Part 40

394 38 30
                                    

Seorang yeoja bertubuh jangkung dengan dress selutut itu berjalan menuruni anak tangga rumahnya dengan raut wajah datar. Dari tangga sudah terlihat sepasang suami istri sedang sarapan di ruang makan. Perlahan yeoja itu melangkah menghampiri mereka, raut wajah datarnya berganti menjadi senyuman manis. Lalu diberinya kecupan hangat satu persatu di pipi mereka yang merupakan kedua orang tuanya.

 Lalu diberinya kecupan hangat satu persatu di pipi mereka yang merupakan kedua orang tuanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ayo sarapan Tzuii..." Ujar Shinhye lembut seraya menyiapkan roti yang sudah dipanggang oleh ahjumma pengurus rumah.

Yeoja bernama Tzuyu itu menggelengkan kepala pelan, "Aku sedang tidak berselera makan eomma.." Jawabnya lesu.

Mendengar itu Jiyong menghentikan makannya dan menatap putri semata wayangnya dengan khawatir, "Setidaknya kau harus makan sayang... kau kan baru saja keluar dari rumah sakit. Eomma dan appa tidak ingin kau sakit seperti kemarin lagi..." Ucapnya lembut.

"Benar Tzuii.. tolong dengarkan eomma dan appa. Kalau kau sakit, hati kita sangat hancur..." Sahut Shinhye dengan raut wajah sedih.

"Eomma... appa... tenanglah.. aku janji tidak akan membuat kalian khawatir seperti kemarin lagi."

Jiyong menghela nafas, "Maka dari itu kau harus sarapan sayang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jiyong menghela nafas, "Maka dari itu kau harus sarapan sayang..." Ujarnya penuh kasih sayang seraya menggenggam tangan Tzuyu.

"Tapi appa... aku sudah telat, aku tidak bisa masuk kelas kalau harus sarapan dulu" Desis Tzuyu. Kalau dipikir-pikir sudah berapa kali ia tidak masuk kuliah karena masalah pribadi. Bisa-bisa nilainya semester ini menjadi berantakan. Ya meskipun hal itu tidak berpengaruh sedikitpun terhadap masa depannya, karena mau apapun hasil nilainya nanti, ia tetap pewaris satu-satunya perusahaan milik kedua orang tuanya. Bisa dibilang masa depan Tzuyu cerah dan sudah sangat terjamin.

Shinhye hanya bisa menggeleng pasrah karena ia tahu putrinya itu pasti hanya mencari alasan saja agar bisa menyiksa dirinya sendiri. Ia sangat mengenal anak semata wayangnya tersebut, setiap ada masalah pasti Tzuyu selalu tidak berselera makan dan tidak bersemangat melakukan aktivitasnya.

"Kalau begitu kau bawa saja bekal untuk sarapan sayang..." Ucap Jiyong membujuk putrinya tersebut sambil tersenyum manis, "Ahjumma.. tolong siapkan bekal untuk Tzuii sekarang.. dia sudah telat" Sambungnya menyuruh ahjumma pengurus rumah.

YOU [Mingyu and Tzuyu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang