mau merasakan sakit hati lagi. Ia sungguh berharap bisa menepati janjinya kepada Tzuyu.

Tiba-tiba terdengar suara perut berbunyi, membuat Tzuyu menyengir kepada Mingyu yang langsung terkekeh gemas menatap kekasihnya.

"Kau pasti lapar, ayo kita pergi makan" ajak Mingyu yang langsung menarik tangan Tzuyu.

Sebelum pergi, Tzuyu berpamitan kepada atlet-atlet archery lain. Kemudian ia dan Mingyu beranjak pergi.

"Kita makan dimana Mingyu-ya?" tanya Tzuyu menatap bahagia kekasihnya itu yang terlihat sangat sexy saat mengemudi dengan satu tangan karena satu tangannya lagi menggenggam erat tangan Tzuyu dan sesekali menciumnya.

Mingyu melirik Tzuyu sekilas sambil tersenyum, "Di rumah ku. Eomma bilang sangat merindukanmu, jadi dia memasakkan banyak makanan untukmu."

Mata Tzuyu seketika berubah berbinar-binar, "Benarkah? Aku juga sangat merindukan eomma mu. Aku jadi tidak sabar untuk makan enak hari ini" ucapnya girang. Mingyu hanya terkekeh sambil tersenyum bahagia, ia fokus mengemudi. Tak sampai 15 menit, mereka pun tiba dirumah sederhana namun terlihat indah tersebut, rumah milik Mingyu itu benar-benar memancarkan kehangatan keluarga mereka. Mingyu turun dari mobil dan berjalan membukakan pintu untuk Tzuyu.

Saat menjajakkan kaki ditanah, Yeoja bertubuh jangkung itu langsung melingkarkan tangannya dilengan Mingyu. Keduanya saling menatap penuh cinta, kemudian melangkahkan kaki seirama memasuki pintu rumah tersebut.

Terlihat seorang yeoja cantik berkulit putih susu sedang asik memasak di dapur dengan elegan.

"Eomma..."

Hyesun menghentikan aktivitasnya lalu tersenyum lebar mendengar suara yeoja yang sangat ia rindukan. Bukan suara putranya yang memanggilnya dengan sebutan eomma tetapi suara kekasih tercinta dari putranya.

YOU [Mingyu and Tzuyu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang