Namja yang sedang menangis tersedu-sedu itu memukul-mukul dadanya karena merasa tersiksa. Setelah telinganya mendengar kalimat menyakitkan yang keluar dari mulut yeoja yang dicintainya ia benar-benar tak tahu lagi harus bagaimana. Rasa sakit didadanya semakin menjadi-jadi, napasnya semakin turun naik. Kondisinya juga menjadi semakin buruk karena terus menerus menangis. Namun Mingyu merasa ia tidak bisa pergi begitu saja setelah membuat Tzuyu terluka. Setidaknya ia harus bertahan sampai yeoja itu sedikit pulih agat dirinya bisa pergi dengan tenang. Diusapnya air mata dipipi untuk menghentikan tangisannya dan mengusap sekilas keringat yang membasahi wajahnya. Dengan sekuat tenaga ia merangkak kearah meja yang berada disamping kasurnya. Tangannya berusaha meraih botol obat yang berada di dalam laci yang merupakan makanan pokoknya sehari-hari. Tangan Mingyu bergetar membuka botol tersebut dan langsung menelan tiga macam obat yang dapat menghilangkan rasa sakit di dadanya. Semenjak operasi terakhir, dosis yang ada diobat Mingyu ditingkatkan oleh dokter karena obat sebelumnya sudah tidak mempan lagi untuk penyakit Mingyu.
Mingyu langsung menyandarkan tubuhnya di tiang besi kasurnya sambil memejamkan kedua matanya meringis kesakitan. Ia juga berusaha mengatur napasnya yang masih tersengkal. Perlahan rasa sakit di dadanya mulai berkurang dan napasnya mulai kembali normal. Namun, keringatnya masih terus bercucuran. Diusapnya kembali air mata yang terus keluar dari sudut matanya meskipun matanya tertutup. Berusaha menenangkan dirinya demi kebaikan jantungnya.
Tiba-tiba seorang yeoja paruh baya masuk ke dalam ruangan tempatnya dirawat. Mata yeoja itu membelalak sempurna ketika melihat putra semata wayangnya terduduk lemas dibawah kasur. Dengan cepat ia berlari menghampiri Mingyu panik.
"Mingyu-ya!!! Gwencanha?" Ditopangnya tubuh jangkung namja yang terlihat kesakitan itu naik ke atas kasur. Dengan sigap ia menyelimuti tubuh Mingyu yang sedingin es.
"Apakah dadamu terasa sangat sakit? Haruskah eomma memanggil dokter Minwoo kemari?" Tanya yeoja paruh baya yang merupakan eommanya Mingyu itu khawatir.
Mingyu menggeleng pelan, "Gwencanha eomma.. rasa sakitnya sudah berkurang.." Jawabnya lemas dengan mata sayup. Ia tiba-tiba menjadi ngantuk karena efek dari obat yang diminumnya.
Yeoja bernama Hyesun itu dengan raut wajah sedih mengelus-elus lembut rambut Mingyu. Ia juga mengusap keringat yang bercucuran diwajah putranya tersebut. "Kau istirahat saja Mingyu-ya.." Ucapnya penuh kasih sayang.
"Eoh.. eomma bisa pergi... Bukannya tadi eomma bilang ada urusan penting."
"Bagaimana bisa eomma pergi kalau kau kesakitan seperti ini?" Desis Hyesun frustasi. Sebenarnya setelah menemui dokter tadi Hyesun ingin pulang kerumah untuk mengambil beberapa pakaian. Karena besok pagi ia dan suaminya akan pergi ke rumah sakit lain untuk bertemu dengan orang tua dari seorang namja yang ingin menyumbangkan jantungnya pada Mingyu. Wali calon pendonor tersebut mendadak ragu menyumbangkan jantung putra mereka yang sedang sekarat, jadi Hyesun dan Jaehyun ingin menemui mereka berusaha meyakinkan kembali. Mereka akan melakukan berbagai cara mendapatkan donor jantung untuk Mingyu.
"Gwencanha.. eomma.. dadaku sudah tidak terasa sakit lagi.. tak usah mengkhawatirkanku.."
"Tapi tidak ada yang menjagamu disini.. ottoke?"
Mingyu tersenyum lesu, "Memangnya aku anak kecil.. eomma tak perlu khawatir aku hanya akan tidur setelah ini.." Ucapnya meyakinkan eommanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU [Mingyu and Tzuyu]
FanfictionSegalanya tentangmu adalah dunia untukku. Kamu cinta pertama dan mungkin akan menjadi yang terakhir bagiku. ~Mingyu~ Main cast : •Chou Tzuyu (twice) •Kim Mingyu (seventeen) •Shin Wonho (monstax) •Jeon Somi •Choi Seungcheol (scoups seventeen) •Minato...