Part 38

592 35 29
                                    

Hari semakin sore, namun yeoja berkulit kecoklatan itu hanya berdiam di dalam kamar tanpa ada cahaya sedikitpun menerangi kamar seakan tak ingin tahu keadaan dunia diluar sana. Kemarin yeoja bernama Tzuyu itu pulang kerumah dalam keadaan selamat meskipun hubungannya tak terselamatkan. Ia diantar oleh Sooyoung dan Seungjae yang kebetulan melihat kejadian menyedihkan yang dialaminya. Kini ia hanya berdiam diri diatas kasur kamarnya masih dalam keadaan menangis sambil memeluk bingkai foto dirinya bersama sang kekasih selama semalaman. Dirinya tak bisa tidur ataupun pergi kuliah karena suasana hati yang sedang tidak dalam keadaan baik. Matanya bengkak akibat tak ada henti mengeluarkan air yang berasal dari hatinya yang hancur.

Padahal waktu sudah menunjukkan pukul tiga sore hari. Namun Tzuyu masih tak mau keluar dari kamar sama sekali untuk sekedar makan. Ahjumma pengurus rumah pun sudah kehabisan cara untuk membujuknya. Panggilan dari orang tuanya yang sedang berada di luar negeri tak sekalipun ia angkat. Saat ini dipikiran Tzuyu hanya ada Mingyu seorang, tanpa mempedulikan dirinya sendiri ataupun lingkungan sekitar. Otaknya terus berputar memikirkan bagaimana bisa kebahagiaannya bersama Mingyu bisa secepat ini berakhir. Semakin ia pikirkan semakin pula ia berlarut dalam kesedihan. Semua masih tak masuk diakal sehat Tzuyu seberapa keras ia memikirkannya. Rasanya baru saja beberapa hari yang lalu mereka menghabiskan waktu bersama, berciuman mesra menatap penuh cinta, bahkan berpelukan dengan sangat erat bak sepasang kekasih yang tak mau kehilangan satu sama lain. Mengingat semua kenangan indah yang mereka lalui bersama dari awal pertemuan. Mengingat semua bentuk cinta tulus yang pernah Mingyu berikan padanya tanpa menuntut balasan yang setimpal. Sungguh tak menyangka kisah cinta romantis dihidupnya berubah menjadi kisah cinta menyedihkan dalam waktu sekejap.

Hati Tzuyu patah, sepatah-patahnya bahkan melebihi saat hubungannya dengan Seungcheol berakhir. Padahal ia sudah menganggap Mingyu sebagai namja terakhir dihidupnya dan mereka berdua akan bahagia sampai tua karena selama ini Tzuyu benar-benar merasakan ketulusan hati Mingyu padanya. Ia merasa bahwa namja itu berbeda dari namja lain. Cara Mingyu menggambarkan cinta tulus untuknya, ia sangat suka. Namun perlakuan Mingyu kemarin, sangat membuat Tzuyu tersakiti dan setiap kata yang diucapkan namja itu benar-benar masuk ke dalam hatinya bahkan terus terngiang-ngiang dikepala. Cintanya tetap dihancurkan sebanyak apapun namja itu mengatakan cinta padanya.

Berkali-kali Tzuyu memeriksa ponsel, terus menunggu sambil berharap ada notif masuk dari namja yang baru saja memutuskan hubungan dengannya secara sepihak. Berharap Mingyu berubah pikiran, karena mempertimbangkan perjuangan cintanya kepada Tzuyu selama ini dan menyesali perbuatannya. Namun nihil, yang terlihat hanya beberapa notif dari beberapa temannya yang menanyakan kabarnya dan ada pesan dari Myungsoo oppa, menyuruhnya untuk berkunjung ke tempat latihan memanah karena Tzuyu tak pernah kesana lagi setelah datang dengan Mingyu. Tak ada satupun pesan yang ia balas. Dirinya hanya butuh sebuah pesan singkat dari Mingyu. Berharap keadaan dapat kembali seperti semula. Berharap cinta Mingyu kembali untuknya. Harapannya besar. Dan tak ingin harapan tersebut ikut hancur seperti hatinya.

Tiba-tiba terdengar ketukan dipintu kamarnya. "Wae ahjumma?" Tanya Tzuyu dengan suara serak.

"Ahgassi ada seorang namja menunggu di depan rumah. Dia bilang mencari Tzuyu ahgassi dan sangat ingin bertemu" Ujar yeoja paruh baya yang bekerja dirumah Tzuyu. "Kalau ahgassi sedang tidak ingin bertemu orang, ahjumma akan menyuruhnya datang lain kali" Sambungnya ingin beranjak pergi ke lantai bawah.

Yeoja bermata sembab itu membelalak sempurna. Disekanya air mata yang mengalir dipipi seraya beranjak turun dari kasur untuk membuka pintu kamar dengan cepat.

"Apa itu Mingyu ahjumma?"

"Ahjumma tidak tahu namanya... yang jelas namja itu tinggi dan juga tampan" jelasnya.

Mendengar itu Tzuyu tersenyum lebar karena lega. Ia tahu Mingyu tak akan membuatnya sedih seperti ini karena namja itu sangat mencintainya. Jadi tidak akan semudah itu Mingyu meninggalkannya. Tzuyu langsung berlari menuruni anak tangga dengan tergesa-gesa. Ia berlari cepat seperti orang gila mengeluari rumahnya dan membuka pintu gerbang. Senyum terukir lebar meskipun mata sembab membuat senyum tersebut terlihat menyedihkan.

YOU [Mingyu and Tzuyu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang